Insentif Properti Mengalir, KPR Bank Bakal Tumbuh

Rabu, 04 September 2024 | 04:45 WIB
Insentif Properti Mengalir,  KPR Bank Bakal Tumbuh
[ILUSTRASI. Foto udara deretan rumah yang masih dalam tahap pembangunan perumahan di Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (3/9/2024). Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) mencatat penurunan angka kebutuhan rumah dalam negeri atau backblog kurun waktu lima tahun terakhir dari angka 12,7 juta unit rumah menjadi 9,6 juta unit rumah dengan target zero backblog pada 2045. ANTARA FOTO/Andry Denisah/Spt.]
Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Angin segar berhembus di sektor properti. Efeknya, bisnis Kredit Pemilikan Rumah (KPR) perbankan terus tumbuh ke depan. 

Bank Indonesia (BI) mencatat, penyaluran KPR per Juli 2024 tumbuh 14,32% secara tahunan. Angka pertumbuhan tersebut melambat dibanding pada bulan sebelumnya, di mana penyaluran KPR naik 14,36% secara tahunan. 

Saat terjadi perlambatan tersebut, pemerintah memberi kabar baik untuk menggenjot penyaluran KPR subsidi maupun non-subsidi. Di antaranya menambah kuota subsidi Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan perpanjangan insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP). 

Baca Juga: Begini Rekomendasi Analis untuk CTRA, Pasca Rencana Pembangunan Rumah Sakit

Pemerintah menambah kuota subsidi FLPP menjadi 200.000 unit pada tahun ini, dari semula sebanyak 166.000 unit rumah. Ini sejalan dengan kondisi di beberapa bank yang mencatat kuota rumah subsidi FLPP hampir habis.

Ambil contoh di PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). Hingga 28 Agustus lalu BTN telah menyalurkan FLPP sebanyak 121.593 unit. Kuota yang dimiliki BTN pada tahun 2024 ini sekitar 124.000 unit.

Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu bilang, kebutuhan kuota KPR selama Agustus hingga Desember 2024 mencapai 29.000 unit. 
Menurut Nixon, daya beli masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) terhadap penjualan rumah segmen bawah masih tinggi. "Tidak ada yang menyangka di awal Agustus kuota sudah habis," kata dia.

Nixon optimistis, permintaan rumah di kalangan MBR masih meningkat hingga tahun depan. Selain itu, pemerintahan baru di bawah Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menargetkan 3 juta rumah baru di Indonesia. Ini menunjukkan keseriusan pemerintah menangani backlog perumahan. 
Permintaan tinggi

Teddy Kurniawan, Pimpinan Divisi Kredit Ritel PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sumatra Selatan dan Bangka Belitung (Sumsel Babel) juga menilai permintaan KPR FLPP masih tergolong tinggi. Buktinya, kuota KPR FLPP yang dimiliki Bank Sumsel Babel sudah habis sejak Juli 2024. 

Di tahun ini, bank ini mendapat kuota 3.500 unit. Saat ini pihaknya belum mendapat kepastian terkait kuota tambahan. Tapi ia melihat Bank Sumsel Babel masih mampu menyalurkan 100 unit. 

Baca Juga: Dapat Insentif PPN DTP dan FLPPP, Bank BTN Yakin Kredit Naik

Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk Yuddy Renaldi menyebut sampai Juli 2024 telah menyalurkan FLPP sebanyak 4.178 unit rumah. Target FLPP bank ini sebanyak 4.322 unit. 

"Sudah ada lampu hijau agar alokasi kuota yang masih tersisa bisa digunakan sampai akhir tahun 2024 nanti,” terang Yuddy.

Perpanjangan insentif PPN DTP juga berdampak positif. "Dari pengalaman kami, dampak PPN DTP ini memberikan peningkatan bisnis KPR minimal 10%," ujar Executive Vice President Consumer Loan Bank Central Asia (BCA) Welly Yandoko. BTN juga memperkirakan kredit naik 10% di tahun ini.  

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Rupiah Kamis (9/1) Berpotensi Bergerak Melemah
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 06:15 WIB

Rupiah Kamis (9/1) Berpotensi Bergerak Melemah

Rabu (8/10), rupiah ditutup melemah tipis 0,07% ke Rp 16.573. Mengacu Jisdor Bank Indonesia (BI), rupiah melorot 0,28% ke Rp 16.606.

Pebisnis Kosmetik Mulai Bersolek Sambut Harbolnas
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 06:10 WIB

Pebisnis Kosmetik Mulai Bersolek Sambut Harbolnas

Harbolnas menjadi momentum penting bagi para pelaku usaha untuk mendorong transaksi pada akhir tahun ini.

Ini Strategi Pemerintah Mengerek Ekonomi Naik
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 05:48 WIB

Ini Strategi Pemerintah Mengerek Ekonomi Naik

Menteri Keuangan menargetkan pertumbuhan ekonomi di kuartal IV mencapai 5,5%                        

Percepat Pembayaran Utang, Prospek Krakatau Steel (KRAS) Bisa Cemerlang
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 05:45 WIB

Percepat Pembayaran Utang, Prospek Krakatau Steel (KRAS) Bisa Cemerlang

Pada 30 September 2025, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) meraih persetujuan dari seluruh bank restrukturisasi untuk mempercepat penyelesaian kewajiban

Cari Dana Lewat Rights Issue, Pantai Indah Kapuk (PANI) Siap Ekspansi dan Akuisisi
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 05:35 WIB

Cari Dana Lewat Rights Issue, Pantai Indah Kapuk (PANI) Siap Ekspansi dan Akuisisi

PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) berencana menggalang pendanaan lewat rights issue. Untuk itu, hari ini PANI akan minta restu dari RUPSLB..

Kenaikan Permintaan dan Harga Ayam Memoles Prospek Japfa (JPFA)
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 05:33 WIB

Kenaikan Permintaan dan Harga Ayam Memoles Prospek Japfa (JPFA)

Pulihnya permintaan dan kenaikan harga ayam hidup berpeluang mendorong kinerja PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA)

Kondisi Ekonomi dan Politik Mengubah Arah Valas Utama
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 05:29 WIB

Kondisi Ekonomi dan Politik Mengubah Arah Valas Utama

Sejumlah mata uang utama melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah perkembangan situasi ekonomi dan politik.

Makin Tidak Yakin Gara-Gara Makin Miskin
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 05:28 WIB

Makin Tidak Yakin Gara-Gara Makin Miskin

Indeks Keyakinan Konsumen September 2025 merosot ke 115, terendah sejak April 2022                    

Danantara Menyuntik Modal ke GIAA Senilai US$ 1,84 Miliar
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 05:26 WIB

Danantara Menyuntik Modal ke GIAA Senilai US$ 1,84 Miliar

Rencana suntikan modal Danantara untuk PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menjadi sentimen positif untuk emiten ini

Menakar Calon Penghuni Baru MSCI
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 05:24 WIB

Menakar Calon Penghuni Baru MSCI

Saham BREN dan BRMS punya peluang paling besar untuk masuk ke indeks MSCI periode November 2025 mendatang

INDEKS BERITA

Terpopuler