Empat Mantan Direksi Bank BRI Ini Menguasai Lebih dari 4 Juta Saham BBRI

Selasa, 03 September 2019 | 13:05 WIB
Empat Mantan Direksi Bank BRI Ini Menguasai Lebih dari 4 Juta Saham BBRI
[ILUSTRASI. Mantan Direksi Bank BRI memiliki lebih dari 4 juta saham BBRI]
Reporter: Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank BRI (BBRI) kemarin telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)  dengan agenda perubahan direksi dan komisaris.

Salah satu hasilnya, RUPSLB Bank BRI (BBRI) memberhentikan dengan hormat empat anggota direksi.

Keempat orang yang lengser dari jabatannya sebagai anggota direksi Bank BRI (BBRI)  itu adalah Sis Apik Wijayanto, Osbal Saragi Rumahorbo, R.Sophia Alizsa, dan Mohammad Irfan.

Meski tak lagi menyandang status sebagai direksi, keempat orang tersebut untuk sementara masih tetap tercatat sebagai pemegang saham Bank BRI.

Bahkan, keempat mantan direksi Bank BRI tersebut menguasai lebih dari 4 juta saham BBRI.

Baca Juga: Direksi BRI dirombak besar-besaran, ini alasannya

Mantan direksi Bank BRI yang memiliki saham BBRI paling banyak adalah Sis Apik Wijayanto.

Sebelumnya, Sis Apik Wijayanto telah memiliki 1.328.700 saham BBRI.

Juni lalu, kepemilikan Sis Apik atas saham BBRI bertambah sebanyak 415.700 saham.

Alhasil, per akhir Juni 2019, Sis Apik Wijayanto menguasai 1.744.400 saham BBRI.

Penambahan kepemilikan saham BBRI tersebut berasal tantiem anggota direksi dan dewan komisaris yang ditangguhkan dalam bentuk saham.

Baca Juga: Dirombak besar-besaran, RUPSLB Bank BRI tunjuk Sunarso jadi dirut

Seperti diketahui, sejak 2018, Bank BRI menggelar program kepemilikan saham oleh direksi dan dewan komisaris dalam rangka tantiem yang ditangguhkan dalam bentuk saham BBRI.

Pemberian tantiem yang ditangguhkan dalam bentuk saham juga membuat kepemilikan Mohammad Ifran atas saham BBRI bertambah.

Sebelumnya, Mohammad Ifran telah mendekap saham BBRI sebanyak 698.700 saham.

Dari program pemberian tantiem yang ditangguhkan dalam bentuk saham, Mohammad Irfan pada Juni lalu memperoleh 415.700 saham BBRI.

Alhasil, per akhir Juni 2019, kepemilikan Mohammad Irfan atas saham BBRI bertambah menjadi 1.114.400 per saham.

Baca Juga: Suprajarto Tolak Jabatan Dirut BTN, Ini Beda Gaji dan Tunjangan Direksi BRI dan BTN

Sophia Alisza juga memperoleh tambahan saham BBRI sebanyak 415.700 saham dari program pemberian tantiem yang ditangguhkan dalam bentuk saham.

Sebelumnya, Sophia Alizsa telah memiliki 142.100 saham BBRI.

Sehingga, per akhir Juni 2019, Sophia Alizsa tercatat memiliki 557.800 saham BBRI.

Sementara itu, Osbal Saragi hanya memperoleh 321.800 saham BBRI dari program tantiem yang ditangguhkan dalam bentuk saham.

Sebelumnya, Osbal Saragi telah memiliki 431.900 saham BBRI.

Baca Juga: Akan Lengser dari Jabatan Dirut Bank BRI, Suprajarto Kuasai Hampir Sejuta Saham BBRI

Usai memperoleh tantiem dalam bentuk saham, kepemilikan Osbal Saragi atas saham BBRI bertambah menjadi sebanyak 753.700 saham.

Jika dijumlahkan, jumlah saham BBRI yang dikuasai empat mantan direksi Bank BRI tersebut sebanyak 4.170.300 saham.

Bagikan

Berita Terbaru

Bisnis Reasuransi Masih Menantang di Tahun Depan
| Senin, 29 Desember 2025 | 04:15 WIB

Bisnis Reasuransi Masih Menantang di Tahun Depan

Risiko bisnis diprediksi masih cukup besar di tahun 2026, sehingga menuntut kehati-hatian dari perusahan reasuransi.

Pertaruhan Besar Nikel RI: Banjir Pasokan di Gudang LME, Kalah Saing Lawan LFP
| Minggu, 28 Desember 2025 | 13:00 WIB

Pertaruhan Besar Nikel RI: Banjir Pasokan di Gudang LME, Kalah Saing Lawan LFP

Indonesia mengalami ketergantungan akut pada China di saat minat Negeri Tirai Bambu terhadap baterai nikel justru memudar.

Restrukturisasi Garuda Indonesia Masuk Babak Baru, Simak Prospek GIAA Menuju 2026
| Minggu, 28 Desember 2025 | 11:15 WIB

Restrukturisasi Garuda Indonesia Masuk Babak Baru, Simak Prospek GIAA Menuju 2026

Restrukturisasi finansial saja tidak cukup untuk mengembalikan kepercayaan pasar secara total terhadap GIAA.​

Agar Kinerja Lebih Seksi, TBS Energi Utama (TOBA) Menggelar Aksi Pembelian Kembali
| Minggu, 28 Desember 2025 | 10:27 WIB

Agar Kinerja Lebih Seksi, TBS Energi Utama (TOBA) Menggelar Aksi Pembelian Kembali

Perkiraan dana pembelian kembali menggunakan harga saham perusahaan pada penutupan perdagangan 23 Desember 2025, yaitu Rp 710 per saham.

Provident Investasi Bersama (PALM) Tetap Fokus di Tiga Sektor Investasi di 2026
| Minggu, 28 Desember 2025 | 10:12 WIB

Provident Investasi Bersama (PALM) Tetap Fokus di Tiga Sektor Investasi di 2026

Tahun depan, PALM siap berinvetasi di sektor-sektor baru. Kami juga terbuka terhadap peluang investasi pada perusahaan tertutup.

Melalui Anak Usaha, Emiten Happy Hapsoro Ini Mencaplok Saham Kontraktor Hulu Migas
| Minggu, 28 Desember 2025 | 10:03 WIB

Melalui Anak Usaha, Emiten Happy Hapsoro Ini Mencaplok Saham Kontraktor Hulu Migas

HCM,  kontraktor kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi pada Wilayah Kerja Selat Madura berdasarkan production sharing contract dengan SKK Migas.

Okupansi Hotel Fluktuatif, DFAM Tancap Gas Garap Bisnis Katering
| Minggu, 28 Desember 2025 | 10:00 WIB

Okupansi Hotel Fluktuatif, DFAM Tancap Gas Garap Bisnis Katering

Penyesuaian pola belanja pemerintah pasca-efisiensi di tahun 2025 bisa membuat bisnis hotel lebih stabil.

Menjadi Adaptif Melalui Reksadana Campuran
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:20 WIB

Menjadi Adaptif Melalui Reksadana Campuran

Diversifikasi reksadana campuran memungkinkan investor menikmati pertumbuhan saham sekaligus stabilitas dari obligasi dan pasar uang 

Defensif Fondasi Keuangan, Agresif dalam Berinvestasi
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:15 WIB

Defensif Fondasi Keuangan, Agresif dalam Berinvestasi

Ekonomi dan konsumsi masyarakat berpotensi menguat di 2026. Simak strategi yang bisa Anda lakukan supaya keuangan tetap aman.

Cari Dana Modal Kerja dan Refinancing, Emiten Ramai-Ramai Rilis Surat Utang
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:02 WIB

Cari Dana Modal Kerja dan Refinancing, Emiten Ramai-Ramai Rilis Surat Utang

Ramainya rencana penerbitan obligasi yang berlangsung pada awal  tahun 2026 dipengaruhi kebutuhan refinancing dan pendanaan ekspansi.

INDEKS BERITA