Ini Strategi Jasa Raharja dalam Menginvestasikan Dana Kelolaannya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jasa Raharja menerapkan strategi berhati-hati menempatkan dana kelolaan investasi. Direktur Utama Jasa Raharja, Budi Rahardjo Slamet, menyatakan, sangat prudent dalam menjalankan strategi investasi.
Ia menyebutkan, asuransi BUMN itu telah memenuhi ketentuan investasi yang sudah ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). “Kemarin kami juga sudah diaudit investasi langsung oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Jasa Raharja termasuk yang tidak bermasalah,” ujar Budi, di Jakarta pada Selasa (10/3).
Baca Juga: Masuk holding asuransi BUMN, Jasa Raharja pertahankan strategi bisnis
Sekretaris Perusahaan Jasa Raharja, Harwan Muldidarmawan menyatakan, saat ini aset investasi sekitar Rp 13 triliun. Ia menyatakan, dari total dana itu, untuk penyertaan langsung hanya sekitar 8% lantaran sesuai aturan OJK tidak boleh lebih dari 10%.
“Strategi investasi kami harus sensitif dan harus mengikuti perubahan dari pasar modal. Kalau sekarang mungkin kami lebih cocok alokasikan ke surat utang negara. Nanti kami akan realokasi, kita juga melihat batasan, kita tidak mungkin melebihi batasan yang ditentukan OJK,” papar Harwan.
Selain itu, Jasa Raharja juga akan melakukan rebalancing portofolio guna mengoptimalkan hasil investasi.
Saat ini, mayoritas investasi Jasa Raharja di tempatkan di surat utang negara. Lalu reksadana dan saham. Untuk investasi saham, menurut Harwan, alokasinya tidak banyak lantaran kondisi pasar yang tengah fluktuatif.
Harwan bilang, ke depan ada wacana melakukan penyertaan langsung. Namun langkah ini harus melalui kajian lebih lanjut. Lantaran perlu analisa mendalam, juga melihat kondisi perekonomian.
Baca Juga: Pasar saham bergejolak, Jasa Raharja pilih investasi yang prudent
Hingga kini Jasa Raharja masih meminta masukan dari pemerintah sebagai pemegang saham untuk melakukan penyertaan langsung. Jasa Raharja menargetkan bisa mencatatkan pendapatan senilai Rp 6,73 triliun di tahun ini.
Nilai itu tumbuh 5,82% dibandingkan 2019 yang senilai Rp 6,36 triliun. Jasa Raharja juga menargetkan laba bersih senilai Rp 1,62 triliun sepanjang 2020. Tumbuh 4,52% dibanding 2019.