Efek Ekonomi MBG

Sabtu, 30 November 2024 | 08:00 WIB
Efek Ekonomi MBG
[ILUSTRASI. TAJUK - Hasbi Maulana]
Hasbi Maulana | Managing Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menurunkan anggaran program makan bergizi gratis (MBG) untuk anak dan ibu hamil dari semula Rp 15.000 per orang menjadi Rp 10.000. Presiden Prabowo Subianto sendiri yang mengumumkan kebijakan tersebut, Jumat (29/11/2024). 

Alasan penurunan anggaran makan bergizi gratis adalah keterbatasan anggaran. Meski anggaran per orang menyusut, Prabowo memastikan setiap anak menerima makan dengan mutu dan gizi yang cukup. 

Selama ini pemerintah memang lebih menekankan aspek pemenuhan gizi anak dan ibu hamil program MBG. Padahal, banyak pihak lebih suka menghitung dampak ekonominya. Putaran uang negara langsung ke sektor riil senilai Rp 71 triliun (2025) tentu akan berpengaruh terhadap roda perekonomian di daerah.

Menko Pangan Zulkifli Hasan pernah memerinci Rp 63,36 triliun dari anggaran itu akan dipakai untuk pemenuhan gizi. Artinya, anggaran sebesar itu akan dibelanjakan pemerintah untuk membeli barang-barang fast-moving terutama bahan makanan. Usaha perdagangan bahan pangan, pertanian, dan peternakan akan terpengaruh MBG ini.

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) pernah menghitung, program MBG bakal mendongkrak produk domestik bruto (PDB) sebesar Rp 4.510 triliun pada 2025.

Efek program MBG terhadap PDB akan terus meningkat seiring bertambahnya jumlah peserta dan anggaran yang dialokasikan pemerintah.

Pada 2026 efek berganda ke PDB meningkat menjadi Rp 6.967.2 triliun, lalu meningkat lagi pada 2027 dan 2028 dengan masing-masing nilai Rp 9.479,4 triliun dan Rp 14.219,1 triliun. Begitu pula pada tahun-tahun berikutnya.

Hingga tulisan ini naik cetak dan tayang, belum jelas apakah penurunan anggaran per orang dari semula  Rp 15.000 ke Rp 10.000 berarti pula penurunan anggaran di APBN atau tidak. Jika anggaran program MBG di APBN juga menyusut 33% sejalan dengan penurunan anggaran per orang, tentu dampak ekonominya juga akan menyusut.

Sebaliknya, jika anggaran program MBG di APBN tetap, berarti jumlah penerima akan bertambah. Jangkauan wilayah penerima pun ikut meluas. Dengan begitu rentetan efek ekonominya juga lebih meluas. 

Seberapa pun kontroversial, program MBG oleh pemerintah saat ini perlu diimplementasikan. Setelah berjalan baru bisa kita takar manfaat maupun mudaratnya. Jika lebih banyak manfaatnya dilanjutkan, jika ternyata lebih banyak mudaratnya bisa, ya, dihentikan. 

Bagikan

Berita Terbaru

Bea Keluar Tambah Biaya Produsen Batubara
| Kamis, 20 November 2025 | 06:56 WIB

Bea Keluar Tambah Biaya Produsen Batubara

Mereka menganggap kebijakan fiskal tersebut akan memengaruhi iklim bisnis sektor batubara dalam negeri.

 Bersiap Menampung Minyak AS 15 Juta Barel
| Kamis, 20 November 2025 | 06:53 WIB

Bersiap Menampung Minyak AS 15 Juta Barel

Mulai Desember, pemerintah akan impor minyak mentah dari Amerika Serikat sesuai kesepakatan dagang hasil negosiasi tarif resiprokal

Saham Pilihan Saat Bunga Bertahan
| Kamis, 20 November 2025 | 06:52 WIB

Saham Pilihan Saat Bunga Bertahan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat usai Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan di level 4,75%

Rupiah Bisa Kembali Menguat pada Kamis (20/11)
| Kamis, 20 November 2025 | 06:45 WIB

Rupiah Bisa Kembali Menguat pada Kamis (20/11)

Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot menguat 0,26% secara harian ke Rp 16.708 per dolar Amerika Serikat (AS)

Meningkat 52%, Hingga September 2025 ITMG Menyerap Belanja Modal Rp 920 Miliar
| Kamis, 20 November 2025 | 06:34 WIB

Meningkat 52%, Hingga September 2025 ITMG Menyerap Belanja Modal Rp 920 Miliar

Penyerapan capex di sembilan bulan tahun ini meningkat 52% secara tahunan (yoy) dari US$ 36 juta di periode yang sama tahun 2024.

Darma Henwa (DEWA) Siap Buyback Saham Senilai Rp 1,66 Triliun, Dari Mana Duitnya?
| Kamis, 20 November 2025 | 06:23 WIB

Darma Henwa (DEWA) Siap Buyback Saham Senilai Rp 1,66 Triliun, Dari Mana Duitnya?

Perkiraan jumlah nilai nominal seluruh saham yang akan dibeli kembali DEWA sekitar 10% dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan.

Diversifikasi Aset Investasi Saat Aksi Jual Global Marak
| Kamis, 20 November 2025 | 06:15 WIB

Diversifikasi Aset Investasi Saat Aksi Jual Global Marak

Aset yang dicari saat volatilitas melonjak adalah emas, treasury AS terutama tenor pendek serta mata uang safe haven.

Terbukti, Kebijakan Koboi Purbaya Gagal Genjot Kredit, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini
| Kamis, 20 November 2025 | 06:15 WIB

Terbukti, Kebijakan Koboi Purbaya Gagal Genjot Kredit, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini

Pada Oktober 2025, kredit hanya tumbuh 7,36% secara tahunan yoy. Turun dari 7,7% di September. Bahkan terendah sejak Juli 2025. ​

Koneksi Data Pribadi
| Kamis, 20 November 2025 | 06:10 WIB

Koneksi Data Pribadi

Sebaiknya penggunaan koneksi internet murah ini juga dibarengi dengan edukasi soal perlindungan data pribadi untuk para penggunanya.

Kinerja Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) Tertekan Fluktuasi Harga Amonia
| Kamis, 20 November 2025 | 06:00 WIB

Kinerja Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) Tertekan Fluktuasi Harga Amonia

Kinerja PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) akan terdorong perbaikan harga amonia serta kenaikan utilitas pabrik 

INDEKS BERITA

Terpopuler