Kemkeu Lebih Dulu Temukan Indikasi Pelanggaran di AISA

Senin, 08 April 2019 | 07:05 WIB
Kemkeu Lebih Dulu Temukan Indikasi Pelanggaran di AISA
[]
Reporter: Intan Nirmala Sari, Nur Qolbi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Isu PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) kini bergeser pada laporan hasil audit investigasi Ernst & Young (EY). Namun, sebelum adanya laporan ini, Kementerian Keuangan, melalui Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK), sudah lebih dulu menemukan adanya kejanggalan dalam pelaporan keuangan AISA periode 2017.

"Terdapat indikasi pelanggaran terhadap standar audit sebagaimana diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik SA 550," ujar Bhimantara Widyajala, Pelaksana Tugas Kepala PPPK berdasarkan keterangan resmi PPPK tertanggal 3 Desember 2018 yang diperoleh KONTAN.

PPPK merilis surat tersebut lantaran ada laporan dari Forum Investor Retail AISA (Forsa) pada 8 Oktober 2018, terkait adanya indikasi pelanggaran audit laporan keuangan 2017. PPPK kemudian menerima laporan tersebut dan melakukan analisa apakah perlu untuk ditindaklanjuti atau tidak.

PPPK melakukan klarifikasi terhadap akuntan publik (AP) atau kantor akuntan publik (KAP) yang terlibat dalam proses audit laporan keuangan AISA tahun buku 2017. "Dari hasil analisis dan klarifikasi sebagaimana dimaksud, kami menyimpulkan AP/KAP seharusnya melaksanakan audit seperti konfirmasi ke pihak eksternal," tulis Bhimantara.

Akibat adanya indikasi pelanggaran oleh AP/KAP yang bersangkutan, PPPK bakal melakukan pemeriksaan AP/KAP tersebut dan memasukkan agenda ini ke dalam rencana pemeriksaan tahun ini.

Joko Mogoginta, Direktur Utama AISA yang lama belum memberikan komentarnya terkait dengan surat tersebut.

Direktur Utama AISA Hengky Koestanto mengatakan, pihaknya sudah mengupayakan jalur damai dengan manajemen lama AISA sejak Desember 2018. "Namun perlu diingat bahwa upaya perdamaian dengan laporan EY itu perlu dipisahkan," tegas dia, Minggu (7/4).

Hengky menambahkan, konteks damai tetap harus ada unsur pengembalian dana yang diduga disalahgunakan. Jika dana kembali, AISA bisa melanjutkan bisnis seperti semula. Namun, hingga saat ini, masih ada sejumlah hal yang belum bisa disepakati oleh kedua belah pihak..

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Kredit Diprediksi Masih Flat Hingga Akhir Tahun, Saham BTPS Direkomendasikan Tahan
| Senin, 03 November 2025 | 08:07 WIB

Kredit Diprediksi Masih Flat Hingga Akhir Tahun, Saham BTPS Direkomendasikan Tahan

Meski belakangan tengah mengalami koreksi, sepanjang 2025 berjalan saham BTPS sudah mencetak kenaikan harga 46,52%.

Meneropong Prospek Saham DEWA di Tengah Transformasi Bisnis dan Otak-Atik Keuangan
| Senin, 03 November 2025 | 07:46 WIB

Meneropong Prospek Saham DEWA di Tengah Transformasi Bisnis dan Otak-Atik Keuangan

Setiap kenaikan kapasitas 50 juta bcm membutuhkan investasi Rp 3,4 hingga Rp 4 triliun untuk pembelian alat berat dan peralatan pendukung.

Banjir Impor Biang Kerok Kontraksi TPT
| Senin, 03 November 2025 | 07:25 WIB

Banjir Impor Biang Kerok Kontraksi TPT

IKI Oktober menujukkan 22 subsektor masih ekspansi, hanya industri tekstil yang mengalami kontraksi akibat tekanan pasar

Pendapatan Operasional Melejit, Laba Indomobil (IMAS) Melambung Tinggi
| Senin, 03 November 2025 | 07:22 WIB

Pendapatan Operasional Melejit, Laba Indomobil (IMAS) Melambung Tinggi

Sampai 30 September 2025, laba bersih PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) melejit 216,06% secara tahunan (yoy) jadi Rp 257,60 miliar.

Pertamina Klaim Hasil Uji Pertalite Sesuai Spesifikasi
| Senin, 03 November 2025 | 07:19 WIB

Pertamina Klaim Hasil Uji Pertalite Sesuai Spesifikasi

Pertamina telah bergerak cepat menindaklanjuti laporan tersebut bersama Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM dan Lemigas.

Harga Batubara Melandai, Laba United Tractors (UNTR) Terbakar Dua Digit Per Q3 2025
| Senin, 03 November 2025 | 07:18 WIB

Harga Batubara Melandai, Laba United Tractors (UNTR) Terbakar Dua Digit Per Q3 2025

Meski pendapatannya tumbuh, laba bersih  PT United Tractors Tbk (UNTR) tergerus 26% (yoy) menjadi Rp 11,5 triliun hingga September 2025.

Bahan Bakar Alternatif Bobibos Diluncurkan
| Senin, 03 November 2025 | 07:16 WIB

Bahan Bakar Alternatif Bobibos Diluncurkan

Produk ini diberi nama Bobibos, yang merupakan akronim dari Bahan Bakar Original Buatan Indonesia, Bos!

Pasar Rumah Mewah Kebal dari Resesi
| Senin, 03 November 2025 | 07:14 WIB

Pasar Rumah Mewah Kebal dari Resesi

REI mencatat, penjualan rumah mewah per September 2025 tumbuh 7% secara tahunan. Pasar yang stabil mendorong developer aktif meluncurkan produk

Menangkap Cuan dari Dividen Emiten
| Senin, 03 November 2025 | 07:11 WIB

Menangkap Cuan dari Dividen Emiten

Sejumlah saham emiten akan memasuki masa cum dividen interim sepanjang bulan November 2025. Apa yang harus dicermati investor?

Ini Daya Tahan Kinerja Anggota Holding Mind ID
| Senin, 03 November 2025 | 07:10 WIB

Ini Daya Tahan Kinerja Anggota Holding Mind ID

Antam mendongkrak laba Mind ID, sedangkan kinerja PTBA dan Timah tertahan fluktuasi harga komoditas tambang

INDEKS BERITA

Terpopuler