Cuma Naik Tipis, Harga Emas Masih Ada Di Jalur Penurunan Bulanan Terbesar

Kamis, 28 November 2019 | 23:14 WIB
Cuma Naik Tipis, Harga Emas Masih Ada Di Jalur Penurunan Bulanan Terbesar
[ILUSTRASI. Pramuniaga menunjukkan emas batangan untuk investasi di sebuah gerai emas di Malang, Jawa Timur, Jumat (7/12/2018).]
Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Harga emas hari ini diperdagangkan dalam kisaran sempit, lantaran investor mengukur dampak dukungan Amerika Serikat (AS) terhadap pengunjuk rasa Hong Kong terhadap negosiasi perdagangan dengan China.

Mengacu Bloomberg pukul 23.02. WIB, harga emas hari ini di pasar spot naik 0,06% menjadi US$ 1.455,25 per ons troi. Sedang harga emas berjangka AS naik 0,05% ke level US$ 1.461,50, dengan volume perdagangan lemah oleh liburan Thanksgiving.

Langkah Presiden Donald Trump menandatangani rancangan undang-undang(RUU) yang mendukung pengunjuk rasa Hong Kong membuat pasar ragu, apakah AS dan China bisa menyegel kesepakatan dagang.

Baca Juga: Hubungan AS & China kembali memanas, bagaimana prospek harga emas akhir tahun?

Trump menandatangani RUU yang mengharuskan Departemen Luar Negeri untuk menyatakan, setidaknya setiap tahun, Hong Kong mempertahankan otonomi yang cukup sebagai syarat untuk melakukan perdagangan dengan AS.

China jelas mengecam langkah itu dan mengatakan, akan mengambil langkah-langkah tegas.

"Tampaknya RUU tidak memberikan banyak dukungan untuk harga emas. Peluang yang sudah tipis dari perjanjian fase satu tampaknya tidak membaik," kata Analis Commerzbank Eugen Weinberg kepada Reuters.

Baca Juga: Keraguan Muncul Lagi, Harga Emas Hari Ini Mendaki Kembali

"Masih ada tekanan kuat pada harga emas. Tetap di atas US$ 1.450 dan tidak jatuh lebih rendah, cukup penting untuk emas. Jika pasar ekuitas terus berlanjut melemah, ada kemungkinan harga emas akan berada di bawah tekanan lebih," ujar dia.

Di pasar saham global, reli empat hari ke level tertinggi yang mendekati rekor terhenti ketika RUU AS yang mendukung pemrotes Hong Kong mengancam akan menggagalkan kesepakatan perdagangan sementara antara Washington dan Beijing.

Harga emas sudah tergelincir lebih dari 6% dari posisi tertinggi enam tahun terakhir pada September lalu, dan berada di jalur penurunan bulanan terbesar dalam tiga tahun belakangan.

Baca Juga: Harga emas Antam hari ini turun tipis menjadi Rp 744.000

Harga emas turun 0,5% di sesi terakhir di tengah data ekonomi yang optimistis dari Amerika Serikat. Pertumbuhan ekonomi negeri uak Sam sedikit meningkat di kuartal ketiga, klaim pengangguran mingguan turun, dan pesanan baru untuk barang-barang modal utama naik.

"Kekhawatiran pertumbuhan global sudah pasti mereda, tetapi tidak hilang," kata John Sharma, Ekonom National Australia Bank.

Meski begitu, Sharma bilang, harga emas berpotensi naik bahkan jika kesepakatan sementara tercapai. Sebab, masalah paling kompleks seperti kekayaan intelektual masuk dalam perjanjian.

Baca Juga: Harga Emas Hari Ini Turun Lagi, Siap Masuk Zona Bahaya?

Harga emas, yang dianggap sebagai penyimpan nilai yang aman selama ketidakpastian ekonomi atau politik, sudah naik lebih dari 13% tahun ini, terutama karena perselisihan tarif.

Bagikan

Berita Terbaru

Melihat Potensi Rebound Saham Blue Chip di Sisa Tahun 2025
| Minggu, 14 Desember 2025 | 17:29 WIB

Melihat Potensi Rebound Saham Blue Chip di Sisa Tahun 2025

Analis menyebut bahwa KLBF turut memiliki peluang rebound sebab sisi kinerja keuangan, pertumbuhan operating income dan net income masih positif.

Partisipasi Investor Milenial dan Gen Z di Pasar Saham Makin Semarak
| Minggu, 14 Desember 2025 | 10:04 WIB

Partisipasi Investor Milenial dan Gen Z di Pasar Saham Makin Semarak

Reli IHSG yang beberapa kali menembus rekor tertinggi, tak lepas dari meningkatnya aktivitas investor ritel, termasuk dari kelompok usia muda

Jantra Grupo (KAQI) Genjot Ekspansi Usai Raih Dana IPO
| Minggu, 14 Desember 2025 | 09:59 WIB

Jantra Grupo (KAQI) Genjot Ekspansi Usai Raih Dana IPO

Sebagian besar dana IPO terserap untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk pembangunan infrastruktur fisik. 

BEI Siapkan Pemberlakuan Periode Non Cancellation
| Minggu, 14 Desember 2025 | 09:43 WIB

BEI Siapkan Pemberlakuan Periode Non Cancellation

Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menerapkan periode non-cancellation pada sesi pra-pembukaan dan pra-penutupan mulai 15 Desember 2025

Berkah Kenaikan Trafik Data Telekomunikasi
| Minggu, 14 Desember 2025 | 09:39 WIB

Berkah Kenaikan Trafik Data Telekomunikasi

Meskipun trafik data naik, emiten sektor telekomunikasih masih dibayangi persaingan harga yang ketat

IHSG Pekan Ini Tembus Rekor Baru, Waspada Sentimen Global
| Minggu, 14 Desember 2025 | 06:00 WIB

IHSG Pekan Ini Tembus Rekor Baru, Waspada Sentimen Global

IHSG mengakumulasi kenaikan 0,32% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG menguat 22,33%.

Animo Investor Saham
| Minggu, 14 Desember 2025 | 05:50 WIB

Animo Investor Saham

​Kenaikan IHSG terdorong oleh peningkatan investor pasar modal di dalam negeri yang semakin melek berinvestasi saham.

Keandalan Menara MTEL Diuji Bencana Sumatera
| Minggu, 14 Desember 2025 | 05:35 WIB

Keandalan Menara MTEL Diuji Bencana Sumatera

Banjir dan longsor membuat layanan telekomunikasi di sejumlah wilayah Sumatera lumpuh. Dalam situasi ini, keandalan peru

Memutar Roda Bisnis yang Terhuyung di Pulau Andalas
| Minggu, 14 Desember 2025 | 05:10 WIB

Memutar Roda Bisnis yang Terhuyung di Pulau Andalas

Banjir dan longsor yang melanda Sumatera akhir November bukan hanya merenggut ratusan nyawa, tapi bikin meriang perdagangan.

 
Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:11 WIB

Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak

BI menargetkan volume transaksi QRIS tahun 2025 mencapai 15,37 miliar atau melonjak 146,4% secara tahunan dengan nilai Rp 1.486,8 triliun 

INDEKS BERITA

Terpopuler