Hambat Kenaikan Harga, Filipina Memangkas Tarif Bea Masuk

Selasa, 07 Juni 2022 | 16:15 WIB
Hambat Kenaikan Harga, Filipina Memangkas Tarif Bea Masuk
[ILUSTRASI. FILE PHOTO: Lahan sawah di Provinsi Phu Tho, pinggiran Hanoi, Vietnam, 21 February 2016. REUTERS/Kham/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - MANILA. Pemerintah Filipina pada Selasa mengumumkan memperpanjang pemangkasan tarif impor beras dari luar Asia Tenggara hingga akhir 2022. Tarif diturunkan menjadi 35% dari kisaran 40%-50%.

Untuk memperlambat laju kenaikan harga, Manila juga memotong tarif impor jagung dan daging babi, serta menangguhkan sementara bea masuk  untuk impor batubara. Tanpa penangguhan, bahan bakar yang lazim digunakan pembangkit listrik di Filipina itu terkena tarif masuk 7%.

Penyesuaian tarif awalnya dikeluarkan tahun lalu, dan diperpanjang oleh Presiden Rodrigo Duterte pada bulan lalu. Masa berlaku penyesuaian tarif kembali diperpanjang pada pekan ini, setelah inflasi pada bulan Mei mencapai laju tertinggi sejak November 2018 dan di atas kisaran target 2% -4% tahun ini. 

Baca Juga: Dua Direktur Saling Kritik, Perselisihan Internal Toshiba Meletup ke Ranah Publik

Filipina, yang diperkirakan menjadi pembeli beras terbesar kedua di dunia di tahun ini setelah China, diproyeksikan mengimpor 2,8 juta ton untuk tahun pemasaran 2022-23 untuk menutupi kekurangan domestik, menurut Departemen Pertanian AS.

Pengurangan tersebut membawa tarif beras sejalan dengan tarif 35% yang berlaku untuk impor dari negara tetangga di Asia Tenggara.

Filipina tetap sangat bergantung pada Vietnam untuk memenuhi kebutuhan beras. Negeri itu juga membeli beras dari Thailand.

Baca Juga: Buntut Penghentian Perdagangan Nikel pada 8 Maret, LME Hadapi Dua Tuntutan Ganti Rugi

Filipina jarang mengimpor beras dari India, yang termasuk pengekspor utama di dunia. Tetapi Manila baru-baru ini melontarkan gagasan untuk mendiversifikasi sumbernya untuk pasokan yang lebih murah, dengan beras India sebagai alternatif. 

Keputusan Manila untuk mempertahankan tarif beras rendah datang pada saat Thailand dan Vietnam berencana untuk menaikkan harga, meskipun seorang pejabat tinggi industri Thailand telah mengajukan pertanyaan tentang kelangsungan rencana tersebut.

Tarif tarif jagung telah dipotong menjadi 5%-15%, efektif hingga akhir 2022 dan kembali menjadi 35%-50% tahun depan, sementara tarif produk daging babi akan tetap di bawah 15%-25% hingga akhir tahun dan dikembalikan menjadi 30%-40% tahun depan.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Ada 15 Saham Berpotensi Keluar Pemantauan Khusus Kriteria 1, Peluang atau Jebakan?
| Selasa, 25 November 2025 | 11:25 WIB

Ada 15 Saham Berpotensi Keluar Pemantauan Khusus Kriteria 1, Peluang atau Jebakan?

Investor mesti fokus pada emiten dengan narasi kuat lantaran saat berhasil keluar dari PPK peluang rebound muncul tetapi dibarengi risiko tinggi.

Mengupas Emiten Sektor Logistik Darat, Antara Tantangan, Peluang, dan Saham Pilihan
| Selasa, 25 November 2025 | 09:10 WIB

Mengupas Emiten Sektor Logistik Darat, Antara Tantangan, Peluang, dan Saham Pilihan

Prospek bisnis logistik darat didukung perkembangan ritel, e-commerce, dan infrastruktur. Namun, ada tantangan dari sisi pengelolaan biaya.

Menakar Peluang Cuan di Saham CBDK dari Sisi Teknikal dan Fundamental
| Selasa, 25 November 2025 | 08:41 WIB

Menakar Peluang Cuan di Saham CBDK dari Sisi Teknikal dan Fundamental

Kinerja keuangan PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) diperkirakan akan tetap tumbuh positif sepanjang tahun 2025.

Bos Djarum Dicekal Bikin Saham BBCA & TOWR Sempat Goyang: Saatnya Serok atau Cabut?
| Selasa, 25 November 2025 | 08:13 WIB

Bos Djarum Dicekal Bikin Saham BBCA & TOWR Sempat Goyang: Saatnya Serok atau Cabut?

Tekanan yang dialami saham BBCA mereda setelah pada Selasa (24/11) bank swasta tersebut mengumumkan pembagian dividen interim.

Bankir Optimistis Pertumbuhan Kredit Konsumer Membaik di Akhir Tahun
| Selasa, 25 November 2025 | 08:09 WIB

Bankir Optimistis Pertumbuhan Kredit Konsumer Membaik di Akhir Tahun

Para bankir optimistis akan terjadi perbaikan pertumbuhan  kredit konsumer menjelang akhir tahun, ditopang momentum natal dan tahun baru 

Menggelar IPO, Abadi Lestari (RLCO) Tawarkan 625 Juta Saham
| Selasa, 25 November 2025 | 07:49 WIB

Menggelar IPO, Abadi Lestari (RLCO) Tawarkan 625 Juta Saham

PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) berencana untuk IPO dengan menawarkan maksimal 625 juta saham kepada publik. 

Permintaan Domestik Kuat, Kinerja Elnusa (ELSA) Bisa Melesat
| Selasa, 25 November 2025 | 07:41 WIB

Permintaan Domestik Kuat, Kinerja Elnusa (ELSA) Bisa Melesat

Prospek kinerja PT Elnusa Tbk (ELSA) masih menjanjikan. Segmen penjualan barang dan jasa distribusi serta logistik energi bakal jadi motor utama.

Siasat Asahimas Flat Glass (AMFG) Hadapi Penurunan Penjualan Kaca
| Selasa, 25 November 2025 | 07:40 WIB

Siasat Asahimas Flat Glass (AMFG) Hadapi Penurunan Penjualan Kaca

Seiring dengan pelemahan pasar, terjadi kenaikan biaya produksi AMFG yang dipicu oleh fluktuasi harga gas alam.

Patrick Walujo Mundur, Skenario Merger GOTO dan Grab Kian Terbuka
| Selasa, 25 November 2025 | 07:33 WIB

Patrick Walujo Mundur, Skenario Merger GOTO dan Grab Kian Terbuka

Suksesi kepemimpinan menambah kental aroma rencana merger GOTO dan Grab pasca Patrick Sugito Walujo resmi mengundurkan diri dari jabatan CEO GOTO.

Transcoal Pacific (TCPI) Tetap Menjaring Cuan Pengangkutan Laut
| Selasa, 25 November 2025 | 07:25 WIB

Transcoal Pacific (TCPI) Tetap Menjaring Cuan Pengangkutan Laut

TCPI akan mengoptimalkan utilisasi armada yang ada serta melakukan peremajaan kapal secara bertahap.

INDEKS BERITA