Cahayaputra Asa Keramik (CAKK) Jadi Saham Paling Menguntungkan

Minggu, 24 Maret 2019 | 10:47 WIB
Cahayaputra Asa Keramik (CAKK) Jadi Saham Paling Menguntungkan
[]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan harga saham PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk (CAKK) cukup menarik untuk disimak. Sepanjang perdagangan periode 18 Maret-22 Maret 2019, produsen keramik itu berhasil memuncaki daftar top gainers di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pada periode tersebut, saham CAKK melonjak 106,33% dari Rp 158 per saham menjadi Rp 326 per saham. CAKK mengungguli saham PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY) dan PT Urban Jakarta Propertindo Tbk (URBN).

Kenaikan harga saham yang luar biasa membuat otoritas bursa beberapa kali menyemprit CAKK. Paling anyar, Jumat (22/3) BEI memasukkan saham dan waran CAKK ke daftar unusual market activity (UMA). 

BEI mewanti-wanti investor agar memperhatikan jawaban perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi bursa, mencermati kinerja perusahaan tercatat dan menyimak rencana corporate action yang belum mendapatkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

CAKK sejatinya belum genap enam bulan melantai di bursa. Pengusung merek Kaisar itu listing pada 31 Oktober 2018 dengan harga perdana Rp 168 per saham. Dus, jika dihitung sejak resmi diperdagangkan hingga 22 Maret 2019, saham CAKK sudah melejit 94,05%.

Lonjakan harga CAKK sendiri baru terjadi pada 2019. Sebab, sejak melantai hingga tutup tahun 2018, harga sahamnya terperosok 44,05%. Bahkan, pada hari perdagangan perdana saham CAKK melorot 25,6%.

Kinerja ciamik

Kenaikan harga CAKK terjadi seiring kinerja keuangannya yang kian ciamik. Berdasar dokumentasi pemberitaan KONTAN pada 9 November 2018, Juli Berliana, Direktur PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk menyuarakan harapan bisa meraup penjualan sekitar Rp 260 miliar pada 2018.

Pada Jumat, 15 Maret 2019 Juli kembali menyampaikan informasi penting. "Dari proyeksi penjualan kami di 2018 telah tercapai," katanya saat itu.

Sekitar sepekan kemudian, tepatnya Sabtu, 23 Maret 2019 hasil resmi kinerja keuangan CAKK dipublikasikan di Harian KONTAN. CAKK berhasil meraih pendapatan bersih sebesar Rp 274,48 miliar, naik 29,51%. Sementara laba bersihnya terbang 523,66% menjadi Rp 13,20 miliar.

Kinerja CAKK yang membaik tidak lepas dari efek kebijakan safeguard yang diundangkan pada 21 September 2018 dan berlaku efektif 21 hari kemudian. Hal itu termuat dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 119 Tahun 2018 tentang Pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan Terhadap Impor Produk Ubin Keramik. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menetapkan tindakan pengamanan itu berlaku selama tiga tahun. Pada tahun pertama bea masuk untuk ubin keramik ditetapkan sebesar 23% dan 21% untuk tahun kedua. Lalu pada tahun terakhir tarifnya 19% yang berakhir pada 11 Oktober 2021.

Nah, kebijakan ini dinilai mampu menekan serbuan produk keramik impor, terutama dari China. Dengan begitu, industri keramik lokal bisa bernapas lega.

Maklum, sebelum pemberlakuan PMK 119/2018, produsen keramik nasional amat terpuruk. Ini tercermin dari pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran selama empat tahun terakhir yang terpaksa dilakukan pabrikan. 

Asosiasi Aneka keramik Indonesia (Asaki) mencatat, pada 2014 jumlah pekerja di industri keramik mencapai 190.000. Pada 2018 sebelum beleid itu diberlakukan, jumlahnya menyusut menjadi 150.000.

Langkah pengamanan ini pula yang membuat produsen keramik, termasuk CAKK, pada 2019 kian bergairah. Dus, tidak heran jika manajemen CAKK percaya diri mematok pertumbuhan penjualan 10%-15% pada tahun ini.

Selain meraup berkah dari kekosongan yang ditinggalkan keramik impor, target kinerja ingin dicapai lewat strategi efisiensi. Saat ini sekitar 30% dari biaya produksi disedot untuk belanja energi, terutama gas. Nah, CAKK mengubah bahan bakar yang mereka gunakan untuk mengoperasikan spray dryer dari gas menjadi batubara.

Oh ya, faktor efisiensi pula yang menjadi salah satu alasan kenapa jumlah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Indonesia jauh lebih banyak ketimbang pembangkit listrik tenaga gas (PLTG).

Senjata berikutnya yang akan dikokang CAKK untuk memompa kinerjanya adalah melalui varian produk anyar. Saat ini keramik terbesar yang dijajakan oleh Cahayaputra Asa Keramik berukuran 50X50 sentimeter (cm). Nah, seiring datangnya mesin baru, tahun depan CAKK akan menjajal peruntungan di keramik berukuran 60X60 cm.

Belum ada penjelasan darimana sumber pendanaan untuk pembelian mesin anyar tersebut. Yang jelas, pada 23 April 2019 CAKK berencana menggelar RUPS Luar Biasa (RUPSLB). Salah satu agendanya adalah persetujuan pengambilan pinjaman bank atau supplier.

Berdasar perhitungan KONTAN, debt to equity ratio (DER) CAKK mengacu pada laporan keuangan 2018 sebesar 51,10%. Jauh lebih rendah ketimbang DER 2017 yang mencapai 132,68%. Hal ini berkat ekuitas yang melonjak 105,20% menjadi Rp 220,88 miliar. Serta total liabilitas yang menyusut 24,38% menjadi tinggal Rp 108,01 miliar.

Valuasi masih menarik

Meski punya kinerja yang yang baik, valuasi harga saham CAKK tidak bisa dibilang murah. Price to earning ratio (PER) di harga Rp 326 per saham mencapai 25,55 kali. 

Yang bisa menjadi catatan adalah PER CAKK saat ini jauh lebih baik ketimbang perhitungan berdasar data 2017 yang menembus 163 kali. Selain itu, jika dibanding dengan PER perusahaan sejenis, misalnya PT Arwana Citra Mulia Tbk (ARNA) yang 23,33 kali, tentu perbedaannya tak jauh-jauh amat.

Di sisi lain, price to book value (PBV) CAKK di harga Rp 326 per saham ada di level 1,78 kali. Jauh lebih bagus ketimbang PBV CAKK berdasar laporan keuangan 2017 yang ada di 3,66 kali. Juga, CAKK jelas lebih menarik ketimbang ARNA yang punya PBV 3,29 kali.

Bagaimana menurut Anda?

Bagikan

Berita Terbaru

Impor Beras Ilegal Kembali Terjadi, Kali ini di Batam
| Rabu, 26 November 2025 | 05:20 WIB

Impor Beras Ilegal Kembali Terjadi, Kali ini di Batam

Impor beras yang terjadi meski diklaim secara ilegal lantaran harganya yang jauh lebih murah ketimbang beras domestik.

Presiden Rehabilitasi Eks Petinggi ASDP
| Rabu, 26 November 2025 | 05:15 WIB

Presiden Rehabilitasi Eks Petinggi ASDP

Parlemen dan Kementerian Hukum sudah sarankan penggunaan hak rehabilitasi terhadap kasus korupsi akuisisi kapal oleh ASDP.

Bagi Hasil dan Tarif Menjadi Fokus
| Rabu, 26 November 2025 | 05:05 WIB

Bagi Hasil dan Tarif Menjadi Fokus

Pemerintah tengah menyusun beleid tentang pengemudi online dalam wujud Peraturan Presiden alias Perpres.

Jalan Terjal Masih Mengadang Bisnis Asuransi Kendaraan
| Rabu, 26 November 2025 | 04:55 WIB

Jalan Terjal Masih Mengadang Bisnis Asuransi Kendaraan

lini asuransi kendaraan berada dalam tekanan usai mencatatkan penurunan pendapatan premi sedalam 4% secara tahunan menjadi Rp 14,11 triliun

IHSG Turun dari Level Tertinggi, Intip Prediksi Untuk Hari Ini (26/11)
| Rabu, 26 November 2025 | 04:45 WIB

IHSG Turun dari Level Tertinggi, Intip Prediksi Untuk Hari Ini (26/11)

Simak analisis IHSG setelah terkoreksi dari rekor tertinggi. Peluang sideways di 8.470-8.570, didukung rupiah menguat & sinyal The Fed.

Multifinance Masih Hadapi Tingginya Risiko Kredit
| Rabu, 26 November 2025 | 04:15 WIB

Multifinance Masih Hadapi Tingginya Risiko Kredit

Strategi dalam menyusun pencadangan yang tepat menjadi perhatian demi menjaga portofolio kredit dan profitabilitas tetap terjaga. 

Ada 15 Saham Berpotensi Keluar Pemantauan Khusus Kriteria 1, Peluang atau Jebakan?
| Selasa, 25 November 2025 | 11:25 WIB

Ada 15 Saham Berpotensi Keluar Pemantauan Khusus Kriteria 1, Peluang atau Jebakan?

Investor mesti fokus pada emiten dengan narasi kuat lantaran saat berhasil keluar dari PPK peluang rebound muncul tetapi dibarengi risiko tinggi.

Mengupas Emiten Sektor Logistik Darat, Antara Tantangan, Peluang, dan Saham Pilihan
| Selasa, 25 November 2025 | 09:10 WIB

Mengupas Emiten Sektor Logistik Darat, Antara Tantangan, Peluang, dan Saham Pilihan

Prospek bisnis logistik darat didukung perkembangan ritel, e-commerce, dan infrastruktur. Namun, ada tantangan dari sisi pengelolaan biaya.

Menakar Peluang Cuan di Saham CBDK dari Sisi Teknikal dan Fundamental
| Selasa, 25 November 2025 | 08:41 WIB

Menakar Peluang Cuan di Saham CBDK dari Sisi Teknikal dan Fundamental

Kinerja keuangan PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) diperkirakan akan tetap tumbuh positif sepanjang tahun 2025.

Bos Djarum Dicekal Bikin Saham BBCA & TOWR Sempat Goyang: Saatnya Serok atau Cabut?
| Selasa, 25 November 2025 | 08:13 WIB

Bos Djarum Dicekal Bikin Saham BBCA & TOWR Sempat Goyang: Saatnya Serok atau Cabut?

Tekanan yang dialami saham BBCA mereda setelah pada Selasa (24/11) bank swasta tersebut mengumumkan pembagian dividen interim.

INDEKS BERITA