Berita Global

Lemahnya Sektor Jasa dan Pertanian Menyumbang Perlambatan Ekonomi China

Selasa, 22 Januari 2019 | 13:30 WIB
Lemahnya Sektor Jasa dan Pertanian Menyumbang Perlambatan Ekonomi China

Sumber: Reuters | Editor: Dian Pertiwi

KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Perlambatan ekonomi China disumbang oleh lemahnya sektor jasa dan pertanian. Industri jasa hanya tumbuh 7,4% dari tahun sebelumnya sebesar 7,9%. Sedangkan sektor pertanian melambat menjadi 3,5% dari 3,6%.

Berlanjutnya perang dagang dan melemahnya permintaan domestik China membuat perlambatan ekonomi China makin melebar.

Sektor jasa menyumbang hampir setengah dari Produk Domestik Bruto (PDB), sebab China tengah melakukan transisi menuju ekonomi yang berorientasi pada sektor jasa. Sedangkan, sektor pertanian menyumbang sebesar 10% terhadap PDB China.

Industri jasa merosot lantaran sektor ini berhati-hati melakukan ekspansi di tengah lesunya permintaan konsumen.

Sementara, pada kuartal terakhir tahun lalu sektor properti hanya tumbuh 2% year-on-year (yoy), dari kuartal sebelumnya yang masih tumbuh 4,1%. Pemerintah China tengah melakukan pengetatan untuk meredam harga dan menekan spekulasi harga di sektor yang berkontribusi sebesar 6,4% terhadap PDB.

Setali tiga uang, sektor ritel dan grosir juga melambat menjadi 5,5% dari sebelumnya 6,2% karena konsumsi melambat. Bahkan penjualan mobil juga ikut melorot, pertama kali sejak 1990-an.

Meskipun penjualan ritel naik tipis pada Desember menjadi 8,2% daya beli konsumen berada di posisi terendah sejak 15 tahun terakhir.

Di sisi lain, sektor teknologi masih mampu tumbuh dua digit sebesar 29,1% pada kuartal keempat lalu. Namun, pencapaian ini turun dari posisi kuartal sebelumnya yang tumbuh 32,8%. Sektor ini menyumbang sebesar 3% terhadap PDB. 

Di antara sejumlah sektor, industri jasa keuangan yang masih bersinar lantaran pemerintah memberikan stimulus untuk menjaga likuiditas. Begitu juga dengan sektor konstruksi yang sedikit pulih karena ada dukungan proyek-proyek infrastruktur. Beberapa waktu lalu, pemerintah China menerbitkan obligasi pemerintah daerah untuk mendukung pembiayaan proyek tersebut.

 

 

Terbaru