Dicemaskan Investor dan Kreditur Sedunia, Evergrande Masih Optimistis Mampu Bangkit

Selasa, 21 September 2021 | 14:12 WIB
Dicemaskan Investor dan Kreditur Sedunia, Evergrande Masih Optimistis Mampu Bangkit
[ILUSTRASI. Logo China Evergrande Centre terlihat di sebuah gedung di Hong Kong, China. 25 Agustus 2021. REUTERS/Tyrone Siu]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Di saat investor sedunia mencemaskan kemampuannya membayar utang, Evergrande Group optimistis mampu keluar dari momen tergelapnya. Demikian inti surat dari pimpinan kelompok usaha asal China itu ke para stafnya, Selasa (21/9). 

Dalam surat yang bertepatan dengan perayaan festival pertengahan musim gugur China, Hui Ka Yuan, menyatakan penghargaan atas kerja keras karyawan. Ia mengatakan Evergrande akan memberikan proyek properti seperti yang dijanjikan, memenuhi tanggung jawab kepada pembeli properti, investor, mitra, dan lembaga keuangan.

Pengembang terbesar kedua di negara itu, yang dibebani dengan kewajiban lebih dari US$ 300 miliar, atau setara dengan 2% dari produk domestik bruto (PDB) China, saat ini terdesak untuk mengumpulkan dana untuk  melunasi utang dan pinjaman, agar tidak terjerumus ke krisis.

Baca Juga: Kejatuhan Evergrande tekan pasar keuangan, investor cari pertanda intervensi Beijing

“Saya sangat yakin bahwa dengan upaya bersama dan kerja keras Anda, Evergrande akan keluar dari momen tergelapnya, melanjutkan konstruksi skala penuh sesegera mungkin dan mencapai target penting untuk memberikan proyek properti seperti yang dijanjikan,” kata Hui. Namun ia tidak menjelaskan bagaimana perusahaan dapat mencapai tujuan tersebut.

Saham Evergrande yang tercatat di bursa Hong Kong terakhir diperdagangkan, pada pukul 10.18 WIB melemah 3% menjadi HK$ 2,21 per saham. Sepanjang tahun ini, harga saham Evergrande telah anjlok 84%. 

Keraguan atas kemampuan Evergrande melunasi utangnya telah menyebarkan gejolak di berbagai pasar keuangan di dunia. Investor mencemaskan, kegagalan itu akan berbuntut panjang bagi ekonomi dunia .

Saat ini, pasar keuangan masih menduga apa yang akan dilakukan China, apabila Evergrande kesulitan melunasi utangnya. Ada pelaku pasar keuangan yang memperkirakan China akan melakukan bailout, sedangkan yang lain menduga China bakal lepas tangan.

Lembaga pemeringkat S&P Global Ratings termasuk yang memperkirakan China tidak melakukan bailout. 

“Kami percaya Beijing hanya akan terdorong untuk turun tangan, jika ada penularan yang lebih luas, yang mengakibatkan beberapa pengembang besar gagal dan menimbulkan risiko sistemik bagi perekonomian,” demikian penilaian lembaga pemeringkat itu dalam catatan tertanggal 20 September.

Dalam prediksi S&P, jika hanya Evergrande yang mengalami kegagalan, skenario seperti tersebut sebelumnya, tidak akan muncul.

Baca Juga: Evergrande punya utang ke 128 bank, ini bank yang punya eksposure tertinggi

Sedangkan Ing Bank memperkirakan hal yang sebaliknya. Bank asal Belanda itu menduga Beijing akan mengirimkan tim untuk membantu restrukturisasi Evergrande, paling tidak dalam mengakses sumber dana. Namun besar kemungkinan Evergrande diharuskan melepas sebagian bisnisnya ke pihak ketiga, yang kemungkinan adalah perusahaan milik negara, demikian pernyataan Ing, Selasa (21/9).

“Spin-off bisnis non-inti, misalnya yang bukan bisnis tipe real estate residensial, mungkin akan dilakukan terlebih dahulu. Setelah itu bisa datang penjualan stakes yang menjadi core bisnis Evergrande,” ujar Iris Pang, Kepala Ekonom ING, Greater China, dalam sebuah catatan.

“Namun, kami tidak berpikir bahwa Evergrande akan dibeli oleh BUMN dan menjadi BUMN itu sendiri.”

Selanjutnya: Sebut Ada Permintaan, Regulator Malaysia Siapkan Aturan Pemanfaatan SPAC

 

Bagikan

Berita Terbaru

Bumi Citra Permai (BCIP) Bidik Cuan Bisnis Kaveling Industri
| Sabtu, 23 November 2024 | 10:38 WIB

Bumi Citra Permai (BCIP) Bidik Cuan Bisnis Kaveling Industri

PT Bumi Citra Permai Tbk bersiap menggenjot bisnis dengan menyediakan lebih banyak kaveling industri dan pergudangan. 

Sampai Akhir September 2024, Laba Bersih Summarecon Agung (SMRA) Melejit 43%
| Sabtu, 23 November 2024 | 07:19 WIB

Sampai Akhir September 2024, Laba Bersih Summarecon Agung (SMRA) Melejit 43%

Pertumbuhan laba bersih SMRA itu didongkrak melejitnya pendapatan di periode Januari-September 2024.

Pendapatan dan Laba Harita Nickel (NCKL) Melesat di Kuartal III-2024
| Sabtu, 23 November 2024 | 07:11 WIB

Pendapatan dan Laba Harita Nickel (NCKL) Melesat di Kuartal III-2024

Pendapatan dan laba bersih PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) alias Harita Nickel kompak naik di sembilan bulan 2024. 

Menguat Dalam Sepekan, IHSG Ditopang Optimisme Pasar
| Sabtu, 23 November 2024 | 07:01 WIB

Menguat Dalam Sepekan, IHSG Ditopang Optimisme Pasar

Dalam sepekan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakumulasi penguatan 0,48%. Jumat (22/11), IHSG ditutup naik 0,77% ke level 7.195,56 

Insentif Pajak Lanjutan, Harapan Emiten Kendaraan Listrik
| Sabtu, 23 November 2024 | 06:54 WIB

Insentif Pajak Lanjutan, Harapan Emiten Kendaraan Listrik

Menakar efek insentif pajak lanjutan PPnBM DTP dan PPN DTP terhadap prospek kinerja emiten kendaraan listrik​.

Timah (TINS) Memacu Produksi Bijih Timah
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:45 WIB

Timah (TINS) Memacu Produksi Bijih Timah

TINS berhasil memproduksi bijih timah sebesar 15.189 ton hingga kuartal III-2024 atau naik 36% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Total Bangun Persada (TOTL) Menembus Target Kontrak Baru
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:40 WIB

Total Bangun Persada (TOTL) Menembus Target Kontrak Baru

TOTL menerima nilai kontrak baru senilai Rp4,4 triliun per Oktober 2024. Perolehan ini melampaui target awal TOTL sebesar Rp 3,5 triliun.

Mobil Baru Siap Meluncur Menjelang Akhir Tahun
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:30 WIB

Mobil Baru Siap Meluncur Menjelang Akhir Tahun

Keberadaan pameran otomotif diharapkan mampu mendorong penjualan mobil baru menjelang akhir tahun ini.

Lion Air Group Mendominasi Pasar Penerbangan di Indonesia
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:25 WIB

Lion Air Group Mendominasi Pasar Penerbangan di Indonesia

Menurut INACA, Lion Air Group menguasai 62% pasar penerbangan domestik di Indonesia, khususunya segmen LCC.

Produk Terstruktur BEI Sepi Peminat
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:20 WIB

Produk Terstruktur BEI Sepi Peminat

Masalah likuiditas membuat produk terstruktur kurang diminati. Berdasarkan data KSEI, AUM ETF sebesar Rp 14,46 triliun hingga Oktober 2024.

INDEKS BERITA

Terpopuler