Fitch: Outlook Dua Institusi Keuangan Grup Sinarmas Masih Stabil

Rabu, 13 Maret 2019 | 14:25 WIB
Fitch: Outlook Dua Institusi Keuangan Grup Sinarmas Masih Stabil
[]
Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fitch Ratings Indonesia mengafirmasi peringkat perusahaan-perusahaan keuangan Grup Sinarmas. Fitch kembali menyematkan peringkat nasional jangka panjang PT Bank Sinarmas Tbk di A(idn) dan PT Sinar Mas Multifinance (SMMF) di A-(idn). Outlook peringkat tersebut adalah stabil.

Afirmasi peringkat ini didasarkan oleh ekspektasi Fitch terhadap kemungkinan terbatas atas dukungan yang berasal dari induk perusahaan, PT Sinas Mas Multiartha Tbk (SMMA). Menurut Fitch. profil kredit SMMA masih lebih kuat dibandingkan Bank Sinarmas dan Sinar Mas Multifinance. 

Sementara itu, peringkat nasional di kategori 'A' menunjukkan ekspektasi akan resiko gagal bayar yang rendah relatif terhadap emiten atau surat utang lainnya di Indonesia. Namun, adanya perubahan pada keadaan atau kondisi ekonomi bisa saja mempengaruhi kapasitas untuk membayar secara tepat waktu dibandingkan komitmen keuangan yang ditunjukkan oleh kategori peringkat yang lebih tinggi.

SMMA merupakan induk nonoperasional di Grup Sinar Mas yang fokus kepada sektor jasa keuangan yang terintegrasi, mencakup bank, asuransi, dan perusahaan pembiayaan. SMMA memiliki saham Bank Sinarmas sebesar 55,59% dan SMMF sebesar 99,99%. 

"Kekuatan profil kredit SMMA, yang kami yakini lebih kuat dibandingkan Bank Sinarmas dan SMMF, didasari oleh profil kredit dari PT Asuransi Sinar Mas (National Insurer Financial Strength AA+(idn)/Stabil), PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG dan Bank Sinarmas," ujar analis Fitch, Rabu (13/3). 

Ketiga perusahaan tersebut secara total berkontribusi sekitar 85% dari total aset SMMA di akhir September 2018. Sementara itu, Bank Sinarmas dinilai hanya memiliki tingkat kepentingan terbatas terhadap SMMA yang mempunyai banyak anak perusahaan di sektor finansial. 

Selain itu, total aset dan ekuitas Bank Sinarmas relatif besar dibandingkan dengan SMMA. Sehingga, menurut Fitch, hal ini membatasi kemampuan perusahaan holding untuk memberikan dukungan kepada Bank Sinarmas. Informasi saja, total aset Bank Sinarmas sekitar 30% dari total aset SMMA dan 118% dari total ekuitasnya per akhir September 2018.

Fitch juga menilai, dukungan SMMA untuk SMMF terbatas. Ini karena kontribusi SMMF terhadap laba SMMA lebih kecil dibandingkan dengan anak perusahaan SMMA yang bergerak di bidang asuransi dan bank. SMMF menyediakan jasa pembiayaan konsumen, dan anjak piutang, tetapi total aset dan modal dari SMMF hanya mewakili sekitar 6% dari keuangan konsolidasi SMMA di akhir September 2018.

Peringkat Bank Sinarmas dan SMMF sensitif terhadap pandangan Fitch tentang profil kredit SMMA. Sehingga, segala perubahan signifikan pada SMMA berpotensi mengubah peringkat kedua anak perusahaan tersebut.

Jika ada pelemahan dukungan induk, maka rating kedua anak usaha ini berpotensi turun. Misalnya saja, jika SMMA mengurangi kepemilikan saham di anak usahanya itu. Namun Fitch menilai kemungkinan tersebut masih kecil dalam jangka waktu dekat hingga menengah.

Di sisi lain, perbaikan kualitas aset Bank Sinarmas secara signifikan, profitabilitas yang lebih baik bisa menjadi penggerak peringkat. Selain itu, perubahan signifikan dari kontribusi SMMF terhadap profil kredit SMMA juga dapat memberikan dampak positif terhadap peringkat SMMF.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Semakin Besar Berkat Perkembangan E-Commerce
| Minggu, 29 Juni 2025 | 11:00 WIB

Semakin Besar Berkat Perkembangan E-Commerce

Tren grocery delivery meningkatkan kebutuhan cold chain logistics. Lalu, seperti apa potensi pasar industri ini?   

Profit 26,59% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Bergerak (29 Juni 2025)
| Minggu, 29 Juni 2025 | 10:17 WIB

Profit 26,59% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Bergerak (29 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (29 Juni 2025) Rp 1.907.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 29,70% jika menjual hari ini.

Penjualan Lewat Agen Mulai Redup, Asuransi Cari Celah Lain
| Minggu, 29 Juni 2025 | 10:00 WIB

Penjualan Lewat Agen Mulai Redup, Asuransi Cari Celah Lain

Pendapatan premi dari tangan-tangan agen asuransi terus susut seiring dengan perkembangan teknologi digital.        

Bukan Penghasilan Besar, tapi Pengeluaran Cerdas
| Minggu, 29 Juni 2025 | 09:00 WIB

Bukan Penghasilan Besar, tapi Pengeluaran Cerdas

Membedakan kelas miskin, menengah dan kaya, bukan dari penghasilannya saja, tapi juga dari pengeluarannya.

Pinjam Modal dari Sekuritas, Alternatif bagi Investor Bermodal Cekak
| Minggu, 29 Juni 2025 | 08:05 WIB

Pinjam Modal dari Sekuritas, Alternatif bagi Investor Bermodal Cekak

Agar cuan, alih-alih boncos. Cermati syarat serta ketentuan fee, sebelum menggunakan "pinjaman modal" dari sekuritas.

Atasi Darurat Sampah dengan Penghasil Setrum
| Minggu, 29 Juni 2025 | 07:10 WIB

Atasi Darurat Sampah dengan Penghasil Setrum

Pemerintah kembali mengupayakan percepatan pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah atau PLTSa yang sempat mandek. 

Transformasi Bisnis Kopi, Bukan Sekadar Teman Begadang
| Minggu, 29 Juni 2025 | 05:15 WIB

Transformasi Bisnis Kopi, Bukan Sekadar Teman Begadang

Kedai kopi kini bukan sekadar tempat minum. Ia menjelma jadi ruang sosial, kantor sementara, tempat pelarian, hingga lad

 
Meracik Bisnis Minuman biar Tetap Manis
| Minggu, 29 Juni 2025 | 05:10 WIB

Meracik Bisnis Minuman biar Tetap Manis

Minuman boba dan es teh masih jadi favorit konsumen di Indonesia. Munculnya pemain baru di sektor ini mendorong pelaku u

Surono Subekti Masuk Daftar Pemegang Saham Brigit Biofarmaka di Tengah Koreksi Harga
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 16:30 WIB

Surono Subekti Masuk Daftar Pemegang Saham Brigit Biofarmaka di Tengah Koreksi Harga

Surono menjadi satu-satunya pemegang saham individu di luar afiliasi dan manajemen yang punya saham OBAT lebih dari 5%.

Menengok Portofolio Grup Djarum yang Baru Masuk ke Saham RS Hermina (HEAL)
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 15:00 WIB

Menengok Portofolio Grup Djarum yang Baru Masuk ke Saham RS Hermina (HEAL)

Grup Djarum pada 25 Juni 2025 mencaplok 3,63% PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), emiten yang mengelola jaringan Rumah Sakit Hermina.

INDEKS BERITA

Terpopuler