Berita Market

Margin Mayora Indah (MYOR) Bakal Tertekan Harga Komoditas

Selasa, 15 Februari 2022 | 04:40 WIB
Margin Mayora Indah (MYOR) Bakal Tertekan Harga Komoditas

Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Margin laba bersih PT Mayora Indah Tbk (MYOR) diperkirakan akan turun. Kenaikan harga komoditas akan membuat margin emiten konsumer ini kian tertekan. Padahal Mayora telah menaikkan harga jual di tahun ini. 

Analis CGS CIMB Sekuritas Indonesia Patricia Gabriela memperkirakan, penjualan MYOR di kuartal IV-2021 tumbuh 9% secara tahunan, sehingga diprediksi penjualan perusahaan ini sepanjang 2021 tumbuh 12%. Pertumbuhan ini didorong rebound penjualan ekspor MYOR.

Hanya saja, harga bahan baku utama naik. Harga kopi naik 24% secara kuartalan di kuartal IV-2021. Di periode yang sama, harga gandum naik 12% dan CPO naik 17%. 

MYOR memang kembali melakukan penyesuaian harga produk pada kuartal IV-2021. Tetapi kenaikan harga tersebut tidak bisa mengimbangi tekanan tingginya harga bahan baku, sehingga margin laba emiten diperkirakan masih tertekan. 

Baca Juga: Mayora Indah (MYOR) Menilai Positif Pembangunan Ibu Kota Negara Baru

Gross profit margin Mayora pada kuartal IV-2021 diprediksi cuma 21%, di bawah kuartal III-2021 yang sebesar 22,2%. Angka ini juga lebih rendah realisasi di kuartal IV-2020 yang sebesar 29,1%. 

Dengan asumsi ada efisiensi belanja operasional 3% secara tahunan di kuartal empat lalu, Patricia memperkirakan laba bersih MYOR di kuartal IV-2021 turun 25% secara tahunan dan laba bersih sepanjang 2021 kemungkinan turun 34% secara tahunan. "Kami memotong proyeksi earning per share 2021-2023 sebesar 10%-19% dengan asumsi gross profit margin lebih rendah," tulis Patricia dalam risetnya.

Tahun ini, MYOR mempertahankan target pertumbuhan penjualan konservatif sebesar 5%-10%. Ini dengan asumsi kenaikan harga bahan baku berlanjut. Perusahaan ini berencana meluncurkan beberapa produk baru untuk mendukung target tersebut.

Selain itu, pabrik baru Mayora di Filipina yang telah beroperasi dinilai dapat meningkatkan margin. "Kami merevisi perkiraan kami untuk pertumbuhan penjualan 2022 menjadi 8%, dengan asumsi kenaikan rata-rata harga jual 3% dan pertumbuhan volume 5%," kata Patricia.

Harga bahan baku seperti gula dan gandum juga dinilai mulai stabil, meski harga kopi dan CPO masih naik. Patricia memperkirakan risiko margin akan bertahan setidaknya hingga kuartal I-2022.

Dengan asumsi tersebut, Patricia memperkirakan gross profit margin 2022 hanya akan meningkat 0,5% secara tahunan. "Dengan catatan ini, kami memprediksi laba bersih 2022 tumbuh 22% secara tahunan, dengan memperhitungkan biaya promosi yang lebih tinggi juga," terang Patricia. 

Baca Juga: Kinerja Diramal di Bawah Ekspoektasi, Simak Rekomendasi Saham MYOR dari Analis

Hitungan dia, pendapatan dan laba bersih MYOR tahun 2021 masing-masing bisa mencapai Rp 27,39 triliun dan Rp 1,36 triliun. Sedangkan di 2022, pendapatan bisa mencapai Rp 29,6 triliun, dengan laba Rp 1,66 triliun. 

Momen Ramadan

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora menilai, faktor terdekat yang mendorong kinerja MYOR tahun ini adalah Ramadan. Harapannya, terjadi kenaikan daya beli masyarakat, yang memberi sentimen positif bagi sektor consumer goods. Pada Januari 2022, data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) ada di level optimistis, yaitu 119,6, lebih tinggi dari Desember 2021 di 118,3. 

Tahun ini, MYOR menganggarkan belanja modal atawa capital expenditure (capex) sebesar Rp 1 triliun. Dana tersebut akan digunakan membangun pabrik baru, maintenance dan marketing. Andhika melihat, rencana tersebut akan mempercepat dan memperbanyak produksi.

Karenanya, Andhika memperkirakan, tahun ini MYOR dapat mencatatkan pertumbuhan pendapatan 20%. Sedangkan, laba bersih diprediksi mampu bertumbuh 10%. Peningkatan kasus Covid-19 akan menjadi katalis negatif, sebab daya beli masyarakat jadi menurun.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Natalia Sutanto dalam riset 18 Januari 2022 memprediksi kinerja MYOR tahun ini tetap tumbuh. "Kami memperkirakan pertumbuhan pendapatan 2022 akan lebih kuat, kuat sebesar 13,9% secara tahunan, dengan pertumbuhan laba bersih 7%," jelas dia. Hitungan dia, pendapatan MYOR di 2021 mencapai Rp 27,67 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 1,49 triliun. 

Baca Juga: MYOR Belum Berencana Ekspansi dan Investasi ke Daerah IKN dalam Waktu Dekat Ini

Sementara pada tahun ini, pendapatan dan laba bersih MYOR masing-masing diprediksi mencapai Rp 31,5 triliun dan Rp 1,59 triliun. Natalia juga sepakat menyebut momen Ramadan dan lebaran tahun ini akan mendorong kinerja MYOR. Ini dengan asumsi penyebaran kasus Covid-19 tetap terkendali.

Tapi Natalia menyarankan sell saham MYOR. Patricia rekomendasi hold dengan target Rp 2.000. Sedangkan Andhika menyarankan buy on weakness dengan target harga di Rp 1.900 per saham.  

Terbaru