Konsekuensi BBM Naik

Rabu, 24 Agustus 2022 | 08:00 WIB
Konsekuensi BBM Naik
[]
Reporter: Harian Kontan | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Isu kenaikan harga BBM bersubsidi, yakni Pertalite dan Solar, semakin kencang. Sejak pekan lalu, pemerintah berancang-ancang menaikkan harga BBM bersubsidi.

Bagi pemerintah, mengerek harga Pertalite dan Solar adalah pilihan paling lazim saat ini. Agar anggaran negara tak jebol hanya untuk menambal subsidi energi -- yang belum tentu tepat sasaran, maka cara paling masuk akal adalah menaikkan harga BBM bersubsidi.

Apalagi, tahun ini pemerintah sudah mengalokasikan subsidi energi (BBM, elpiji, listrik) mencapai Rp 502 triliun.

Mengekor pasar global, harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) terus menanjak. Bahkan pemerintah dan parlemen sepakat asumsi ICP pada tahun 2022 menembus level US$ 100 per barel, menanjak hampir 60% dari asumsi awal US$ 63 per barel.

Apabila pemerintah tidak mengerek harga BBM bersubsidi, dan tidak membatasi konsumsinya di masyarakat, maka bisa dipastikan anggaran subsidi akan membengkak lagi. 

Harga Pertalite (RON 90) saat ini di level Rp 7.600 per liter memang jauh lebih rendah dari harga keekonomiannya, yang di atas Rp 10.000 per liter.

Bukan hanya Pertalite, Pertamina juga mematok harga Pertamax (BBM nonsubsidi) di bawah harga pasar yang kini berada di atas Rp 16.000 per liter. Saat ini, Pertamax dipasarkan seharga Rp 12.500 per liter.

Memang, langkah menaikkan harga BBM bersubsidi saat ini bukanlah perkara gampang bagi pemerintah. Bakal ada konsekuensi dan efek domino dari perubahan harga BBM bersubsidi.

Misalnya, inflasi akan meningkat akibat kenaikan harga bensin diikuti kenaikan harga sejumlah barang dan jasa. Hampir seluruh sektor bisnis bakal terimbas, mulai dari transportasi, ritel, hingga manufaktur.

Kondisi serupa juga akan terlihat di pasar modal dan finansial. Suku bunga berpotensi naik. Alhasil, daya beli masyarakat bakal melemah dan perekonomian nasional berpotensi melambat.

Oleh karena itu, pemerintah mesti jeli mempertimbangkan dan mengukur efek domino kenaikan harga BBM bersubsidi. Pemerintah perlu menyiapkan kompensasi bagi masyarakat yang terimbas langsung, misalnya bantuan langsung tunai.

Dalam jangka panjang, kita perlu melepas ketergantungan terhadap BBM. Salah satu langkah konkretnya adalah membangun ekosistem kendaraan listrik. Jika populasi kendaraan listrik meningkat, otomatis ketergantungan terhadap mobil bensin berkurang. 

Bagikan

Berita Terbaru

PKPK Mengerek Produksi Batubara pada Tahun Ini
| Selasa, 15 April 2025 | 07:13 WIB

PKPK Mengerek Produksi Batubara pada Tahun Ini

TRIOP merupakan anak usaha mayoritas 69,96% sahamnya dimiliki secara tidak langsung oleh Perdana Karya Perkasa

Antam Memacu Produksi dan Proyek Hilirisasi
| Selasa, 15 April 2025 | 07:10 WIB

Antam Memacu Produksi dan Proyek Hilirisasi

ANTM juga memperluas peran dalam ekosistem kendaraan listrik nasional. Melalui penyediaan bahan baku baterai seperti nikel dan bauksit,

Pertamina Mengkaji Impor Migas dari AS
| Selasa, 15 April 2025 | 07:07 WIB

Pertamina Mengkaji Impor Migas dari AS

Grup Pertamina saat ini telah menjalin kerja sama pengadaan energi dengan sejumlah perusahaan asal Amerika Serikat

 Indonesia Ingin Melewati AS di Energi Panas Bumi
| Selasa, 15 April 2025 | 07:02 WIB

Indonesia Ingin Melewati AS di Energi Panas Bumi

Eniya menjelaskan, alam Indonesia memiliki potensi panas bumi sebesar 23,74 gigawatt (GW) yang tersebar di 368 lokasi.

Mencermati Arah Suku Bunga Bank Sentral
| Selasa, 15 April 2025 | 06:19 WIB

Mencermati Arah Suku Bunga Bank Sentral

The Fed berisiko menaikkan suku bunganya yang kemudian akan berdampak terhadap kebijakan suku bunga Bank Indonesia

BI Menjaga Amunisi untuk Stabilisasi Nilai Tukar Rupiah
| Selasa, 15 April 2025 | 06:13 WIB

BI Menjaga Amunisi untuk Stabilisasi Nilai Tukar Rupiah

Bank Indonesia (BI) mencatat, cadangan devisa pada akhir bulan Maret 2025 naik menjadi sebesar US$ 157,1 miliar

Emas dan Cemas
| Selasa, 15 April 2025 | 06:10 WIB

Emas dan Cemas

Banyak pebisnis juga tengah memeras otak mencari solusi di tengah ketidakpastian saat ini, yang antara lain disebabkan kebijakan tarif impor AS.

Impor dan Investasi  Menjadi Modal Negosiasi Indonesia ke AS
| Selasa, 15 April 2025 | 06:07 WIB

Impor dan Investasi Menjadi Modal Negosiasi Indonesia ke AS

Pemerintah Indonesia akan memulai negosiasi tarif dengan Amerika Serikat pada tanggal 16 hingga 23 April 2025

Pengendali Melepas 27,5 Juta Saham Hillcon (HILL)
| Selasa, 15 April 2025 | 06:05 WIB

Pengendali Melepas 27,5 Juta Saham Hillcon (HILL)

PT Hillcon Equity Management telah melepas 27,5 juta saham HILL di harga pelaksanaan Rp 360 per saham. ​

Ada Kriteria Baru Soal Saham MSCI, Ini Tanggapan BEI dan Pengamat
| Selasa, 15 April 2025 | 06:00 WIB

Ada Kriteria Baru Soal Saham MSCI, Ini Tanggapan BEI dan Pengamat

Terkait perubahan kriteria MSCI, BEI menilai hal tersebut kewenangan MSCI. BEI juga belum akan mengubah kriteria penetapan UMA.​

INDEKS BERITA

Terpopuler