Malaysia Ingin Barter CPO dengan Pesawat Tempur dan Kapal Perang

Selasa, 27 Agustus 2019 | 08:55 WIB
Malaysia Ingin Barter CPO dengan Pesawat Tempur dan Kapal Perang
[ILUSTRASI. Pabrik kelapa sawit]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Beragam upaya ditempuh Pemerintah Malaysia untuk menjaga industri kelapa sawit mereka.

Terbaru, Pemerintah Malaysia membuka peluang barter crude palm oil (CPO) dengan peralatan militer seperti pesawat tempur dan kapal perang.

Mohamad Sabu, Menteri Pertahanan Malaysia menyebut tengah menggelar pembicaraan dengan enam negara terkait kesepakatan barter tersebut.

Enam negara yang tengah dirayu Malaysia adalah Rusia, Pakistan, Turki dan Iran. 

Baca Juga: Tarif Impor CPO Malaysia ke India direkomendasikan Naik 5%

China dan India, dua negara konsumen minyak nabati terbesar di dunia juga ikut didekati oleh negeri jiran itu.

Jika mereka mau menerima barter dengan sawit, kami sangat bersedia. Kami memiliki banyak kelapa sawit," kata Mohamad Sabu kepada Reuters (26/08).

Malaysia punya pengalaman membarter CPO dengan peralatan militer.

Pada era 1990-an, merujuk pada pemberitaan Deutsch Welle (DW), Malaysia pernah melakukan barter CPO demi mendatangkan pesawat tempur dari Rusia.

Baca Juga: Jaga Ekspor CPO, Malaysia Buka Pintu Untuk Produk India

Malaysia memang tengah berupaya memperbarui peralatan militer di tengah pemangkasan anggaran pertahanan tahun ini.

Beberapa alat utama sistem pertahanan yang ingin dibarter adalah kapal perang, yang beberapa diantaranya telah beroperasi selama 35 tahun.

Malaysia juga ingin membarter CPO dengan pesawat militer pengintai jarah jauh dan pesawat tanpa awak.

Bagikan

Berita Terbaru

Pasar Modal Indonesia 2025 Didominasi Investor Muda dan Ritel
| Rabu, 31 Desember 2025 | 20:14 WIB

Pasar Modal Indonesia 2025 Didominasi Investor Muda dan Ritel

Hingga 24 Desember 2025, KSEI mencatat jumlah investor pasar modal telah menembus 20,32 juta Single Investor Identification (SID).

Produsen Menahan Diri, Konsumen Mulai Optimistis: Gambaran Ekonomi 2025
| Rabu, 31 Desember 2025 | 19:01 WIB

Produsen Menahan Diri, Konsumen Mulai Optimistis: Gambaran Ekonomi 2025

Ekonomi Indonesia menunjukkan dua wajah yang berbeda. Produsen mulai bersikap lebih hati-hati saat keyakinan konsumen mulai membaik.

IHSG Menguat 22,13%, Asing Net Sell Rp 17,34 Triliun Pada 2025, Prospek 2026 Membaik
| Rabu, 31 Desember 2025 | 17:27 WIB

IHSG Menguat 22,13%, Asing Net Sell Rp 17,34 Triliun Pada 2025, Prospek 2026 Membaik

IHSG menguat 22,13% di 2025, ditutup 8.646,94, didorong investor lokal. Asing net sell Rp 17,34 triliun.

Saham ESSA Terkoreksi ke Area Support, Simak Prospek ke Depan
| Rabu, 31 Desember 2025 | 15:00 WIB

Saham ESSA Terkoreksi ke Area Support, Simak Prospek ke Depan

ESSA mulai menunjukkan sinyal yang semakin konstruktif dan menarik bagi investor dengan profil risiko lebih agresif.

2025, Kesepakatan Merger Akuisisi Sektor Keuangan Indonesia Capai Rp 9,21 triliun
| Rabu, 31 Desember 2025 | 14:05 WIB

2025, Kesepakatan Merger Akuisisi Sektor Keuangan Indonesia Capai Rp 9,21 triliun

Kesepakatan merger dan akuisisi di sektor keuangan melesat 56,3% secara tahunan, di saat total aktivitas merger dan akuisisi turun

Saham-Saham Paling Cuan dan Paling Jeblok Saat IHSG Naik 22% pada 2025
| Rabu, 31 Desember 2025 | 13:50 WIB

Saham-Saham Paling Cuan dan Paling Jeblok Saat IHSG Naik 22% pada 2025

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 22,13% sepanjang tahun 2025. IHSG ditutup pada level 8.646,94 pada perdagangan terakhir.

Nilai Kesepakatan Merger dan Akuisisi di Indonesia Merosot 72,1% di 2025
| Rabu, 31 Desember 2025 | 13:01 WIB

Nilai Kesepakatan Merger dan Akuisisi di Indonesia Merosot 72,1% di 2025

Nilai kesepakatan merger dan akuisisi yang terjadi sepanjang 2025 mencapai US$ 5,3 miliar, atau setara sekitar Rp 88,46 triliun

Berhasil Breakout Resistance, Yuk Intip Prospek Saham Humpuss Maritim (HUMI)
| Rabu, 31 Desember 2025 | 13:00 WIB

Berhasil Breakout Resistance, Yuk Intip Prospek Saham Humpuss Maritim (HUMI)

Kombinasi pola pergerakan harga, indikator teknikal, serta strategi manajemen risiko menjadi faktor kunci yang kini diperhatikan pelaku pasar.

Pendapatan Ritel Diproyeksi Tumbuh 8,7% di Tahun 2026
| Rabu, 31 Desember 2025 | 11:00 WIB

Pendapatan Ritel Diproyeksi Tumbuh 8,7% di Tahun 2026

Fokus pemerintah pada belanja sosial, program gizi, serta stabilisasi harga kebutuhan pokok diyakini dapat memperbaiki likuiditas masyarakat.

Perketat Peredaran Minuman Beralkohol
| Rabu, 31 Desember 2025 | 09:01 WIB

Perketat Peredaran Minuman Beralkohol

Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 89 Tahun 2025                   

INDEKS BERITA

Terpopuler