Laju Pertumbuhan Transaksi E-Commerce di Indonesia Melambat

Sabtu, 24 Desember 2022 | 10:52 WIB
Laju Pertumbuhan Transaksi E-Commerce di Indonesia Melambat
[ILUSTRASI. Cosmart, platform berbasis keanggotaan (membership) e-commerce.]
Reporter: Bidara Pink | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah mencatatkan pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, laju transaksi e-commerce di Indonesia mulai loyo. Padahal, konsumsi masyarakat melalui platform e-commerce juga diharapkan menjadi sumber tambahan untuk menggerakkan roda pertumbuhan ekonomi domestik.

Bank Indonesia (BI) mencatat, total nilai transaksi e-commerce per akhir November 2022 mencapai Rp 435 triliun. Angka itu mencapai 88,95% dari target nilai transaksi e-commerce tahun ini yang mencapai Rp 489 triliun.

Deputi Gubernur BI Doni P Joewono optimistis, target tersebut bisa tercapai lantaran pola musiman di akhir tahun. "Desember merupakan periode seasonal Natal dan Tahun Baru. Belum lagi ada Hari Belanja Online Nasional," kata Doni, Kamis (22/12).

Nilai Transaksi Ecommerce Indonesia

Menurut Doni, dalam kondisi normal atau tidak ada momentum, total nilai transaksi e-commerce per bulan bisa mencapai Rp 40 triliun hingga Rp 50 triliun. Sehingga, bank sentral optimistis, proyeksi transaksi e-commerce senilai Rp 489 triliun sepanjang tahun ini bisa tercapai.

Jika ramalan BI tepat, nilai transaksi e-commerce 2022 akan tumbuh dua digit, yakni mencapai 21,95% secara tahunan atau year on year(yoy). Berdasarkan data BI, nilai transaksi e-commerce pada tahun 2021 mencapai sebesar Rp 401 triliun.

Meski masih tumbuh dua digit, transaksi e-commerce Indonesia mulai melambat. Bahkan perlambatannya cukup signifikan. Dari data BI pula, nilai transaksi e-commerce tahun 2021 yang merupakan tahun kedua pandemi, tumbuh 50,58% yoy. Tahun ini, pertumbuhannya melambat menjadi 21,95% yoy. Perlambatan diperkirakan berlanjut hingga tahun 2023, yakni hanya tumbuh 16,97% yoy.

Tahun 2024, pertumbuhannya diperkirakan sedikit lebih tinggi, yakni 20,45% yoy. Saat itu, nilai transaksi e-commece diperkirakan mencapai sebesar Rp 689 triliun.

Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Bima Laga belum bersedia berkomentar terkait tren pelambatan ini. "Kami belum bisa menarik data, jadi sulit komentar," kata dia kepada KONTAN, Jumat (23/12).

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara melihat, melambatnya transaksi e-commerce karena adanya perubahan pola konsumsi masyarakat setelah pandemi. "Masyarakat mulai berbelanja di toko offline," kata Bhima.

Selain itu, tahun ini juga diwarnai kenaikan harga pangan dan energi, sehingga menekan daya beli masyarakat. Belum lagi, adanya kenaikan suku bunga yang menambah beban konsumen. Ia juga melihat, bisnis e-commece telah mencapai puncaknya pada pandemi tahun lalu dan akan terus melandai.

Bagikan

Berita Terbaru

Prospek Bisnis Pembiayaan Masih Alot
| Kamis, 04 Desember 2025 | 07:04 WIB

Prospek Bisnis Pembiayaan Masih Alot

OJK catat piutang multifinance melambat di Sep 2025. Industri siapkan strategi hadapi tantangan 2026, termasuk kredit kendaraan & paylater.

Premi Digital Makin Menopang Bisnis Asuransi
| Kamis, 04 Desember 2025 | 07:01 WIB

Premi Digital Makin Menopang Bisnis Asuransi

Distribusi digital menopang asuransi Indonesia. OJK catat premi digital 2,87% per Sep 2025. Pelaku seperti GEGI dan Jasindo raih pertumbuhan.

Kebijakan Pembatasan Angkutan Barang Menekan Bisnis Logistik
| Kamis, 04 Desember 2025 | 07:00 WIB

Kebijakan Pembatasan Angkutan Barang Menekan Bisnis Logistik

Perusahaan logistik umumnya harus segera mengirim pesanan yang dilakukan pada dua minggu pertama Desember. 

Pindar Tangkap Peluang Pembiayaan
| Kamis, 04 Desember 2025 | 06:58 WIB

Pindar Tangkap Peluang Pembiayaan

Kebutuhan dana konsumtif dan produktif melonjak akhir tahun. Pelajari risiko dan tips aman pinjam di fintech lending untuk liburan Anda.

ESSA Industries (ESSA) Pacu Produksi Elpiji & Amonia
| Kamis, 04 Desember 2025 | 06:40 WIB

ESSA Industries (ESSA) Pacu Produksi Elpiji & Amonia

Hingga kuartal ketiga tahun ini, rata-rata produksi harian kilang elpiji ESSA menurun 9% secara tahunan menjadi 175 metrik ton per hari (mtpd).

Kredit Dibidik Tumbuh 12% Tahun 2026
| Kamis, 04 Desember 2025 | 06:25 WIB

Kredit Dibidik Tumbuh 12% Tahun 2026

BI menargetkan penyaluran kredit di 2026 tumbuh 8%-12%. Target tersebut lebih lebar dibanding rentang target tahun ini di kisaran 8%-11%. ​

Sejumlah Bank Andalkan Pertumbuhan Pendapatan Non Bunga
| Kamis, 04 Desember 2025 | 06:15 WIB

Sejumlah Bank Andalkan Pertumbuhan Pendapatan Non Bunga

Sejumlah bank masih mengandalkan pendapatan non bunga dalam mendorong pendapatan sepanjang tahun ini​

Laba Masih Kuat, Analis Pasang Rekomendasi Beli Saham Kalbe Farma (KLBF)
| Kamis, 04 Desember 2025 | 06:14 WIB

Laba Masih Kuat, Analis Pasang Rekomendasi Beli Saham Kalbe Farma (KLBF)

Daya beli dan permintaan yang berpeluang meningkat akan menjadi katalis pendorong kinerja KLBF tahun depan.

Kelebihan Pasokan, Harga Minyak Masih Rawan Gejolak
| Kamis, 04 Desember 2025 | 06:11 WIB

Kelebihan Pasokan, Harga Minyak Masih Rawan Gejolak

Penguatan harga minyak belum mencerminkan pemulihan tren, lantaran komoditas ini masih dibayangi kondisi kelebihan pasokan alias oversupply.

Daya Beli Masih Lemah, Fenomena Makan Tabungan Masih Berlanjut
| Kamis, 04 Desember 2025 | 06:10 WIB

Daya Beli Masih Lemah, Fenomena Makan Tabungan Masih Berlanjut

Rata-rata simpanan per rekening di bank pada Oktober 2025 hanya mencapai Rp 6,04 juta, turun dari level Rp 6,58 juta ​pada Oktober 2024

INDEKS BERITA

Terpopuler