Disokong Anak Usaha, Laba Bersih INDF Melesat Hingga 30%

Kamis, 01 Agustus 2019 | 06:38 WIB
Disokong Anak Usaha, Laba Bersih INDF Melesat Hingga 30%
[]
Reporter: Aloysius Brama | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) sukses membukukan laba bersih moncer sepanjang semester pertama tahun ini. Selain dari kinerja operasional, laba bersih meroket berkat berkurangnya beban keuangan perusahaan ini.

Penjualan bersih perusahaan ini juga masih positif, meski tidak naik signifikan. Emiten yang dulu kala dirintis oleh taipan gaek Sudono Salim ini mampu menekan beban pokok sehingga pertumbuhannya tak melebihi penjualan perusahaan. Alhasil, laba kotor INDF bisa tumbuh dua digit, capai 30%.

Baca Juga: Harga CPO diramal menguat di kuartal ketiga

Laba INDF kian moncer setelah perusahaan ini meraup laba selisih kurs dari aktivitas pendanaan Rp 228,89 miliar. Padahal, pos keuangan ini di semester pertama tahun lalu nihil. Sehingga, jika ditotal dengan penghasilan bunga, penghasilan keuangan INDF melesat 68% jadi Rp 461,69 miliar, dari sebelumnya hanya Rp 274,53 miliar.

Beban keuangan INDF juga terpangkas 21% menjadi Rp 882,16 miliar. Ini setelah INDF tak lagi mencatat rugi selisih nilai tukar dari sebelumnya mencapai Rp 424,54 miliar.

Anthoni Salim, Direktur Utama INDF, mengatakan, masih banyak tantangan untuk bisnis INDF, terutama penurunan harga crude palm oil (CPO). "Tapi, kami percaya kinerja tetap akan positif di sisa tahun ini dengan mempertahankan keunggulan kompetitif kami melalui peningkatan produktivitas dan pengendalian biaya," ujar dia melalui keterangan resmi, Rabu (31/7)

Baca Juga: Semester I-2019, kinerja Indofood Sukses Makmur (INDF) dan Indofood CBP (ICBP) moncer

Bisnis anak usaha

Di level anak usaha, kinerja INDF terbantu oleh performa PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Perusahaan ini mencatat kenaikan penjualan hingga 13,7% menjadi Rp 22,13 triliun.

Pertumbuhan laba bersih produsen Indomie ini juga terbilang dahsyat. Kenaikannya mencapai 12,4% menjadi Rp 2,57 triliun.

Baca Juga: Laba London Sumatra (LSIP) merosot 95% akibat penurunan harga jual 

Analis BNI Sekuritas William Siregar menilai, hasil kinerja INDF tak lepas dari komposisi portofolio bisnis anak usaha. Kontribusi bisnis segmen perkebunan hanya 19%–20% terhadap keuangan konsolidasi. "Sehingga, meski turun, ada anak usaha lain seperti ICBP yang kontribusinya lebih besar dan mengalami pertumbuhan, kata William, Rabu (31/7).

William mengambil sikap bullish terhadap INDF. Sebab, daya beli, inflasi dan kurs rupiah masih stabil. Hal ini bisa menjaga konsumsi dan mendorong penjualan INDF. "Saya lihat, emiten lain kinerjanya cukup datar, tapi tidak dengan keduanya," sebut dia.

William masih mempertahankan rekomendasi buy bagi saham INDF dan ICBP. Target harga keduanya masing-masing di Rp 8.000 dan Rp 10.950 per saham.

 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Saraswati Anugerah Makmur Terus Memupuk Pertumbuhan
| Jumat, 11 April 2025 | 06:20 WIB

Saraswati Anugerah Makmur Terus Memupuk Pertumbuhan

PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF) membidik pendapatan sebesar Rp 5,14 triliun pada tahun 2025 ini.

Akhir Free Trade?
| Jumat, 11 April 2025 | 05:57 WIB

Akhir Free Trade?

Era perang tarif perdagangan membuat risiko resesi ekonomi meningkat karena prospek ekonomi menjadi suram.

Siasat Perbankan Agar Tarif AS Tak Bikin Kinerja Negatif
| Jumat, 11 April 2025 | 05:57 WIB

Siasat Perbankan Agar Tarif AS Tak Bikin Kinerja Negatif

Penerapan tarif yang tinggi berpotensi membuat tingkat perdagangan ekspor Indonesia ke AS menurun dan beban biaya yang ditanggung meningkat.​

Ancaman Pembukaan Keran Impor bagi Kinerja Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA)
| Jumat, 11 April 2025 | 05:57 WIB

Ancaman Pembukaan Keran Impor bagi Kinerja Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA)

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) akan terdampak pembukaan keran impor yang akan berdampak pada harga ayam

Gotong Royong Hapus Kemiskinan di Tanah Air
| Jumat, 11 April 2025 | 05:57 WIB

Gotong Royong Hapus Kemiskinan di Tanah Air

Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan seluruh kementerian dan lembaga untuk bersinergi memberantas kemiskinan. 

Likuiditas Bank Seret, Fintech Cari Alternatif Pendanaan
| Jumat, 11 April 2025 | 05:56 WIB

Likuiditas Bank Seret, Fintech Cari Alternatif Pendanaan

Likuiditas ketat yang masih membelit perbankan ikut mengancam industri fintech lending seiring semakin diandalkannya sebagai sumber pendanaan.

Likuiditas Bank Seret, Fintech Cari Alternatif Pendanaan
| Jumat, 11 April 2025 | 05:45 WIB

Likuiditas Bank Seret, Fintech Cari Alternatif Pendanaan

Likuiditas ketat yang masih membelit perbankan ikut mengancam industri fintech lending seiring semakin diandalkannya sebagai sumber pendanaan.

Di Balik Rencana Penghapusan Kuota Impor
| Jumat, 11 April 2025 | 05:14 WIB

Di Balik Rencana Penghapusan Kuota Impor

Penetapan penerima kuota impor yang tidak transparan membuka celah terjadinya korupsi, transaksi gelap dan hengki pengki.

IHSG Melonjak 4,79%, Saham-Saham Big Cap Terbang Lebih Tinggi
| Jumat, 11 April 2025 | 04:55 WIB

IHSG Melonjak 4,79%, Saham-Saham Big Cap Terbang Lebih Tinggi

Kamis (10/4), IHSG melonjak 4,79% atau 286,04 poin ke 6.254,02 pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pemain Paylater Masih Sulit Ekspansi ke Luar Jawa
| Jumat, 11 April 2025 | 04:55 WIB

Pemain Paylater Masih Sulit Ekspansi ke Luar Jawa

Penetrasi pasar paylater masih terkendala untuk bisa menyebar ke berbagai daerah di Indonesia karena sejumlah tantangan. 

INDEKS BERITA

Terpopuler