Harga Naik, Asap Gudang Garam (GGRM) Mengepul

Jumat, 27 Mei 2022 | 04:00 WIB
Harga Naik, Asap Gudang Garam (GGRM) Mengepul
[]
Reporter: Aris Nurjani | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) mencatatkan kinerja kurang memuaskan di kuartal I tahun ini. Pendapatan produsen rokok ini turun 1,51% menjadi Rp 29,29 triliun di periode tersebut. Laba bersih juga turun 38,3% menjadi Rp 1,08 triliun. 

Analis Ciptadana Sekuritas Asia Putu Chantika Putri mengatakan, realisasi kinerja GGRM tersebut hanya memenuhi 18%-17% dari perkiraan total kinerja tahun ini. "Ini disebabkan kenaikan cukai dan kenaikan biaya operasi 6,1% secara tahunan," kata dia. 

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Christine Natasya dalam risetnya juga menuliskan, pendapatan GGRM di kuartal I-2022 hanya setara 22% proyeksi tahun ini. Sedang laba bersih setara 21% proyeksi. Menurut Christine, penurunan kinerja terjadi juga akibat persaingan. 

Baca Juga: Laba Bersih Gudang Garam (GGRM) Turun 38,5% di Kuartal I-2022

Penjualan sigaret kretek mesin (SKM) GGRM turun 1,66% secara tahunan, sedangkan sigaret kretek tangan (SKT) turun 6,27% secara tahunan. Plus, di kuartal I-2022, cukai GGRM meningkat secara signifikan mencapai 85,6% dibandingkan di kuartal I-2021 sebesar 79,1%. Tak hanya itu, beban GGRM, terutama biaya pemasaran dan biaya pengiriman, naik 22,4% secara tahunan menjadi Rp 642 miliar. 

Harga jual naik

Meski begitu, Christine yakin pendapatan GGRM tahun ini akan tetap tumbuh, meski tipis yakni sekitar 6,5%. "Kami percaya persaingan harga yang tidak sehat akan mulai berkurang. Pasalnya, pemerintah telah meminta kenaikan harga jual eceran (HJE) rokok rata-rata 12% secara tahunan di tahun ini," ujar dia. 

Tapi Analis Kanaka Hita Solvera Andika Cipta Labora menyebut kinerja GGRM sudah sesuai ekspektasi. Menurut dia, seiring melandainya kasus Covid-19 dan mulai membaiknya daya beli masyarakat, ada harapan baru atas saham GGRM. "Kami memperkirakan laba bersih pada tahun 2022 bisa bertumbuh 5%," proyeksi dia. 

Andika memprediksi, pendapatan GGRM sepanjang tahun ini bisa mencapai Rp 132 triliun. Sementara laba bersih diprediksi bisa mencapai angka Rp 6 triliun. 

Baca Juga: Laba GGRM Tertekan 26,7% di akhir 2021, Begini Rekomendasi Analis

Andika menyebut, upaya GGRM menekan efek kenaikan cukai rokok dengan menyediakan produk rokok yang murah dan terjangkau masyarakat bisa meningkatkan penjualan tahun ini. 

Tapi Christine melihat, fenomena peralihan konsumen ke produk sejenis dengan harga lebih murah alias downtrading akan berlanjut tahun ini. Meski begitu, GGRM akan terbantu penyederhanaan layer cukai rokok. Kebijakan pemerintah ini bisa mengurangi perpindahan konsumen ke rokok lebih murah.

Putu juga menilai margin GGRM masih akan tertekan, seiring pertumbuhan beban pokok penjualan yang lebih cepat daripada pendapatan akibat kenaikan cukai. Asal tahun saja, margin laba kotor di kuartal I tahun ini sebesar 11,2%, turun dari 13,1% di periode yang sama tahun lalu. 

Putu mengatakan, volume penjualan GGRM tidak akan naik signifikan di kuartal dua ini. Tapi jika harga jual rata-rata naik, margin bisa terjaga. "Berdasarkan penelitian kami, harga jual rata-rata sigaret kretek mesin full flavor (GG International dan GG Surya) telah naik 4%-5% secara tahunan, sedangkan harga jual rata-rata sigaret kretek mesin low tar & low nicotine (GG Mild dan Surya Pro mild) naik 0,2%," ucap Putu

Tahun ini, Putu memperkirakan pendapatan dan laba bersih GGRM masing -masing Rp 138,63 triliun dan Rp 5,61 triliun. GGRM masih bisa membagi dividen 80%-90% dari laba bersih. Putu merekomendasikan buy dengan target Rp 34.500 per saham. 

Christine menyarankan hold dengan target Rp 32.300. Andika merekomendasikan buy on weakness dengan target Rp 32.000. 

Baca Juga: GGRM dan HMSP Keluar, Ini Daftar Lengkap Penghuni IDX30 Periode Februari-Juli 2022

Bagikan

Berita Terbaru

Berhentilah Menebang Masa Depan
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 07:10 WIB

Berhentilah Menebang Masa Depan

Bencana  banjir dan longsor di tiga provinsi Sumatra jadi momentum reformasi kebijakan perizinan dan tata ruang Indonesia.​

Jangan Jadi Tradisi
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 07:00 WIB

Jangan Jadi Tradisi

Lonjakan harga-harga komoditas pangan menjelang Nataru ataupun saat puasa dan Lebaran harus disikapi serius pemerintah lewat kebijakan.

Bos Martina Berto (MBTO) Memilih Investasi Berhorizon Menengah hingga Panjang
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:55 WIB

Bos Martina Berto (MBTO) Memilih Investasi Berhorizon Menengah hingga Panjang

Direktur Utama PT Martina Berto Tbk (MBTO), Bryan David Emil, memilih aset berjangka menengah panjang dalam portofolio investasinya.

Multifinance Kejar Pembiayaan Mobil
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:50 WIB

Multifinance Kejar Pembiayaan Mobil

Pemangkasan target penjualan mobil baru oleh Gaikindo menjadi 780.000 unit menegaskan tekanan pada industri otomotif belum mereda.

Daya Beli Pulih, Kredit Masih Tertahan
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:48 WIB

Daya Beli Pulih, Kredit Masih Tertahan

Pemulihan daya beli masyarakat mulai terlihat di Oktober 2025, namun belum merata. Kredit rumahtangga jadi penopang utama pertumbuhan kredit OJK.

Rupiah Pekan Ini Terangkat Pelemahan Dolar
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:30 WIB

Rupiah Pekan Ini Terangkat Pelemahan Dolar

Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot menguat 0,18% secara harian ke Rp 16.646 per dolar AS pada Jumat (12/12).

Sinergi Multi (SMLE) Bersiap Mengekspor Minyak Nilam
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 05:20 WIB

Sinergi Multi (SMLE) Bersiap Mengekspor Minyak Nilam

SMLE memperkuat bisnis nilam sebagai salah satu komoditas strategis di Indonesia dengan fokus pada kategori wewangian (fragrance & flavors).

Siasat Tigaraksa Satria (TGKA) Pulihkan Kinerja di 2026
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 04:20 WIB

Siasat Tigaraksa Satria (TGKA) Pulihkan Kinerja di 2026

TGKA mengupayakan sejumlah langkah efisiensi dan perbaikan proses kerja. Hal ini bertujuan agar laba bersih tahun 2025 tidak turun signifikan.

Dirut Emiten Afiliasi Haji Isam Mengundurkan Diri, Ada Apa?
| Jumat, 12 Desember 2025 | 10:59 WIB

Dirut Emiten Afiliasi Haji Isam Mengundurkan Diri, Ada Apa?

Bila terjadi kekosongan anggota direksi sehingga jumlahnya kurang dari dua orang, RUPS wajib diselenggarakan paling lambat 90 hari kalender

Patriot Bond Danantara Jilid Kedua Dikabarkan Terbit Lebih Cepat dari Jadwal Awal
| Jumat, 12 Desember 2025 | 08:16 WIB

Patriot Bond Danantara Jilid Kedua Dikabarkan Terbit Lebih Cepat dari Jadwal Awal

Berbeda dengan Patriot Bond jilid I yang kelebihan permintaan (oversubscribe), Patriot Bond II punya cerita berbeda.

INDEKS BERITA

Terpopuler