Butuh Dana Jumbo, Terregra Asia Energy (TGRA) Kaji Opsi Rights Issue

Jumat, 25 Januari 2019 | 07:59 WIB
Butuh Dana Jumbo, Terregra Asia Energy (TGRA) Kaji Opsi Rights Issue
[]
Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Terregra Asia Energy Tbk (TGRA) membutuhkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 1 triliun pada tahun ini. Perusahaan listrik yang fokus pada energi baru terbarukan (EBT) tersebut akan memenuhi kebutuhan dana belanja modal dari pihak ketiga.

Beberapa alternatif pendanaan capex antara lain berupa medium term note (MTN) ​ pinjaman dan penerbitan saham baru alias rights issue. "Kemungkinan rights issue akan dilakukan pada awal kuartal II 2019," ujar Christin Soewito, Sekretaris Perusahaan PT Terregra Asia Energy Tbk kepada KONTAN, Rabu (23/1).

Selebihnya, Terregra belum bisa mengungkapkan detail rencana penghimpunan dana tersebut. Manajemen perusahaan ini masih membandingkan alternatif terbaik.

Alokasi belanja modal Terregra pada tahun ini naik dua kali lipat ketimbang anggaran tahun lalu yakni Rp 500 miliar. Itu pun tak terserap semua. Sepanjang tahun lalu, perusahaan berkode saham TGRA di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut menghabiskan capex sebesar Rp 200 miliar.

Adapun alokasi capex tahun ini sejalan dengan rencana ekspansi proyek setrum Terregra. Sekitar 70% capex untuk membiayai proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH). Adapun sisanya untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

Sejak tahun lalu, Terregra memulai konstruksi empat unit PLTMH. Adapun pembangunan proyek itu menjadi bagian dari cita-cita untuk mengoperasikan pembangkit listrik tenaga air dengan total kapasitas setrum 450 megawatt (mw) pada tahun 2023.

Mengintip situs resmi Terregra, ada delapan proyek PLTMH dan dua PLTA dengan kapasitas daya listrik berbeda. Tujuh PLTMH di Sumatra Utara dan satu di Bengkulu. Sementara kedua PLTA berada di Aceh.

Sementara rencana pengembangan proyek PLTS tak cuma di Indonesia, tapi juga Australia. Proyek PLTS Terregra di Negeri Kanguru ada empat dengan total kapasitas listrik 35 mw.

Pada semester pertama tahun ini, Terregra berharap bisa menyelesaikan pembangunan satu PLTS di Australia berkapasitas 5 mw. Sementara target penyelesaian pembangunan tiga PLTS lain pada semester II nanti.

Kontribusi 30%

Terregra sengaja menyasar Australia karena tingkat radiasi matahari yang bagus. Akibatnya, penyerapan energi sinar matahari lebih maksimal. "Selain itu, di Australia tidak terlalu banyak regulasi sehingga memudahkan dari sisi bisnis," kata Christin.

Lagi pula, pembangunan proyek PLTS juga membutuhkan waktu yang relatif cepat. Oleh karena itu, manajemen Terregra meyakini bisa segera menjual produksi listrik yang dihasilkan. Harapannya, empat PLTS di Australia bisa menyumbang 30% terhadap total pendapatan pada tahun 2019. Hanya, manajemen perusahaan itu tak sekaligus menyebutkan besaran target pendapatan pada tahun ini.

Sementara pengembangan PLTS di Indonesia berupa PLTS rooftop dengan menggunakan teknologi panel surya. Salah satu yang sudah mereka realisasikan di Bali. Proyek itu pesanan PT Bali Oceanic Magic. Namun kapasitas setrum PLTS rooftop kecil sehingga tidak cukup signifikan menyumbang pendapatan.

Informasi saja, sepanjang sembilan bulan tahun lalu Terregra mendekap empat pelanggan dengan nilai transaksi lebih dari 10% terhadap total pendapatan usaha senilai Rp 28,79 miliar. Keempatnya meliputi Everphoton Energy Co Pte Ltd, PT Contained Energy Indonesia, Siam SP Inter Trade Co Ltd, dan AP 999 Corporation Co Ltd.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

CEO Generali Indonesia Rebecca Tan: Misi Menjadi Teman Bagi Nasabah
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 11:29 WIB

CEO Generali Indonesia Rebecca Tan: Misi Menjadi Teman Bagi Nasabah

Melihat perjalanan karier Rebecca Tan di industri keuangan hingga menjadi Presiden Direktur Generali Indonesia

Terdorong Sentimen Kesepakatan AS-China, IHSG Menguat Dalam Sepekan
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:38 WIB

Terdorong Sentimen Kesepakatan AS-China, IHSG Menguat Dalam Sepekan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,94% pada Jumat (16/5). Dalam sepekan, IHSG mengakumulasi kenaikan 2,60%.​

Pembukaan Hutan untuk Ketahanan Pangan Bertahap
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:28 WIB

Pembukaan Hutan untuk Ketahanan Pangan Bertahap

Kementerian Kehutanan menegaskan rencana pembukaan 20,6 juta hektare (ha) lahan untuk proyek ketahanan pangan tidak akan dilakukan sekaligus

Kartu Prakerja Tunggu Peralihan ke Kemnaker
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:23 WIB

Kartu Prakerja Tunggu Peralihan ke Kemnaker

Pemerintah akan mengalihkan Program Kartu Prakerja ke Kementerian Ketenagkerjaan dari sebelumnya di bawah Kemko Perekonomian

Setoran PNBP SDA Juga Masih Rentan
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:03 WIB

Setoran PNBP SDA Juga Masih Rentan

PNBP SDA akan dipengaruhi oleh beberapa faktur, termasuk realisasi lifting migas dan pergerakan nilai tukar

Profit 27,7% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambleg (17 Mei 2025)
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:00 WIB

Profit 27,7% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambleg (17 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (17 Mei 2025) 1 gram Rp 1.871.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 27,7% jika menjual hari ini.

Belum Ada Insentif Baru untuk Dorong Konsumsi
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 08:50 WIB

Belum Ada Insentif Baru untuk Dorong Konsumsi

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai kondisi perekonomian domestik masih kuat

Bikin Resah, Daya Pungut Pajak Semakin Merosot
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 08:28 WIB

Bikin Resah, Daya Pungut Pajak Semakin Merosot

Angka tax buoyancy Indonesia pada tahun 2024 turun ke bawah 1 dan menjadi negatif pada kuartal I-2025

Mitra Angksa sejahtera (BAUT) Mengencangkan Pendapatan di Tahun Ini
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 08:00 WIB

Mitra Angksa sejahtera (BAUT) Mengencangkan Pendapatan di Tahun Ini

BAUT membidik pendapatan sebesar Rp 160,60 miliar di sepanjang tahun ini. Adapun tahun lalu BAUT membukukan pendapatan sebesar Rp 153,95 miliar.

Imbal Hasil Tinggi, Duit Asing Masuk Pasar Obligasi Indonesia
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 06:30 WIB

Imbal Hasil Tinggi, Duit Asing Masuk Pasar Obligasi Indonesia

Sejak awal tahun ini, asing melakukan aksi beli bersih atau net buy di pasar surat berharga negara (SBN) sebesar Rp 29,1 triliun di pasar SBN.

INDEKS BERITA

Terpopuler