KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia membuka kemungkinan pengetatan mobilitas masyarakat. Bagi emiten infrastruktur transportasi PT Jasa Marga Tbk (JSMR), kondisi ini tentu tidak menguntungkan.
Komisaris Kanaka Hita Solvera Halimas Tansil yakin, meski terjadi pengetatan, penerapannya tidak akan seketat saat puncak kenaikan kasus Covid-19 pada pertengahan tahun lalu. Apalagi saat ini jumlah masyarakat penerima vaksin Covid-19 sudah lebih banyak dibanding tahun lalu. "Perkiraan saya dampak hanya satu-dua bulan saja," kata dia, Kamis (27/1).
Karena itu, Halimas menilai JSMR memiliki prospek bisnis cerah tahun ini. Apalagi, emiten pelat merah ini tengah dalam program deleveraging utang, mengurangi biaya bunga dan meningkatkan laba.
Baca Juga: Jasa Marga (JSMR) Siapkan Belanja Modal Rp 9 Triliun Tahun 2022
Memang, saham JSMR juga terkena sentimen negatif lantaran kehilangan status sebagai anggota indeks LQ45. Tapi Halimas melihat hal ini tidak akan berdampak drastis terhadap pergerakan sahamnya dan hanya menjadi sentimen negatif sesaat saja.
Analis RHB Sekuritas Ryan Santoso dan Andrey Wijaya juga punya pendapat senada. Dalam riset per 6 Januari 2022, RHB Sekuritas menilai kasus Covid-19 masih dapat dikelola dengan baik. Jika kondisi tersebut bisa terjaga, Ryan dan Andrey memprediksi pendapatan dari jalan tol JSMR tahun ini bisa meningkat 17%-18%. Selain itu, pengurangan kepemilikan pada tol Pandaan-Malang juga berpotensi memberi kenaikan pendapatan hingga Rp 125 miliar.
Trafik mulai ramai
RHB Sekuritas dalam riset juga menjelaskan jika rata-rata pendapatan jalan tol secara mingguan telah membaik sejak Oktober 2021. Asal tahu saja, menurut catatan RHB Sekuritas, rata-rata pendapatan mingguan JSMR lebih tinggi 11%-13% dibanding kondisi normal. "Ini sejalan dengan peningkatan mobilitas setelah pelonggaran pembatasan aktivitas publik," terang Ryan.
Sementara pada 17 Desember 2021-2 Januari 2022, JSMR mencatat ada 2,6 juta kendaraan meninggalkan Jabotabek. Angka tersebut naik 2,6% secara bulanan dan naik 9,1% secara tahunan. "Tahun ini peningkatan trafik memainkan kunci penting pada pertumbuhan pendapatan tol, seiring pembatasan masyarakat mulai dicabut," tulis Ryan.
Baca Juga: Jasa Marga (JSMR) Siap Berpartisipasi Dalam Proyek Tol di Ibu Kota Negara (IKN) Baru
Menurut dia, penyebaran varian baru Covid-19 menjadi faktor risiko yang patut diwaspadai. Mengingat, penyebaran varian baru dapat kembali membatasi mobilitas dan lalu lintas.
Perkembangan lalu lintas akan berpengaruh terhadap nilai aset trans Jawa yang direncanakan akan initial public offering (IPO). Tapi menurut Ryan, sepertinya rencana ini belum akan terlaksana dalam waktu dekat, karena emiten menanti kondisi kembali normal.
Pendapatan JSMR pun berpotensi terangkat jika ada penyesuaian tarif sesuai dengan level inflasi tiap-tiap daerah. Rencananya ada enam jalan tol yang akan disesuaikan tarifnya, yakni Jagorawi, Inner Ring Road, Kunciran-Serpong, Surabaya-Mojokerto, Gempol-Pandaan, dan Bali-Mandara.
Menurut Analis JP Morgan Henry Wibowo, Arnanto Januri, dan Karen Li dalam riset pada 12 Januari, prospek belanja modal jadi risiko utama JSMR. Asal tahu saja, JSMR saat ini memiliki tiga jalan tol dalam proses pengembangan, yakni Jakarta-Cikampek South II, Jogja-Bawen, Probolinggo-Banyuwangi. Ketiganya butuh modal cukup besar.
Belum lagi JSMR memiliki investasi baru di proyek Cigatas. "Kami percaya belanja modal tetap tinggi, ini jadi risiko utama karena membatasi deleveraging JSMR dan prospek ekspansi ROE. Padahal ROE merupakan pendorong utama dalam penilaian kami," tulis analis JPMorgan.
Selain itu, potensi kenaikan pendapatan tol juga menjadi kunci utama pendorong JSMR. Secara mingguan JSMR mampu meningkatkan pendapatan tol hingga 15% di atas masa sebelum pandemi. Akan tetapi, capaian tersebut sudah tercermin dalam pergerakan saham JSMR yang menggeliat di Rp 3.700 hingga Rp 4.000.
Pada tahun ini, RHB Sekuritas memperkirakan JSMR dapat membukukan pendapatan Rp 14,03 triliun dengan laba bersih Rp 2,25 triliun.
Baca Juga: Jasa Marga Memiliki Pangsa Pasar 51% dari Total jalan Tol beroperasi di Indonesia
RHB Sekuritas merekomendasikan buy JSMR dengan target Rp 5.300 per saham. Sementara JP Morgan memberi rating netral dengan target Rp 3.700. Halimas menyarankan buy dengan target di Rp 4.500. Kemarin, JSMR ditutup di 3.240 per saham.