Kinerja Berpotensi Meningkat, Ini Rekomendasi Saham Bekasi Fajar (BEST)

Kamis, 28 Februari 2019 | 06:51 WIB
Kinerja Berpotensi Meningkat, Ini Rekomendasi Saham Bekasi Fajar (BEST)
[]
Reporter: Dimas Andi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk sukses menjual lahan di tengah sejumlah tantangan bisnis. Analis memperkirakan kinerja emiten berkode BEST ini masih meningkat tahun ini.

BEST berhasil menjual lahan industri seluas 35 hektare (ha) dengan nilai Rp 1,03 triliun sepanjang tahun lalu. Hasil ini sesuai target yang dicanangkan perusahaan ini.

Analis Sinarmas Sekuritas Richardson Raymond mengungkapkan, target tersebut tercapai lantaran di kuartal IV tahun lalu BEST sanggup menjual lahan hingga 26 ha. "Pembeli lahan tersebut adalah dua perusahaan Jepang yang menjalankan bisnis gudang dan pengemasan," tulis dia dalam risetnya.

Ia menambahkan, BEST juga mencatatkan kenaikan average selling price (ASP) atau harga jual rata-rata lahan sebesar 15% (yoy). Harga lahan BEST naik dari Rp 2,6 juta per meter persegi (m²) di 2017 menjadi Rp 3 juta per m² di tahun berikutnya.

Peningkatan ASP ini mampu menutupi kekurangan di tahun lalu. Buat catatan, kendati target penjualan lahan seluas 35 ha tercapai, angka tersebut masih lebih rendah ketimbang pencapaian di 2017 silam, yaitu seluas 42 ha.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji menilai, hasil penjualan lahan industri yang diraih oleh BEST terbilang positif. Ini mengingat aktivitas transaksi para pengembang kawasan industri cenderung menurun di tahun lalu.

Sejumlah perusahaan tampak berhati-hati membeli lahan industri. akibat kondisi global yang tak menentu, seiring kenaikan suku bunga AS dan memanasnya hubungan dagang ASChina. "Penurunan permintaan lahan tahun lalu dirasakan oleh emiten kawasan industri secara keseluruhan, tak hanya BEST," terang Nafan, Rabu (27/2).

Hambatan bisnis

Manajemen BEST sendiri menargetkan bisa menjual 40 ha lahan di kompleks industri MM2100 di Cibitung, Jawa Barat, sepanjang tahun ini. Target ini lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.

Analis Maybank Kim Eng Sekuritas Aurelia Setiabudi menyampaikan, BEST sudah memperoleh pernyataan minat yang tinggi, mencapai 87 ha, sejak awal Januari lalu. "Inquiry yang diperoleh BEST di Januari 2019 lebih tinggi dari capaian perusahaan di periode Januari-September tahun lalu yang hanya 78 ha," papar dia dalam riset.

Namun ada beberapa sentimen yang berpotensi menghambat bisnis BEST. Pertama, pemilu. Sentimen ini membuat investor wait and see. Kedua, foreign direct investment (FDI) ke Indonesia. Jika FDI melemah, bisnis BEST akan terganggu.

Tapi, kemungkinan tersebut dinilai Nafan cukup kecil seiring dengan tren penguatan rupiah di tahun ini ditambah sentimen eksternal yang lebih bersahabat.

Toh, Nafan dan Richard merekomendasikan beli BEST. Target harga Nafan di Rp 364 dan Richard di Rp 320 per saham.

Sementara, Aurellia menyarankan hold BEST dengan target harga Rp 260 per saham. BEST diperkirakan bisa memperoleh pendapatan sebesar Rp 1,09 triliun dan laba bersih sebesar Rp 475 miliar di tahun ini.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Hero Global Investment (HGII) Bidik Peluang Pengadaan EBT
| Senin, 27 Oktober 2025 | 05:20 WIB

Hero Global Investment (HGII) Bidik Peluang Pengadaan EBT

Porsi bauran EBT dan sistem penyimpanan energi dalam RUPTL terbaru sebesar 76% atau 52,9 gigawatt (GW) 

Dapen Diminta Investasi di ETF Emas dan Energi Baru
| Senin, 27 Oktober 2025 | 05:20 WIB

Dapen Diminta Investasi di ETF Emas dan Energi Baru

Selama ini para pemain dana pensiun lebih banyak menempatkan di aset SBN per Juli 2025, total dana investasi di SBN 36,28% 

Program Peremajaan Kakao Menyasar 248.500 ha Lahan Hingga 2027
| Senin, 27 Oktober 2025 | 05:15 WIB

Program Peremajaan Kakao Menyasar 248.500 ha Lahan Hingga 2027

Program peremajaan tanaman kakao ditargetkan bisa menggantikan impor kakao yang di tahun 2023 tembus 340.000 ton.

Perpanjang Tenor Paling Masuk Akal Dalam Penyelesaian Utang Whoosh
| Senin, 27 Oktober 2025 | 05:10 WIB

Perpanjang Tenor Paling Masuk Akal Dalam Penyelesaian Utang Whoosh

Danantara bakal melakukan kunjungan ke China untuk membahas penyelesaian utang pembangunan Whoosh yang bernilai US$ 7,26 miliar.

Koperasi Merah Putih Siap Garap Perkebunan Sawit
| Senin, 27 Oktober 2025 | 05:05 WIB

Koperasi Merah Putih Siap Garap Perkebunan Sawit

Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes) bakal bermitra dengan Agrinas Palma menggarap perkebunan sawit. 

Industri Minta Kepastian Pasokan Gas
| Senin, 27 Oktober 2025 | 05:00 WIB

Industri Minta Kepastian Pasokan Gas

Pasokan gas ke industri di Jawa Barat terganggu imbas insiden ledakan di Stasiun Pengukuran Subang Citarik milik Pertamina pada Agustus lalu.

Prediksi IHSG Jelang Akhir Oktober: Efek The Fed dan Perang Dagang
| Senin, 27 Oktober 2025 | 04:45 WIB

Prediksi IHSG Jelang Akhir Oktober: Efek The Fed dan Perang Dagang

IHSG menguat 4,50% sepekan periode 20-24 Oktober 2025. Intip prediksi IHSG pekan terakhir Oktober dan rekomendasi saham pilihan.

Job Hugging dan Dinamika Pasar Tenaga Kerja
| Senin, 27 Oktober 2025 | 04:36 WIB

Job Hugging dan Dinamika Pasar Tenaga Kerja

Job hugging tidak harus dipandang sebagai tanda stagnasi, melainkan sebagai refleksi dari kebutuhan akan rasa aman di tengah perubahan.

Telkom Indonesia (TLKM) Lirik Perluasan Akses Digital
| Senin, 27 Oktober 2025 | 04:20 WIB

Telkom Indonesia (TLKM) Lirik Perluasan Akses Digital

Telkomsel menyatakan siap berkolaborasi dengan penyedia layanan satelit untuk memperluas akses di wilayah non-komersial atau 3T.

Otoritas Bursa Harus Lebih Serius Melindungi Investor
| Senin, 27 Oktober 2025 | 04:10 WIB

Otoritas Bursa Harus Lebih Serius Melindungi Investor

Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia menjadi tim pembenahan pasar modal

INDEKS BERITA

Terpopuler