jasa Marga (JSMR) Berada di Jalur Bebas Hambatan Lagi

Jumat, 28 Januari 2022 | 04:35 WIB
jasa Marga (JSMR) Berada di Jalur Bebas Hambatan Lagi
[]
Reporter: Kenia Intan | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia membuka kemungkinan pengetatan mobilitas masyarakat. Bagi emiten infrastruktur transportasi PT Jasa Marga Tbk (JSMR), kondisi ini tentu tidak menguntungkan. 

Komisaris Kanaka Hita Solvera Halimas Tansil yakin, meski terjadi pengetatan, penerapannya tidak akan seketat saat puncak kenaikan kasus Covid-19 pada pertengahan tahun lalu. Apalagi saat ini jumlah masyarakat penerima vaksin Covid-19 sudah lebih banyak dibanding tahun lalu. "Perkiraan saya dampak hanya satu-dua bulan saja," kata dia, Kamis (27/1). 

Karena itu, Halimas menilai JSMR memiliki prospek bisnis cerah tahun ini. Apalagi, emiten pelat merah ini tengah dalam program deleveraging utang, mengurangi biaya bunga dan meningkatkan laba.  

Baca Juga: Jasa Marga (JSMR) Siapkan Belanja Modal Rp 9 Triliun Tahun 2022

Memang, saham JSMR juga terkena sentimen negatif lantaran kehilangan status sebagai anggota indeks LQ45. Tapi Halimas melihat hal ini tidak akan berdampak drastis terhadap pergerakan sahamnya dan hanya menjadi sentimen negatif sesaat saja. 

Analis RHB Sekuritas Ryan Santoso dan Andrey Wijaya juga punya pendapat senada. Dalam riset per 6 Januari 2022, RHB Sekuritas menilai kasus Covid-19 masih dapat dikelola dengan baik. Jika kondisi tersebut bisa terjaga, Ryan dan Andrey memprediksi pendapatan dari jalan tol JSMR tahun ini bisa meningkat 17%-18%. Selain itu, pengurangan kepemilikan pada tol Pandaan-Malang juga berpotensi memberi kenaikan pendapatan hingga Rp 125 miliar. 

Trafik mulai ramai

RHB Sekuritas dalam riset juga menjelaskan jika rata-rata pendapatan jalan tol secara mingguan telah membaik sejak Oktober 2021. Asal tahu saja, menurut catatan RHB Sekuritas, rata-rata pendapatan mingguan JSMR lebih tinggi 11%-13% dibanding kondisi normal. "Ini sejalan dengan peningkatan mobilitas setelah pelonggaran pembatasan aktivitas publik," terang Ryan.

Sementara pada 17 Desember 2021-2 Januari 2022, JSMR mencatat ada 2,6 juta kendaraan meninggalkan Jabotabek. Angka tersebut naik 2,6% secara bulanan dan naik 9,1% secara tahunan. "Tahun ini peningkatan trafik memainkan kunci penting pada pertumbuhan pendapatan tol, seiring pembatasan masyarakat mulai dicabut," tulis Ryan. 

Baca Juga: Jasa Marga (JSMR) Siap Berpartisipasi Dalam Proyek Tol di Ibu Kota Negara (IKN) Baru

Menurut dia, penyebaran varian baru Covid-19 menjadi faktor risiko yang patut diwaspadai. Mengingat, penyebaran varian baru dapat kembali membatasi mobilitas dan lalu lintas. 

Perkembangan lalu lintas akan berpengaruh terhadap nilai aset trans Jawa yang direncanakan akan initial public offering (IPO). Tapi menurut Ryan, sepertinya rencana ini belum akan terlaksana dalam waktu dekat, karena emiten menanti kondisi kembali normal.

Pendapatan JSMR pun berpotensi terangkat jika ada penyesuaian tarif sesuai dengan level inflasi tiap-tiap daerah. Rencananya ada enam jalan tol yang akan disesuaikan tarifnya, yakni Jagorawi, Inner Ring Road, Kunciran-Serpong, Surabaya-Mojokerto, Gempol-Pandaan, dan Bali-Mandara.

Menurut Analis JP Morgan Henry Wibowo, Arnanto Januri, dan Karen Li dalam riset pada 12 Januari, prospek belanja modal jadi risiko utama JSMR. Asal tahu saja, JSMR saat ini memiliki tiga jalan tol dalam proses pengembangan, yakni Jakarta-Cikampek South II, Jogja-Bawen, Probolinggo-Banyuwangi. Ketiganya butuh modal cukup besar.

Belum lagi JSMR memiliki investasi baru di proyek Cigatas. "Kami percaya belanja modal tetap tinggi, ini jadi risiko utama karena membatasi deleveraging JSMR dan prospek ekspansi ROE. Padahal ROE merupakan pendorong utama dalam penilaian kami," tulis analis JPMorgan. 

Selain itu, potensi kenaikan pendapatan tol juga menjadi kunci utama pendorong JSMR. Secara mingguan JSMR mampu meningkatkan pendapatan tol hingga 15% di atas masa sebelum pandemi. Akan tetapi, capaian tersebut sudah tercermin dalam pergerakan saham JSMR yang menggeliat di Rp 3.700 hingga Rp 4.000. 

Pada tahun ini, RHB Sekuritas memperkirakan JSMR dapat membukukan pendapatan Rp 14,03 triliun dengan laba bersih Rp 2,25 triliun. 

Baca Juga: Jasa Marga Memiliki Pangsa Pasar 51% dari Total jalan Tol beroperasi di Indonesia

RHB Sekuritas merekomendasikan buy JSMR dengan target Rp 5.300 per saham. Sementara JP Morgan memberi rating netral dengan target Rp 3.700. Halimas menyarankan buy dengan target di Rp 4.500. Kemarin, JSMR ditutup di 3.240 per saham.      

Bagikan

Berita Terbaru

Menanti Tuah Window Dressing di Pekan Pendek, Cermati Saham-Saham Ritel Ini
| Selasa, 23 Desember 2025 | 11:58 WIB

Menanti Tuah Window Dressing di Pekan Pendek, Cermati Saham-Saham Ritel Ini

Saham ritel berpotensi bangkit di sisa 2025. Simak proyeksi pertumbuhan laba 2026 dan rekomendasi saham ACES, MIDI, hingga ERAA.

Niharika Yadav: Inflasi Medis Masih Jadi Tantangan ke Depan
| Selasa, 23 Desember 2025 | 11:40 WIB

Niharika Yadav: Inflasi Medis Masih Jadi Tantangan ke Depan

Penerapan sejumlah regulasi baru dan tingginya inflasi medis akan mempengaruhi bisnis asuransi jiwa di Indonesia di 2026

Laba Melonjak 51% tapi Saham DSNG Justru Tergelincir, Saatnya Masuk Atau Wait & See?
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:17 WIB

Laba Melonjak 51% tapi Saham DSNG Justru Tergelincir, Saatnya Masuk Atau Wait & See?

Prospek kinerja DSNG di 2026 dinilai solid berkat profil tanaman sawit muda dan permintaan CPO yang kuat.

OJK dan KSEI Meluncurkan Integrasi Sistem Perizinan Reksadana
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:15 WIB

OJK dan KSEI Meluncurkan Integrasi Sistem Perizinan Reksadana

Langkah ini  untuk menyederhanakan proses, meningkatkan kepastian layanan, dan memperkuat tata kelola pendaftaran produk investasi reksadana. 

Anak Usaha DOID Perpanjang Kontrak DOID di Tambang Blackwater, Nilainya Segini
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:11 WIB

Anak Usaha DOID Perpanjang Kontrak DOID di Tambang Blackwater, Nilainya Segini

Kontrak tersebut terkait tambang Blackwater. Perpanjangan kontrak yang diperoleh pada 21 Desember 2025 tersebut bernilai sekitar A$ 740 juta. 

Emiten Semen Bisa Pulih Secara Bertahap, Simak Rekomendasi Sahamnya
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:45 WIB

Emiten Semen Bisa Pulih Secara Bertahap, Simak Rekomendasi Sahamnya

Emiten sektor semen berpeluang memasuki fase pemulihan pada 2026 setelah melewati tahun yang menantang.

Tax Holiday Deras, Investasi IKN Terkuras
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:43 WIB

Tax Holiday Deras, Investasi IKN Terkuras

Tercatat 290 perusahaan memperoleh tax holiday, dengan 102 perusahaan telah beroperasi dan merealisasikan investasi sebesar Rp 480 triliun.

Produksi Nikel di 2026 Dibatasi, Saham NCKL, INCO, HRUM, hingga ANTM Makin Seksi
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:43 WIB

Produksi Nikel di 2026 Dibatasi, Saham NCKL, INCO, HRUM, hingga ANTM Makin Seksi

Kebijakan pemangkasan produksi nikel oleh Pemerintah RI diharapkan mendongkrak harga sehingga akan berefek positif ke emiten.

ASII Masih Melirik Peluang Bisnis di Sektor Kesehatan
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:42 WIB

ASII Masih Melirik Peluang Bisnis di Sektor Kesehatan

Hingga saat ini, total investasi Grup Astra di bidang jasa kesehatan telah mencapai sekitar Rp 8,6 triliun.

Likuiditas Melimpah, Riil Masih Lemah
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:39 WIB

Likuiditas Melimpah, Riil Masih Lemah

Kenaikan M2 lebih banyak ditopang oleh peningkatan uang kuasi, terutama simpanan berjangka dan tabungan di perbankan. ​

INDEKS BERITA

Terpopuler