Keraguan Muncul Lagi, Harga Emas Hari Ini Mendaki Kembali

Kamis, 28 November 2019 | 19:08 WIB
Keraguan Muncul Lagi, Harga Emas Hari Ini Mendaki Kembali
[ILUSTRASI. Petugas menunjukkan emas batangan di Butik Emas Logam Mulia Mall Ambasador, Jakarta, Senin (24/6/2019).]
Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Keraguan kembali muncul terhadap kesepakatan perdagangan Amerika Serikat (AS)-China. Alhasil, harga emas hari ini naik, seiring investor kembali mengoleksi logam safe-haven ini.

Langkah Presiden Donald Trump menandatangani rancangan undang-undang (RUU) yang mendukung pengunjuk rasa Hong Kong membuat pasar ragu, apakah AS dan China bisa menyegel kesepakatan dagang.

Mengacu Bloomberg pukul 18.58 WIB, harga emas spot naik 0,1% menjadi US$ 1.455,80 per ons troi. Sedang harga emas berjangka AS naik 0,1% ke level US$ 1.462,50.

Baca Juga: Harga emas diprediksi bakal berkilau setelah hubungan AS dan China kembali memanas

Trump menandatangani RUU yang mengharuskan Departemen Luar Negeri untuk menyatakan, setidaknya setiap tahun, Hong Kong mempertahankan otonomi yang cukup sebagai syarat untuk melakukan perdagangan dengan AS.

China jelas mengecam langkah itu dan mengatakan, akan mengambil langkah-langkah tegas terhadap AS.

"Dengan perkembangan terbaru dari penandatanganan RUU Hong Kong, ada keraguan bahwa akan ada kesepakatan, bahkan fase pertama," kata Jigar Trivedi, Commodities Analyst Anand Rathi yang berbasis di Mumbai.

Baca Juga: Harga emas Antam hari ini turun tipis menjadi Rp 744.000

"Meskipun mereka (AS dan China) sudah mengatakan, mereka akan menandatangani kesepakatan pada akhir tahun, mereka belum membicarakan tentang lokasi atau siapa yang akan pergi ke mana," ujar dia.

"Jadi, saya tidak berpikir, kesepakatan perdagangan akan ditandatangani dengan mudah dan harga emas akan naik," imbuh Trivedi kepada Reuters.

Bursa saham Asia jatuh, sementara yen sebagai safe-haven menguat terhadap dolar AS di tengah kekhawatiran perselisihan tarif yang berlarut-larut antara dua ekonomi terbesar dunia itu bisa menjadi lebih rumit.

Baca Juga: Donald Trump menyulut kemarahan China, harga emas langsung naik

Harga emas turun 0,5% di sesi terakhir, seiring data ekonomi yang optimistis dari AS. Pertumbuhan ekonomi negeri uak Sam sedikit meningkat di kuartal ketiga, klaim pengangguran mingguan turun, dan pesanan baru untuk barang-barang modal utama naik.

"Kekhawatiran pertumbuhan global sudah pasti mereda, tetapi tidak hilang," kata John Sharma, Ekonom National Australia Bank, kepada Reuters.

Meski begitu, Sharma bilang, harga emas berpotensi naik bahkan jika kesepakatan sementara tercapai. Sebab, masalah paling kompleks seperti kekayaan intelektual masuk dalam perjanjian dagang AS-China.

Baca Juga: Investor semakin tak tertarik terhadap emas, ini penyebab utamanya

Harga emas, yang dianggap sebagai penyimpan nilai yang aman selama ketidakpastian ekonomi atau politik, sudah naik lebih dari 13% tahun ini, terutama karena perselisihan tarif.

Bagikan

Berita Terbaru

Strategi Investasi David Sutyanto : Pilih Saham yang Rajin Membagi Dividen
| Sabtu, 08 November 2025 | 11:08 WIB

Strategi Investasi David Sutyanto : Pilih Saham yang Rajin Membagi Dividen

Ia melakukan averaging down ketika dirasa saham tersebut masih punya peluang untuk membagikan dividen yang besar.

Rupiah Sepekan Terakhir Tertekan Risk Off dan Penguatan USD
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:15 WIB

Rupiah Sepekan Terakhir Tertekan Risk Off dan Penguatan USD

Nilai tukar rupiah cenderung tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pekan ini, meski menguat tipis di akhir minggu.

Bidik Popok hingga Tisu Sebagai Barang Kena Cukai
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:07 WIB

Bidik Popok hingga Tisu Sebagai Barang Kena Cukai

Ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 70 Tahun 2025 yang baru diterbitkan Kementerian Keuangan

Mengingat Iklim
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:05 WIB

Mengingat Iklim

Pemerintah harusmulai ambil ancang-ancang meneruskan upaya mengejar target emisi nol bersih dan memitigasi perubahan iklim.

Phising, Ancaman Transaksi Digital
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:05 WIB

Phising, Ancaman Transaksi Digital

Teknologi yang canggih sekalipun tidak bisa melindungi masyarakat banyak jika kewaspadaan masih lemah.​

BI Rilis Instrumen Pasar Uang Anyar
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:01 WIB

BI Rilis Instrumen Pasar Uang Anyar

Jika tak ada aral melintang, instrumen baru BI bernama BI floating rate note (BI-FRN).bakal terbit pada 17 November 2025 mendatang.

Pertamina Geothermal Tbk (PGEO) Gali Potensi Panas Bumi Industri
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:00 WIB

Pertamina Geothermal Tbk (PGEO) Gali Potensi Panas Bumi Industri

Kupas strategi dan upaya bisnis PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menjadi perusahaan energi bersih 

Kelas Menengah Juga Butuh Stimulus
| Sabtu, 08 November 2025 | 06:52 WIB

Kelas Menengah Juga Butuh Stimulus

Stimulus ekonomi yang telah digelontorkan pemerintah, dinilai belum cukup mendongrak perekonomian dalam negeri

Superbank Dikabarkan Bidik Dana IPO Rp 5,3 Triliun
| Sabtu, 08 November 2025 | 06:50 WIB

Superbank Dikabarkan Bidik Dana IPO Rp 5,3 Triliun

Rumor terkait rencana penawaran umum perdana alias initial public offering (IPO) Super Bank Indonesia (Superbank) semakin menguat. ​

Masih Bisa Tekor Setelah Melesat di Oktober
| Sabtu, 08 November 2025 | 06:39 WIB

Masih Bisa Tekor Setelah Melesat di Oktober

Bank Indonesia mencatat posisi cadangan devisa akhir Oktober sebesar US$ 149,9 miliar               

INDEKS BERITA

Terpopuler