Genjot Pendapatan Berulang, WIKA Gedung Akan Memperbanyak Proyek Konsesi dan BOT

Rabu, 27 Februari 2019 | 07:22 WIB
Genjot Pendapatan Berulang, WIKA Gedung Akan Memperbanyak Proyek Konsesi dan BOT
[]
Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam lima tahun ke depan, PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) alias WIKA Gedung berharap sebanyak 15% pendapatan berasal dari recurring income alias pendapatan berulang. Makanya, anak usaha PT Wikaya Karya Tbk (WIKA) itu akan memperbanyak proyek dalam skema konsesi dan build, operate and transfer (BOT).

WIKA Gedung menyiapkan angaran Rp 600 miliar tahun ini. Duit itu bagian dari total alokasi anggaran Rp 2,5 triliun–Rp 3 triliun yang mereka alokasikan dalam lima tahun untuk memperkuat sumber recurring income.

WIKA Gedung menakar, proyek konsesi dan BOT menawarkan sumber pendapatan yang lebih stabil di tengah kondisi ekonomi yang sedang paceklik. Lagipula sambil mengejar proyek recurring income dari proyek konsesi dan BOT, mereka berpotensi untuk membidik tender pembangunannya. Jadi, WIKA Gedung bisa sekaligus memacu lini usaha konstruksi.

Karakter lini usaha konsesi berbeda dengan lini konstruksi yang selalu mengandalkan pesanan klien. "Kami tidak ingin operasional carut-marut akibat terhentinya pesanan baru di saat kondisi pasar sedang sulit," tutur Nur Al Fata, Direktur Human Capital, Investasi, dan Pengembangan WIKA Gedung kepada KONTAN, Kamis (21/2).

Asal tahu, WIKA Gedung menjalankan tiga lini usaha. Selain konsesi, perusahaan berkode saham WEGE di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut menjalankan lini usaha konstruksi dan industri.

Sementara hingga 30 September 2018, jasa konstruksi mendominasi pendapatan hingga Rp 3,61 triliun. Kontribusinya setara dengan 93,28% terhadap total pendapatan Rp 3,87 triliun.

Oleh karena itu, WIKA Gedung harus bekerja keras mewujudkan target kontribusi recurring income tadi. Sejauh ini, mereka sudah memiliki dua proyek dengan skema konsesi atau BOT. Salah satunya yakni hotel di Jalan Braga, Bandung, Jawa Barat. Hotel berisi 112 unit kamar tersebut beroperasi sejak Agustus 2018 dan dikelola oleh Artotel.

Proyek lain yaitu gedung perkantoran di kawasan Menteng, Jakarta, di atas lahan milik Bank Mandiri seluas 4.428 meter persegi (m²). WIKA Gedung mengantongi masa konsesi 30 tahun.

Menurut rancang bangun, WIKA Gedung akan mengembangkan gedung perkantoran setinggi 12 lantai dengan luas bangunan 12.800 m². Mereka sudah memulai pembangunan sejak awal tahun ini dengan target penyelesaian akhir pada tahun depan.

Selain dua proyek tadi, WIKA Gedung juga memburu proyek konsesi dengan skema pembiayaan public private partnership (PPP) atau kerjasama antara pemerintah dan badan usaha (KPBU). Sasarannya adalah proyek dari sektor infrastruktur kesehatan dan transportasi.

Terbersit pula keinginan WIKA Gedung membangun kampus baru milik Institut Teknologi Bandung (ITB). Luasnya sekitar 200 hektare (ha) dan berada di Cirebon, Jawa Barat. "Ini baru market sounding dan kami berminat untuk ikut prakualifikasi nanti," tutur Nur Al Fata.

Bagikan

Berita Terbaru

Merdeka Battery Material (MBMA) Suntik Modal Anak Usaha US$ 51 juta
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:30 WIB

Merdeka Battery Material (MBMA) Suntik Modal Anak Usaha US$ 51 juta

PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mengumumkan transaksi pemberian pinjaman ke anak usaha terkendali yakni PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM).​

Pengendali Tambah Porsi Kepemilikan 66,5 Juta Saham di SILO
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:14 WIB

Pengendali Tambah Porsi Kepemilikan 66,5 Juta Saham di SILO

Pengendali PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), Sight Investment Company Pte Ltd selaku menambah porsi kepemilikan sahamnya di SILO. 

Sucor Sekuritas Siap Bawa Tiga Perusahaan Melantai di BEI
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:10 WIB

Sucor Sekuritas Siap Bawa Tiga Perusahaan Melantai di BEI

Sucor Sekuritas akan membawa tiga perusahaan jumbo untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) di tahun 2026.

Ada Libur Natal dan Tahun Baru, Penjualan AMRT Bisa Menderu
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:04 WIB

Ada Libur Natal dan Tahun Baru, Penjualan AMRT Bisa Menderu

Salah satu emiten ritel yang diproyeksi bakal kecipratan rezeki dari momen Natal dan tahun baru 2025 adalah PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT).

Emiten MIND ID Siap Genjot Kinerja Pada 2026
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:58 WIB

Emiten MIND ID Siap Genjot Kinerja Pada 2026

Emiten pertambangan anggota holding MIND ID membidik pertumbuhan kinerja keuangan dan produksi pada 2026​.

Angkat Hans Patuwo Jadi CEO Baru, Kinerja GOTO Bisa Melaju
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:49 WIB

Angkat Hans Patuwo Jadi CEO Baru, Kinerja GOTO Bisa Melaju

Hans Patuwo akhirnya resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama dan Group Chief Executive Officer (CEO)  PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).

Superbank (SUPA) Listing di BEI, Emiten Grup Emtek Semakin Seksi
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:42 WIB

Superbank (SUPA) Listing di BEI, Emiten Grup Emtek Semakin Seksi

Berbagai aksi korporasi dilakukan Grup Emtek di sepanjang tahun 2025. Terbaru, PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) resmi listing di BEI. ​

Laju Ekonomi 5,4% Belum Mampu Serap Tenaga Kerja
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:30 WIB

Laju Ekonomi 5,4% Belum Mampu Serap Tenaga Kerja

Tingginya target pertumbuhan ekonomi Indonesia, belum sepenuhnya bisa menyelesaikan persoalan tenaga kerja

Paradoks Akhir Tahun: Pemerintah Tebar Diskon, Alam Bunyikan Alarm Bahaya
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:00 WIB

Paradoks Akhir Tahun: Pemerintah Tebar Diskon, Alam Bunyikan Alarm Bahaya

Jika warga Jakarta batal ke luar kota, perputaran uang akan terkunci sehingga pemerataan ekonomi antardaerah tertahan.

Ruang Pemangkasan Bunga Acuan Lebih Sempit
| Kamis, 18 Desember 2025 | 08:43 WIB

Ruang Pemangkasan Bunga Acuan Lebih Sempit

Bank Indonesia (BI) menutup tahun 2025 dengan mempertahankan suku bunga acuan alias BI rate di level 4,75%

INDEKS BERITA