Dikabarkan Segera Diakuisisi EXCL, Kinerja Keuangan Link Net Malah Kurang Memuaskan

Senin, 29 November 2021 | 14:44 WIB
Dikabarkan Segera Diakuisisi EXCL, Kinerja Keuangan Link Net Malah Kurang Memuaskan
[ILUSTRASI. Model berpose dekat layar digital dengan logo First Media di Jakarta, Selasa (10/2/2015). Laba bersih PT Link Tbk per 30 September 2021 turun tipis 1,71 persen (yoy) menjadi Rp 686,95 miliar. KONTAN/Cheppy A. Muchlis]
Reporter: Dityasa H. Forddanta, Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah kabar bakal dijual Group Lippo ke  PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Link Net Tbk (LINK) merilis kinerja keuangannya, Senin (29/11).

Sayangnya, Link Net yang merupakan penyedia layanan internet broadband dan tivi kabel, itu tidak menunjukkan kinerja yang cemerlang. 

Per 30 September 2021, pendapatan Link Net memang berhasil tumbuh 9,76 persen year on year (yoy) menjadi Rp 3,24 triliun.

Pendapatan LINK dikontribusi dari bisnis jasa broadband internet dan jaringan serta langganan televisi kabel, dengan porsi sumbangan yang hampir setara.

Bisnis jasa broadband internet dan jaringan menyumbang sekitar Rp 1,52 triliun ke pendapatan LINK Sementara dari langganan tivi kabel, LINK memperoleh pendapatan sekitar Rp 1,55 triliun.

Dus, Link Net masih mampu membukukan kenaikan laba usaha 4,20 persen (yoy) menjadi Rp 1,03 triliun.

 

 

Namun, laba bersih Link Net malah turun tipis 1,71 persen (yoy) menjadi Rp 686,95 miliar.

Penyebabnya, beban keuangan LINK melonjak 43,05 persen (yoy) menjadi Rp 145,23 miliar. Beban pajak penghasilan juga mengalami kenaikan 4,18 persen menjadi Rp 203,36 miliar.

Sebelumnya KONTAN memperoleh informasi, EXCL dan LINK bakal menandatangani conditional sales purchase agreement (CSPA) atas transaksi tersebut di awal Desember.

"LINK akan dijual senilai Rp 15 triliun," terang sumber KONTAN yang mengetahui rencana ini.

Baca Juga: Soal HYPN Tuntas, Siu Cen Meminta Maaf Kepada Hyppe Teknologi Indonesia

Penandatanganan ini merupakan kelanjutan atas penandatanganan term sheet rencana akuisisi yang dilakukan kedua pihak pada 30 Juli lalu. 

Pada periode tersebut, EXCL meneken term sheet atas akuisisi 1,82 miliar saham atau setara 66,03% modal ditempatkan dan disetor dalam LINK.

Adapun pihak penjual LINK adalah Asia Link Dewa Pte.ltd dan PT First Media Tbk (KBLV). 

Adapun kepemilikan KBLV atas LINK sebesar 27,9%. Sedang CVC Capital melalui Asia Link Dewa menguasai 35,55% saham LINK.

"Setelah dijual, Grup Lippo melalui KBLV akan mendapatkan dana segar sekitar Rp 4,2 triliun," imbuh sumber tersebut.

Baca Juga: Saham-Saham Ini Dipoles Sentimen Masuk ke Indeks MSCI

KONTAN telah menghubungi Direktur Utama LINK, Marlo Budiman terkait hal tersebut. Namun, ia belum memberikan komentar.

Sebelumnya, manajemen EXCL mengungkapkan tujuan akuisisi LINK adalah untuk pengembangan usaha dan memperluas jaringan usaha serta untuk memperkuat posisi bisnis XL dan Axiata di bidang penyediaan jasa telekomunikasi. 

Jika transaksi rampung, EXCL akan menjadi pengendali baru LINK. Perubahan pengendali ini membuat EXCL wajib melakukan tender wajib.

Bagikan

Berita Terbaru

IHSG Tembus 6.722 Hari Ini (28/4), Saham PTRO yang Melambung Masuk Top Leaders
| Senin, 28 April 2025 | 18:34 WIB

IHSG Tembus 6.722 Hari Ini (28/4), Saham PTRO yang Melambung Masuk Top Leaders

Senin (28/4), IHSG naik 0,66% atau 44,05 poin ke 6.722,97 pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Harga Bitcoin Naik 3,01%, Tren Pertumbuhan Masih Akan Berlanjut
| Senin, 28 April 2025 | 17:49 WIB

Harga Bitcoin Naik 3,01%, Tren Pertumbuhan Masih Akan Berlanjut

Pergerakan pasar kripto akan menunjukkan perbaikan signifikan di pertengahan tahun ini, karena mulai pulihnya stabilitas makro ekonomi global.

Mengupas Kinerja dan Valuasi Cipta Sarana Medika (DKHH) yang Hendak IPO
| Senin, 28 April 2025 | 12:46 WIB

Mengupas Kinerja dan Valuasi Cipta Sarana Medika (DKHH) yang Hendak IPO

DKHH bakal memperoleh dana segar dari aksi IPO antara Rp 53 miliar - Rp 69,96 miliar, yang akan dipakai untuk ekspansi dan modal kerja.

Banyak Risiko Pendanaan Koperasi Desa Merah Putih
| Senin, 28 April 2025 | 11:11 WIB

Banyak Risiko Pendanaan Koperasi Desa Merah Putih

Tiga skema pendanaan yang tengah dikaji, yaitu pendanaan dari dana publik (public fund), pinjaman melalui Himbara dan  transfer ke daerah.​

Risiko Pelebaran CAD hingga Pelemahan Rupiah
| Senin, 28 April 2025 | 10:48 WIB

Risiko Pelebaran CAD hingga Pelemahan Rupiah

Current account deficit (CAD) kuartal II-2025 diperkirakan melebar akibat pembayaran dividen ke luar negeri

Profit 36,43% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melemah (28 April 2025)
| Senin, 28 April 2025 | 08:39 WIB

Profit 36,43% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melemah (28 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (28 April 2025) 1 gram Rp 1.960.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 36,43% jika menjual hari ini.

Saham BMRI Jadi Top Leaders IHSG Pekan Lalu, Investor Institusi Asing Banyak Borong
| Senin, 28 April 2025 | 08:16 WIB

Saham BMRI Jadi Top Leaders IHSG Pekan Lalu, Investor Institusi Asing Banyak Borong

Bloomberg mencatat mayoritas analis dari 32 sekuritas memberikan rating beli saham BMRI dengan target harga 5.700-7.750 per saham.

IHSG Rawan Koreksi Memasuki Bulan Mei, Ketidakpastian Masih Menghantui
| Senin, 28 April 2025 | 08:03 WIB

IHSG Rawan Koreksi Memasuki Bulan Mei, Ketidakpastian Masih Menghantui

Sepanjang pekan lalu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbuh paling tinggi dibanding indeks-indeks saham di kawasan ASEAN

United Tractors (UNTR) Menggeber Strategi Diversifikasi
| Senin, 28 April 2025 | 07:40 WIB

United Tractors (UNTR) Menggeber Strategi Diversifikasi

Pada tahun ini, PT United Tractors Tbk (UNTR) membidik akuisisi tambang mineral baru. Tujuannya untuk menggenjot kinerja bisnis non-batubara.

Logam Dasar Tak Punya Katalis Pendongkrak Harga
| Senin, 28 April 2025 | 07:02 WIB

Logam Dasar Tak Punya Katalis Pendongkrak Harga

Harga komoditas logam dasar seperti aluminium dan nikel masih disetir sentimen perang dagang yang dipicu Amerika Serikat (AS).

INDEKS BERITA

Terpopuler