KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring membaiknya industri pasar modal, kinerja hampir semua kelas aset reksadana membukukan kinerja positif. Faktor kenaikan suku bunga sempat membuat kinerja reksadana berbasis saham terkoreksi.
Reksadana pendapatan tetap year to date (ytd) hingga 20 Desember 2023 memiliki rata-rata kinerja 4,8% menjadi jenis reksadana tertinggi. Pada 2023 suku bunga BI 7 Day Repo Rate di 5,75% dan akhirnya menjadi 6% Perkembangan reksadana pendapatan tetap sendiri di tahun ini relatif stabil, walau dana asing sempat keluar dari Surat Utang Negara (SUN) di 2023, sehingga kepemilikan asing atas SUN turun dari Rp 855 triliun di Juli ke Rp 800 triliun pada Oktober.
Kabar baiknya, inflasi di Amerika Serikat (AS) menurun dari 6% pada Januari menuju 3,1% pada November. Dana asing kembali mengalir membeli Surat Berharga Negara (SBN). Kepemilikan asing naik kembali ke Rp 843 triliun di pertengahan Desember Seiring kondisi makro Indonesia yang positif, optimisme pertumbuhan ekonomi dan kemampuan pemerintah meredam inflasi keluarnya dana asing di atas tidak membuat harga obligasi jatuh dalam.
Sebagai gambaran imbal hasil hingga jatuh tempo atau yield to maturity untuk SUN jatuh tempo 10 tahun di awal Januari adalah 6,9%. Yield to maturity ini menjadi 7,2% di Oktober dan berangsur turun hingga 6,5% di Desember. Sepanjang tidak ada kenaikan agresif The Fed, maka Bank Indonesia tidak memiliki tekanan untuk kembali menaikkan suku bunga. Artinya potensi harga obligasi menguat terus terbuka.
Reksadana pendapatan tetap (RDPT) berbasis SBN sangat diuntungkan kondisi ini. Dana kelolaan RDPT cenderung naik tahun ini dari Rp 138 triliun di akhir Desember 2022 menjadi Rp 156 triliun di Juli dan turun ke Rp 141 triliun di November atau positif secara ytd saat industri reksadana justru turun 1%.
Baca Juga: Investasi Reksadana Prospektif, MI Targetkan Pertumbuhan AUM Dobel Digit pada 2024
Bagaimana sebenarnya kinerja RDPT di tahun 2023? Tahun ini kinerja rata-rata RDPT yang terbaik dibanding kelas aset lain. Rata-rata return dari 10 RDPT terbaik selama ytd tahun 2022 adalah sekitar 7,8%.
Return tertinggi dibukukan RDPT Bahana TCW Asset Management, disusul oleh Principal Asset Management. Kinerja tinggi ini disinyalir dari penempatan pada obligasi negara. Harap diingat bahwa peringkat di atas dapat berubah pada periode pengamatan yang berbeda.
Mengingat saat ini walau tren suku bunga stabil, tapi tren penurunan inflasi ditambah harapan recovery dan kenaikan konsumsi tahun politik 2024, seharusnya tren bunga naik mereda. Maka, reksadana pendapatan tetap memiliki potensi tinggi membukukan kinerja positif di atas bunga deposito dan tetap menjadi investasi favorit paling tidak hingga 3 tahun ke depan.
Namun investor harus waspada akan potensi kenaikan suku bunga bila The Fed menaikkan suku bunga dapat menekan harga terutama untuk reksadana berbasis surat berharga negara serta meningkatnya risiko kredit pada obligasi korporasi bila pandemi kembali membuat aktivitas ekonomi dibatasi.
Investor yang berminat membeli reksadana jenis ini, harus lebih dahulu memahami risiko perubahan harga obligasi dan memiliki profil risiko yang sesuai.