Laris Manis, Penawaran SBR007 Mencapai Rp 3,22 Triliun

Selasa, 30 Juli 2019 | 05:20 WIB
Laris Manis, Penawaran SBR007 Mencapai Rp 3,22 Triliun
[]
Reporter: Danielisa Putriadita, Dimas Andi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan saving bond ritel seri SBR007 laris manis. Buktinya, sepanjang masa penawaran, volume pemesanan surat berharga negara (SBN) ritel ini mencapai Rp 3,22 triliun.

Hasil ini pun lebih tinggi ketimbang SBR006 yang dirilis bulan April lalu, yakni sebesar Rp 2,26 triliun. Menurut Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail, tawaran kupon yang diberikan seri ini menarik.

Seperti diketahui, pemerintah menetapkan kupon minimal sebesar 7,50% bagi SBR007. Ini berasal dari suku bunga acuan Bank Indonesia 7-day repo rate (BI 7-DRR) sebesar 6% ditambah spread tetap 1,5%. Nah, penurunan BI 7-DRR saat masa penjualan SBR007 dipercaya membuat seri ini semakin menarik di mata investor ritel.

Baca Juga: Penjualan SBR007 sesuai ekspektasi dan disokong investor muda

Hal tersebut terbukti pada penjualan SBR007 di Bank Central Asia (BCA). Bank swasta ini berhasil menjual SBR007 lebih dari Rp 1 triliun. Kami melihat ada peningkatan penjualan di akhir masa penawaran, kata Sekretaris Perusahaan BCA Jan Hendra, Senin (29/7).

Kupon tetap menarik

Di sisi lain, kupon SBN ritel berikutnya kemungkinan besar tidak akan setinggi kupon SBR007. Maklum saja, kondisi pasar keuangan cenderung positif, sehingga ada kemungkinan pemerintah akan mematok spread tetap lebih rendah. Belum lagi ada peluang BI kembali menurunkan tingkat BI 7-DRR.

Baca Juga: Penjualan SBR007 di Bank Central Asia (BBCA) tembus Rp 1 triliun 

Tetapi, investor tak perlu khawatir karena kupon minimal yang diberikan, masih lebih tinggi ketimbang rata-rata deposito rupiah. Mengutip data KONTAN, rata-rata deposito rupiah bank dengan tenor 1 tahun hanya 6%.

Pemerintah juga dinilai berhasil dalam melakukan pendalaman pasar. Ini terlihat dari jumlah investor baru yang membeli seri ini mencapai 97,75% atau setara 9.956 investor. "Pendalaman pasar berlangsung baik dan mendapat respons yang bagus," tutur Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto, kemarin.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun
| Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13 WIB

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun

Korporasi masih wait and see dan mereka mash punya simpanan internal atau dana internal. Rumah tangga juga menahan diri mengambl kredit konsumsi.

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:46 WIB

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?

Meningkatnya porsi saham publik pasca-rights issue membuka lebar peluang PANI untuk masuk ke indeks global bergengsi seperti MSCI.

Mengejar Dividen Saham BMRI dan BBRI: Peluang Cuan atau Sekadar Jebakan?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:28 WIB

Mengejar Dividen Saham BMRI dan BBRI: Peluang Cuan atau Sekadar Jebakan?

Analisis mendalam prospek saham BMRI dan BBRI di tengah pembagian dividen. Prediksi penguatan di 2026 didukung fundamental solid.

Tahun Depan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Sideways
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:25 WIB

Tahun Depan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Sideways

Memasuki tahun 2026, pasar energi diprediksi akan berada dalam fase moderasi dan stabilisasi, harga minyak mentah cenderung tetap sideways.

Rupiah Nyungsep dan Bayang-Bayang Profit Taking, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:20 WIB

Rupiah Nyungsep dan Bayang-Bayang Profit Taking, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini

Risiko lanjutan aksi profit taking masih membayangi pergerakan indeks. Ditambah kurs rupiah melemah, menjebol level Rp 16.700 sejak pekan lalu. ​

IHSG Berpeluang Melemah Jelang Libur Natal
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:15 WIB

IHSG Berpeluang Melemah Jelang Libur Natal

Pemicu pelemahan IHSG adalah tekanan pada saham-saham berkapitalisasi pasar besar dan aksi ambil untung (profit taking) investor.

SSIA Bisa Lebih Stabil Tahun Depan
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:10 WIB

SSIA Bisa Lebih Stabil Tahun Depan

Ruang pemulihan kinerja PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mulai terbuka, ditopang pengakuan awal penjualan lahan Subang Smartpolitan, 

Peta Bank Syariah 2026 Berubah, Cek Rekomendasi Saham BRIS & BTPS Pasca Hadirnya BSN
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:59 WIB

Peta Bank Syariah 2026 Berubah, Cek Rekomendasi Saham BRIS & BTPS Pasca Hadirnya BSN

Bank Syariah Nasional langsung merangsek ke posisi dua dari sisi aset dan membawa DNA pembiayaan properti.

Pesta Pora Asing di Saham BUMI, Blackrock hingga Vanguard Ramai-Ramai Serok Barang
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:34 WIB

Pesta Pora Asing di Saham BUMI, Blackrock hingga Vanguard Ramai-Ramai Serok Barang

Investor institusi global seperti Blackrock dan Vanguard mengakumulasi saham BUMI. Simak rekomendasi analis dan target harga terbarunya.

Sederet Tantangan Industri Manufaktur pada 2026
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:20 WIB

Sederet Tantangan Industri Manufaktur pada 2026

Kadin melihat sektor manufaktur tetap menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia pada tahun 2026,

INDEKS BERITA