Kantongi Pinjaman, Pelita Samudera (PSSI) Menambah Armada Kapal

Sabtu, 25 Mei 2019 | 09:23 WIB
Kantongi Pinjaman, Pelita Samudera (PSSI) Menambah Armada Kapal
[]
Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) mengantongi pendanaan baru untuk ekspansi. Perusahaan pelayaran ini mendapatkan pinjaman dari Citibank senilai US$ 10 juta untuk menambah armada kapal.

Sekretaris Perusahaan Pelita Samudera Imelda Agustina Kiagoes menjelaskan, perusahaan ini sebelumnya sudah mendapatkan pinjaman US$ 10 juta dari Citibank pada Desember 2018 lalu. "Sehingga, total pinjaman yang didapat saat ini US$ 20 juta," jelas dia di Hotel Ayana Midplaza, Jumat (24/5).

Belum ada proyeksi pinjaman baru pada Citibank di masa mendatang. Namun Imelda mengklaim, kesediaan Citibank mengucurkan pinjaman pada perusahaan logistik mencerminkan perusahaan punya rekam jejak yang baik.

Dengan pinjaman ini, Pelita Samudera sudah menambah lima unit kapal. "Kami optimistis, dengan adanya penambahan kapal tersebut PSSI dapat membantu pemerintah, terutama pelayaran nasional, untuk bisa meningkatkan pangsa pasar internasional," kata Direktur Pelita Samudera Harry Tjhen.

Ia menyebut, pada akhir tahun nanti kapal jenis mother vessel akan bertambah menjadi enam unit. Penambahan kapal ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan logistik di sektor energi. Dus, ini upaya perusahaan mengembangkan usahanya. Sebelumnya Pelita Samudera bergantung pada batubara dan kini beralih ke sektor energi lain, termasuk mineral.

Maklumlah, bisnis batubara saat ini cenderung tertekan. Di pasar internasional, harga batubara sejak akhir 2018 hingga kemaren telah terpangkas 15% menjadi US$ 81,9 per ton.

Selain mengumumkan rencana ekspansi, Pelita Samudera menyatakan rencana pembagian dividen. Para pemegang saham PSSI akan mendapat dividen Rp 7 per saham. Jika dibandingkan harga kemarin, yield dividen PSSI mencapai 4,29%.

Sebelumnya, PSSI telah membagikan dividen interim sebesar Rp 5 pada November 2018 lalu. "Sehingga, dividen tahun ini lebih besar dibanding tahun sebelumnya," jelas Imelda.

Sekadar informasi, pada akhir 2018 lalu, Pelita Samudera mengantongi laba US$ 14,1 juta yang merupakan capaian laba tertinggi dalam lima tahun terakhir. Keuntungan ini naik hampir empat kali lipat dibanding pencapaian 2017. Adapun pendapatannya tumbuh 30% menjadi US$ 63,6 juta.

Kinerja Pelita Samudera pada kuartal I-2019 juga sudah menunjukkan kenaikan. Pendapatan emiten ini mencapai US$ 17,7 juta, naik sekitar 9% year on year. Tetapi labanya mengalami penurunan 17% menjadi US$ 2,19 juta, lantaran kenaikan harga bahan bakar, upah kru, depresiasi kapal, dan program ekspansi armada.

Namun, Imelda yakin ada perbaikan kinerja pada kuartal II-2019. Apalagi, armada Pelita Samudera sudah bertambah. Sampai Mei ini, total kapasitas pengangkutan MV menjadi 205.552 tonase bobot mati (DWT) dibandingkan 31.000 DWT pada setahun lalu.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

PIK 2 Bakal Private Placement Rp 300 Miliar, Harga Saham PANI Malah Terkoreksi
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 19:58 WIB

PIK 2 Bakal Private Placement Rp 300 Miliar, Harga Saham PANI Malah Terkoreksi

Marketing sales PANI bakal turun 42% YoY menjadi Rp 3,5 triliun akibat siklus perlambatan di pasar properti.

Danantara Dikabarkan bakal Menerbitkan Patriot Bond Senilai Rp 50 Triliun
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 12:24 WIB

Danantara Dikabarkan bakal Menerbitkan Patriot Bond Senilai Rp 50 Triliun

Kabar mengenai Patriot Bond Danantara pertama kali terungkap lewat akun instagram pribadi Tantowi Yahya (@tantowiyahyaofficial) tanggal 23 Agustus

Membedah Katalis yang bisa Mendongkrak Kinerja Keuangan & Saham Vale Indonesia (INCO)
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 10:47 WIB

Membedah Katalis yang bisa Mendongkrak Kinerja Keuangan & Saham Vale Indonesia (INCO)

Penjualan nikel saprolit akan memberikan tambahan pendapatan potensial sekitar US$ 56 juta di paruh kedua 2025.

Memantau Geliat Industri Bank Kustodian di Tahun 2025
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 10:41 WIB

Memantau Geliat Industri Bank Kustodian di Tahun 2025

Industri bank kustodian di Indonesia dapat belajar dari negara yang lebih maju seperti India dan Vietnam. 

Saham TLKM Tetap di Atas 3.000 di Tengah Jual-Beli oleh JP Morgan & Credit Agricole
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 08:43 WIB

Saham TLKM Tetap di Atas 3.000 di Tengah Jual-Beli oleh JP Morgan & Credit Agricole

Berdasar rata-rata target harga berdasarkan konsensus analis, potensi kenaikan harga saham TLKM sudah terbatas.

Valuasi Harga Saham HEAL Kian Premium Sejak Masuknya Grup Djarum, Masih Layak Beli?
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 08:12 WIB

Valuasi Harga Saham HEAL Kian Premium Sejak Masuknya Grup Djarum, Masih Layak Beli?

Masuknya Grup Djarum membuka peluang bagi RS Hermina (HEAL) untuk menggarap ratusan ribu karyawan yang berada di bawah konglomerasi tersebut.

Anggaran BA BUN Bengkak, Rawan Jadi Pos Gelap
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 07:54 WIB

Anggaran BA BUN Bengkak, Rawan Jadi Pos Gelap

Anggaran tahun depan dipatok Rp 525 triliun, naik signifikan 46,65% dibanding 2025 yang sebesar Rp 358 triliun.

Harga Saham EMTK Mengangkasa, Vanguard Group tak Mau Ketinggalan Kesempatan Jualan
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 07:42 WIB

Harga Saham EMTK Mengangkasa, Vanguard Group tak Mau Ketinggalan Kesempatan Jualan

Sepanjang Agustus 2025 berjalan, investor asing institusi lebih banyak menjual saham EMTK ketimbang akumulasi.

Belanja Perpajakan Tak Ungkit Industri Pengolahan
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 07:30 WIB

Belanja Perpajakan Tak Ungkit Industri Pengolahan

Meski belanja perpajakan digelontorkan, kinerja industri pengolahan justru semakin menunjukkan tanda-tanda kelesuan. 

Upaya Jaring Pemasukan dari Kadar Gula Minuman
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 07:23 WIB

Upaya Jaring Pemasukan dari Kadar Gula Minuman

Pemerintah dan DPR sepakat menerapkan cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) pada tahun 2026 

INDEKS BERITA

Terpopuler