Kebijakan Pemerintah Berpotensi Memicu Rupiah Jadi Melemah

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah sempat tersungkur ke level terendah sejak krisis moneter tahun 1998, rupiah menguat tipis.
Berdasarkan data Bloomberg, Rabu (26/3) rupiah spot tutup di Rp 16.588 per dolar AS, menguat 0,15% dari sehari sebelumnya. Di Jisdor Bank Indonesia (BI) menguat 0,20% ke Rp 16.588.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong mencermati, penguatan rupiah dipicu oleh koreksi pada dolar AS. Dari domestik, menguatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan momentum rebound. “Bila sentimen risk on di pasar ekuitas berlanjut, rupiah kembali terapresiasi,” ujar Lukman, Rabu (26/3).
Baca Juga: Mata Uang Garuda Loyo, Defisit Bakal Makin Lebar
Perkembangan domestik belakangan ini sedikit banyak membebani rupiah. Menurut Lukman, pergerakan rupiah pada Kamis (27/3) diperkirakan berkonsolidasi dengan potensi menguat atau melemah terbatas.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo pesimistis dengan pergerakan rupiah. Kebijakan fiskal domestik masih membatasi keunggulan rupiah. Ia memproyeksi, rupiah ke Rp 16.600 - Rp 17.000. Prediksi Lukman di kisaran Rp 16.500 - Rp 16.650 per dolar AS.