Dana Asing Masih Masuk, Posisi Investasi Internasional Catat Kewajiban Neto

Jumat, 09 April 2021 | 16:27 WIB
Dana Asing Masih Masuk, Posisi Investasi Internasional Catat Kewajiban Neto
[ILUSTRASI. Infografik: Posisi Investasi Internasional Indonesia per akhir 2020]
Reporter: Thomas Hadiwinata | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Arus masuk modal asing ke Indonesia per akhir kuartal keempat lebih deras dibandingkan kuartal sebelumnya. Dalam catatan Bank Indonesia (BI), Posisi Investasi Internasional (PII)  Indonesia di akhir triwulan keempat yang memperlihatkan kewajiban neto sebesar US$ 281,2 miliar, dibandingkan dengan kewajiban neto senilai US$ 260 miliar di akhir kuartal ketiga 2020. 

Peningkatan kewajiban neto tersebut sejalan dengan peningkatan posisi kewajiban finansial luar negeri (KFLN) yang lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan posisi aset finansial luar negeri (AFLN). Menurut BI, situasi ini mencerminkan semakin derasnya aliran modal asing yang masuk ke dalam Indonesia.

Baca Juga: Kurs Rupiah Ditopang IMF

Risiko ketidakpastian di pasar keuangan global yang mereda disebut Bank Indonesia (BI) sebagai pemicu aliran masuk modal asing ke investasi portofolio di pasar domestik. Dana asing juga mengalir masuk dalam bentuk investasi langsung.

Per akhir kuartal keempat tahun lalu, KFLN Indonesia tercatat sebesar US$ 685,5 miliar, meningkat 5,2% dari kuartal sebelumnya, yaitu US$ 651,6 miliar. Peningkatan KFLN itu terjadi seiring dengan kenaikan kepemilikan investasi asing di surat utang pemerintah dan arus masuk investasi langsung dalam bentuk ekuitas.

Penyebab lain yang mengangkat posisi KFLN adalah revaluasi positif atas nilai aset finansial domestik berdenominasi rupiah, seiring dengan perbaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan penguatan rupiah terhadap dollar AS.

Baca Juga: Pergerakan rupiah di akhir pekan menanti pidato Jerome Powell

Di sisi lain, AFLN juga mengalami peningkatan karena transaksi aset investasi lain dan investasi langsung. Nilai AFLN per akhir triwulan keempat sebesar US$ 404,3 miliar, naik 3,3% dari posisi di akhir kuartal sebelumnya. 

Jika dibandingkan dengan akhir tahun sebelumnya, PII Indonesia memperlihatkan penurunan kewajiban neto. Per akhir tahun 2020, kewajiban neto PII senilai US$ 281,2 miliar, lebih rendah daripada posisi di akhir tahun sebelumnya, yaitu US$ 337,9 miliar. 

BI menilai perkembangan PII Indonesia, baik per triwulanan maupun per tahunan, tetap terjaga. Ini tercermin dari rasio PII Indonesia terhadap PDB yang stabil. 

Rasio kewajiban neto terhadap PDB per akhir triwulan keempat tahun lalu sebesar 26,5%, dibandingkan dengan 24,3% per akhir kuartal ketiga. Sedang rasio kewajiban neto terhadap PDB per akhir 2019 sebesar 30,2%.

Rasio PII terhadap PDB juga dinilai aman karena struktur kewajiban PII Indonesia didominasi oleh instrumen berjangka panjang, demikian pernyataan BI.

Selanjutnya: Penyebab cadangan devisa RI turun US$ 1,7 miliar pada Maret 2021

 

Bagikan

Berita Terbaru

Bidik Proyek MBG, Produsen Susu Asal Malaysia Siap Bertarung dengan Pemain Lokal
| Rabu, 26 November 2025 | 17:36 WIB

Bidik Proyek MBG, Produsen Susu Asal Malaysia Siap Bertarung dengan Pemain Lokal

Farm Fresh Bhd. bakal mendirikan pertanian seluas 230 ha di Bandung dan sedang mencari kemitraan untuk membangun distribusi lokal.

Kinerja BBTN Sesuai Target, Laba Bersih Mencapai Rp 2,50 Triliun per Oktober 2025
| Rabu, 26 November 2025 | 15:45 WIB

Kinerja BBTN Sesuai Target, Laba Bersih Mencapai Rp 2,50 Triliun per Oktober 2025

Laba bersih BTN naik 13,72% jadi Rp 2,50 triliun per Oktober 2025, didukung kredit dan DPK. Analis proyeksikan laba Rp 3,30 triliun di 2025.

Sempat Dikoleksi Asing, Saham SMGR Mulai Terkoreksi di Tengah Pemulihan Kinerja
| Rabu, 26 November 2025 | 08:59 WIB

Sempat Dikoleksi Asing, Saham SMGR Mulai Terkoreksi di Tengah Pemulihan Kinerja

SMGR sudah pulih, terutama pada kuartal III-2025 terlihat dari pencapaian laba bersih setelah pada kuartal II-2025 perusahaan masih merugi.

KRIS dan Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Bikin Prospek Emiten Rumah Sakit Makin Solid
| Rabu, 26 November 2025 | 08:53 WIB

KRIS dan Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Bikin Prospek Emiten Rumah Sakit Makin Solid

Simak analisis prospek saham rumah sakit HEAL, SILO, dan MIKA) tahun 2026 yang berpotensi disulut kenaikan iuran BPJS dan implementasi KRIS.

Setelah Cetak Rekor & Koreksi, Arah IHSG Menanti Data Penting dari Indonesia dan AS
| Rabu, 26 November 2025 | 08:45 WIB

Setelah Cetak Rekor & Koreksi, Arah IHSG Menanti Data Penting dari Indonesia dan AS

Pelaku pasar juga menunggu rilis sejumlah data makroekonomi penting seperti indeks harga produsen, penjualan ritel dan produksi industri AS.

Tunggu Lima Tahun, Eks Pegawai Jadi Konsultan Pajak
| Rabu, 26 November 2025 | 08:22 WIB

Tunggu Lima Tahun, Eks Pegawai Jadi Konsultan Pajak

Dirjen Pajak Bimo Wijayanto mengungkapkan rencananya untuk memperketat syarat bagi mantan pegawai pajak untuk menjadi konsultan pajak

Bea Cukai Bakal Pangkas Kuota Kawasan Berikat
| Rabu, 26 November 2025 | 08:17 WIB

Bea Cukai Bakal Pangkas Kuota Kawasan Berikat

Ditjen Bea dan Cukai bakal memangkas kuota hasil produksi kawasan berikat yang didistribusikan ke pasar domestik

Akhir November, Belanja Masyarakat Naik
| Rabu, 26 November 2025 | 08:10 WIB

Akhir November, Belanja Masyarakat Naik

Mandiri Spending Index (MSI) per 16 November 2025, yang naik 1,5% dibanding minggu sebelumnya ke level 312,8

PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) Kejar Target Home Passed Via Akuisisi LINK
| Rabu, 26 November 2025 | 07:53 WIB

PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) Kejar Target Home Passed Via Akuisisi LINK

Keberhasilan Akuisisi LINK dan peluncuran FWA IRA jadi kunci pertumbuhan bisnis PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI).

Wajib Pajak Masih Nakal, Kebocoran Menganga
| Rabu, 26 November 2025 | 07:51 WIB

Wajib Pajak Masih Nakal, Kebocoran Menganga

Ditjen Pajak menemukan dugaan praktik underinvoicing yang dilakukan 463 wajib pajak                 

INDEKS BERITA

Terpopuler