Kendati Bursa Shanghai Lesu, Saham CNOOC Melambung di Perdagangan Hari Pertama

Kamis, 21 April 2022 | 17:21 WIB
Kendati Bursa Shanghai Lesu, Saham CNOOC Melambung di Perdagangan Hari Pertama
[ILUSTRASI. FILE PHOTO: Logo CNOOC tampil saat pengumuman kinerja interim di Hong Kong, China, 23 March 2017. REUTERS/Bobby Yip/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Saham CNOOC Ltd melonjak  44% dalam perdagangan hari pertamanya di bursa Shanghai pada Kamis. Di saat bursa sedang lesu, saham CNOOC diburu investor yang cari aman di di saat China menghadapi lonjakan harga energi serta inflasi yang melaju.

Setelah dibuka naik 20%, saham CNOOC langsung terbang menyentuh batas kenaikan harga tertinggi di Shanghai Stock Exchange (SSE), 44%. Saham CNOOC sempat mengalami suspensi, sebelum mengakhiri debutnya dengan menguat 27,7%.

Perdagangan saham CNOOC meramaikan bursa Shanghai yang suram. Indeks komposit SSE merosot lebih dari 2% tertekan penguncian Covid-19 dan ketegangan geopolitik.

"CNOOC sedang dikejar oleh investor yang mencari perlindungan di kapitalisasi besar dengan penilaian yang relatif rendah dan dividen tinggi," kata Linus Yip, kepala strategi di First Shanghai Group. "Saham juga membangkitkan selera pasar pada saat harga minyak naik dan inflasi meningkat."

Baca Juga: Kinerjanya Makin Melesat, Tesla Imbangi Lonjakan Biaya dengan Kenaikan Harga

Produsen minyak lepas pantai terbesar China itu mengantongi 28,08 miliar yuan, atau setara Rp 64,1 triliun lebih melalui penawaran saham terbesar ke-11 di negara itu. CNOOC menyatakan akan menggunakan dana penjualan saham untuk membangun satu proyek gas dan tujuh ladang minyak di China dan luar negeri. Hasil pencatatan di SSE juga akan digunakan untuk memperkuat modal.

Pencatatan saham di SSE merupakan "tonggak penting dalam sejarah perusahaan," kata Ketua CNOOC Wang Dongjin, seperti dikutip dalam pernyataan tertulis. CNOOC akan sepenuhnya memanfaatkan saluran pembiayaan baik di dalam maupun luar negeri, untuk mendorong pertumbuhan yang berkualitas, dan menciptakan nilai bagi pemegang saham, tambahnya.

Chen Shuxian, seorang analis di Cinda Securities, mengatakan dalam laporan riset pada Kamis bahwa "CNOOC mewakili peluang investasi bersejarah, berkat harga minyak yang tinggi, penilaian yang rendah, dan hasil dividen yang tinggi secara konsisten." Ia menambahkan kapitalisasi pasar perusahaan berpotensi berlipat ganda dalam beberapa tahun mendatang.

Saham CNOOC yang terdaftar di Hong Kong naik sebanyak 4,3% di awal perdagangan, tetapi kemudian berayun ke kerugian sekitar 3%.

Perdagangan saham CNOOC di Shanghai terjadi di saat bursa tengah lesu. Sejumlah saham penawaran umum perdana bahkan rontok di bawah harga IPO. 

Sepertiga dari sekitar 100 perusahaan yang telah terdaftar tahun ini di Shanghai dan Shenzhen telah jatuh di bawah harga penawaran mereka pada debutnya, data dari East Money Information menunjukkan. Beberapa di antaranya jatuh lebih dari 30%, seperti pembuat chip Vanchip Tianjin Technology Co Ltd dan perusahaan elektronik Rigol Technologies Co Ltd.

Performa perdagangan saham CNOOC di SSE sangat kontras dengan situasi di bursa China, yang sedang bearish. Bursa saham di China tercatat mengalami kinerja terburuk kedua secara global di tahun ini, setelah Rusia terkena sanksi. Pasar modal tertekan situasi ekonomi yang lesu akibat gejolak Covid-19, krisis Ukraina dan pengetatan moneter di Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Pejabat IMF Nilai Yen Melemah Karena Fundamental, Jepang Tak Perlu Ubah Kebijakan

Yang Hongxun, seorang analis di konsultan investasi Shandong Shenguang, mengatakan banyak saham yang sepi pada debutnya adalah saham dengan kapitalisasi kecil, namun memiliki valuasi tinggi. Sementara CNOOC mendapat valuasi yang relatif rendah.

Dalam penawaran di Shanghai, saham CNOOC dihargai 10,8 yuan. Harga itu setara dengan 23,88 kali pendapatan, atau 1,05 kali aset bersih.

CNOOC melakukan pencatatan di Shanghai setelah dicoret dari New York Stock Exchange. Pencoretan itu menyusul penempatan perusahaan tersebut dalam daftar hitam perdagangan oleh  Pemerintah AS, yang menuding perusahaan itu terkait dengan militer China. CNOOC mengatakan telah beroperasi sesuai dengan hukum setempat.

Perusahaan minyak milik negara China lainnya, seperti PetroChina Co Ltd dan China Petroleum & Chemical Corp (Sinopec), sudah lebih dahulu terdaftar di bursa Shanghai.

Bagikan

Berita Terbaru

Memacu Produksi Migas, Mengendalikan Batubara
| Rabu, 24 Desember 2025 | 06:50 WIB

Memacu Produksi Migas, Mengendalikan Batubara

Kementerian ESDM memfokuskan program ketahanan dan kemandirian energi pada 2026 dengan menggenjot produksi migas

Emas Melesat  Emiten Geber Produksi
| Rabu, 24 Desember 2025 | 06:47 WIB

Emas Melesat Emiten Geber Produksi

Tren kenaikan harga emas diprediksi berlanjut pada tahun depan seiring tingginya permintaan dan ketidakpasian ekonomii

Bali Sepi?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 06:10 WIB

Bali Sepi?

Tantangan pariwisata Bali saat ini tidak semata pada volume kunjungan, melainkan pada distribusi dan kualitas belanja wisatawan.

Perpanjang Tax Holiday Hingga 2026
| Rabu, 24 Desember 2025 | 06:05 WIB

Perpanjang Tax Holiday Hingga 2026

Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 69 Tahun 2024 mengatur jangka waktu tax holiday hanya sampai Desember 2025

2.603 Unit Hunian Baru Korban Bencana Sumatra
| Rabu, 24 Desember 2025 | 06:00 WIB

2.603 Unit Hunian Baru Korban Bencana Sumatra

Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman mulai membangun tempat tinggal permanen bagi warga terdampak bencana Sumatra.

Genjot Utang Jangka Pendek Tahun Depan
| Rabu, 24 Desember 2025 | 05:45 WIB

Genjot Utang Jangka Pendek Tahun Depan

Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026, target pembiayaan utang pemerintah mencapai Rp 781,87 triliun

NELY Bersiap Menambah Kapal Baru
| Rabu, 24 Desember 2025 | 05:35 WIB

NELY Bersiap Menambah Kapal Baru

PT Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk (NELY)  menyiapkan strategi untuk menangkap peluang pemulihan industri pelayaran pada 2026.

Mineral Kritis Imbalan Tarif Rendah Trump?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 05:29 WIB

Mineral Kritis Imbalan Tarif Rendah Trump?

Tak lama lagi, pemerintah RI dengan AS bakal meneken Agreement on Reciprocal Tariff (ART)           

Kenaikan UMP di Gorontalo 5,7% dan NTB 2,7%
| Rabu, 24 Desember 2025 | 05:15 WIB

Kenaikan UMP di Gorontalo 5,7% dan NTB 2,7%

Menjelang tenggat 24 Desember 2025, beberapa pemerintah daerah kembali menetapkan upah minimum provinsi (UMP) 2026.

Target Realistis Pendanaan Rumah Subsidi 2026
| Rabu, 24 Desember 2025 | 05:15 WIB

Target Realistis Pendanaan Rumah Subsidi 2026

Pemerintah menargetkan pembiayaan rumah subsidi lewat Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) menembus 285.000 unit pada 2026.

INDEKS BERITA

Terpopuler