DPR Amerika Siapkan RUU untuk Peningkatan Produksi Chip dan Daya Saing dengan China

Rabu, 26 Januari 2022 | 12:05 WIB
DPR Amerika Siapkan RUU untuk Peningkatan Produksi Chip dan Daya Saing dengan China
[ILUSTRASI. Ketua DPR AS Nancy Pelosi di Gedung DPR di Washington, Rabu (13/1/2021). REUTERS/Jonathan Ernst]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Para pemimpin Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat (AS) pada Selasa (25/1) meluncurkan rancangan undang-undang (RUU) yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing negaranya dengan China di pasar global. Draft undang-undang itu juga bertujuan mendukung industri chip AS,

Pemerintahan Presiden Joe Biden telah membujuk kongres dengan gencar untuk menyetujui pendanaan yang bertujuan meningkatkan produksi chip di AS. Permintaan itu didasarkan atas situasi kekurangan pasokan chip untuk mobil dan komputer yang telah memperburuk kemacetan rantai pasokan.

Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengatakan RUU setebal 2.900 halaman yang bertajuk America Competes itu, akan melipatgandakan investasi dalam chip dan meningkatkan kapasitas manufaktur dan penelitian AS, serta memajukan daya saing dan kepemimpinan AS.

 Baca Juga: IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Jadi 5,6% di Tahun 2022

Senat meloloskan UU Inovasi dan Persaingan AS tahun lalu, yang mencakup pengalokasian anggaran senilai US$ 52 miliar untuk meningkatkan produksi semikonduktor AS. UU itu juga memberi kewenangan pandanaan bagi administrasi Biden untuk memperkuat sektor teknologi dan penelitian di negerinya untuk bersaing dengan China.

RUU DPR memiliki perbedaan utama dengan versi Senat. Rancangan itu tidak berisi US$ 190 miliar untuk teknologi dan penelitian, tetapi mencakup pendanaan senilai US$ 45 miliar untuk mendukung ketahanan rantai pasokan dan pembuatan barang-barang penting, peralatan industri, dan teknologi manufaktur.

Pendanaan dapat digunakan untuk "merelokasi fasilitas manufaktur dari negara-negara yang menjadi perhatian, termasuk negara-negara yang menimbulkan ancaman keamanan ekonomi atau nasional yang signifikan ke AS," demikian pernyataan DPR.

Baca Juga: Kajian SPAC Tuntas, BEI Siapkan Perlindungan Investor

Pemerintah dapat menggunakan dana untuk membangun persediaan guna menyediakan "cadangan yang diperlukan untuk menjaga ketersediaan barang-barang penting selama guncangan rantai pasokan."

DPR diperkirakan akan mengambil versinya minggu depan. Jika lolos, pemimpin kedua kamar akan berunding untuk menyelesaikan perbedaan. "Kami berada dalam perlombaan habis-habisan untuk pekerjaan di masa depan dan untuk melindungi keunggulan teknologi global negara kami," kata Pemimpin Demokrat Senat Chuck Schumer.

Presiden Joe Biden mengatakan proposal versi DPR dan versi Senat mewakili "investasi transformasional di basis industri dan penelitian dan pengembangan kami" yang membantu memperkuat kepemimpinan ekonomi global AS di abad ke-20.

RUU DPR juga mencakup sejumlah ketentuan perdagangan dan akan menjatuhkan sanksi tambahan pada China atas perlakuannya terhadap minoritas Uyghur dan menawarkan status pengungsi bagi warga Hong Kong yang memenuhi syarat. Kedutaan Besar China di Washington tidak segera berkomentar.

RUU tersebut juga mengesahkan dan merevisi program Bantuan Penyesuaian Perdagangan, yang membantu pekerja yang pekerjaan atau gajinya dirugikan oleh impor, dan mereformasi Sistem Preferensi Umum, sistem tarif preferensial untuk impor.

Selain itu, akan membuat tinjauan pemerintah yang dipimpin oleh Perwakilan Dagang AS untuk berpotensi memblokir investasi keluar tertentu yang dilakukan oleh perusahaan AS di China dan beberapa negara lain.

Baca Juga: BA.2, Omicron Versi Siluman yang Sudah Menyebar ke 40 Negara

Oposisi dari kelompok bisnis membuat Senat menggores bahasa yang sama tahun lalu. Tidak adanya tindakan semacam itu, yang dimaksudkan sebagai salah satu perlindungan untuk membantu mencegah dana pembayar pajak AS yang mendukung semikonduktor dan industri teknologi penting lainnya dialihkan ke pesaing luar negeri, dilihat oleh beberapa anggota parlemen sebagai cacat serius dalam RUU Senat.

RUU DPR akan meninjau "offshoring kapasitas kritis dan rantai pasokan ke negara yang dinilai tidak bersahabat dan ekonominya tidak berorientasi ke pasar, seperti China dan Rusia." Ini juga akan mengotorisasi US$ 3 miliar untuk mendanai "rantai pasokan manufaktur surya domestik", mendukung pembangunan kapasitas manufaktur surya baru.

RUU itu juga akan memberi kewenangan kepada Kementerian Perdagangan AS untuk mengenakan atas produk dari suatu negara, yang pemerintahnya memberi subsidi kepada perusahaan yang beroperasi di negara lain. Kewenangan ini mengincar kebijakan One Belt, One Road yagn dianut Pemerintah Tiongkok.

Bagikan

Berita Terbaru

WALHI Beberkan Akumulasi Alih Fungsi Hutan 10.795 Ha Pemicu Banjir di Sumut
| Jumat, 05 Desember 2025 | 09:00 WIB

WALHI Beberkan Akumulasi Alih Fungsi Hutan 10.795 Ha Pemicu Banjir di Sumut

Banjir ini mencerminkan akumulasi krisis ekologis yang dipicu ekspansi tambang, proyek energi, hingga perkebunan sawit skala besar.

Prospek Elok Emiten Milik Happy Hapsoro (RATU) Ditopang Ekspansi Bisnis yang Agresif
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:32 WIB

Prospek Elok Emiten Milik Happy Hapsoro (RATU) Ditopang Ekspansi Bisnis yang Agresif

RATU memiliki tujuh rencana akuisisi global hingga tiga tahun ke depan, dua diantaranya ditargetkan selesai kuartal IV-2025 dan semester I-2026.

WSKT Diskon Tarif Tol di Jawa dan Sumatra
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:12 WIB

WSKT Diskon Tarif Tol di Jawa dan Sumatra

WSKT juga menargetkan peningkatan pendapatan selama periode tersebut, meski Buyung enggan menyebut angkanya secara spesifik.  

Pertamina Pasok BBM dengan Pesawat Perintis
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:08 WIB

Pertamina Pasok BBM dengan Pesawat Perintis

Pengiriman menggunakan pesawat perintis merupakan langkah strategis untuk menjaga keberlanjutan energi di wilayah terdampak

Layanan Internet Darurat FiberStar di Lokasi Bencana
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:03 WIB

Layanan Internet Darurat FiberStar di Lokasi Bencana

FiberStar juga menghadirkan layanan internet darurat menggunakan teknologi Starlink untuk mendukung komunikasi bagi penyintas, relawan dan aparat

Berharap Pertumbuhan Ekonomi Mendongkrak Dana Kelolaan
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:00 WIB

Berharap Pertumbuhan Ekonomi Mendongkrak Dana Kelolaan

AUM reksadana mencapai all time high (ATH) per Oktober 2025 dengan mencatat Rp 621,67 triliun per Oktober 2025

Menakar Target Pengeboran 100 Sumur
| Jumat, 05 Desember 2025 | 06:58 WIB

Menakar Target Pengeboran 100 Sumur

Merujuk laporan SKK Migas, realisasi investasi hulu migas Indonesia hingga Agustus 2025 mencapai US$ 9,38 miliar atau setara Rp 152,96 triliun.

Pebisnis Berharap Harga DMO Batubara Naik
| Jumat, 05 Desember 2025 | 06:55 WIB

Pebisnis Berharap Harga DMO Batubara Naik

Harga DMO batubara untuk kelistrikan US$ 70 ton per ton berlaku sejak 2018, sehingga pelaku usaha minta penyesuaian

Pemerintah akan Cabut Izin Korporasi Perusak Hutan
| Jumat, 05 Desember 2025 | 06:48 WIB

Pemerintah akan Cabut Izin Korporasi Perusak Hutan

Terdapat sedikitnya 1.907 wilayah izin usaha pertambangan minerba aktif dengan total luas 2.458.469,09 hektare,

Beragam Insentif Tak Kuat Mendorong Laju KPR
| Jumat, 05 Desember 2025 | 06:35 WIB

Beragam Insentif Tak Kuat Mendorong Laju KPR

Bank Indonesia (BI) mencatat KPR perbankan per Oktober 2025 hanya naik 6,77% secara tahunan, melambat dari Desember 2024 yang tumbuh 10,14%. ​

INDEKS BERITA

Terpopuler