Masih Saja Berulang

Rabu, 05 November 2025 | 06:09 WIB
Masih Saja Berulang
[ILUSTRASI. TAJUK - Khomarul Hidayat]
Khomarul Hidayat | Redaktur Pelaksana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak usah heran jika menjelang tutup tahun tiba-tiba banyak proyek dikerjakan pemerintah bebarengan yang kadang dikeluhkan warga karena mengganggu aktivitas dan mobilitas. Galian di mana-mana dan bikin macet jalanan sudah menjadi pemandangan lumrah di akhir-akhir tahun anggaran. 

Itu lantaran siklus anggaran pemerintah baik pusat maupun daerah dari dulu tak pernah berubah: selalu menumpuk di akhir tahun. Baru mulai semester II atau bahkan di kuartal akhir, belanja pemerintah digeber habis-habisan. 

Sebagai gambaran, di tahun ini saja, berdasarkan catatan Kementerian Keuangan, realisasi belanja kementerian/lembaga (KL) hingga awal Oktober 2025 baru sekitar Rp 815 triliun atau 55% dari pagu anggaran Rp 1.481,7 triliun. Ini berarti masih tersisa anggaran Rp 666,7 triliun yang harus dibelanjakan hanya dalam tempo tiga bulan. Daerah pun sama saja. Ini tercermin dari besarnya dana pemda mengendap di perbankan yang menurut hitungan Bank Indonesia (BI) mencapai Rp 233,97 triliun per September 2025.

Cukup ironis. Sebab, belanja atau konsumsi pemerintah seharusnya bisa menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi. Tapi anggarannya malah masih banyak menumpuk.

Entah sampai kapan, kebiasaan jor-joran membelanjakan anggaran pemerintah di akhir tahun ini akan berlangsung. Memang, banjir belanja pemerintah ini akan membantu mendongkrak ekonomi di akhir tahun. Namun, dampaknya seringkali tidak maksimal karena sifatnya hanya sementara. Begitu proyek selesai dan tahun berganti, geliat ekonomi pun kembali melambat.

Masalah klasik ini sebenarnya berakar pada sistem perencanaan dan birokrasi anggaran yang belum efisien. Banyak proyek baru bisa berjalan setelah proses administrasi panjang selesai: mulai dari revisi DIPA hingga proses tender yang lambat. Di sisi lain, ketakutan terhadap risiko hukum juga membuat mereka lebih berhati-hati mengeksekusi anggaran. Alhasil, banyak kegiatan molor karena terlalu lama menunggu kepastian.

Tak jarang pula, penumpukan belanja di akhir tahun berujung pada kualitas proyek yang menurun. Padahal, jika perencanaan dan pelaksanaan dilakukan lebih merata sepanjang tahun, hasilnya bisa jauh lebih baik.

Pemerintah sebenarnya sudah berulang kali mencoba memperbaiki pola ini. Misalnya dengan mendorong percepatan lelang sejak awal tahun. Nyatanya siklus penyerapan belanja tetap berulang. Nah, sekarang ada jurus baru: satuan tugas (satgas) khusus untuk memantau realisasi serapan belanja kementerian/lembaga. Bakal efektif? Kita tunggu saja.

Selanjutnya: Investor Asing Kembali Memborong Saham Bank Berkapitalisasi Pasar Besar

Bagikan
Topik Terkait

Berita Terbaru

ADMR Punya Angin Segar: Aluminium Bullish dan Labanya Diproyeksi Melonjak
| Selasa, 18 November 2025 | 16:13 WIB

ADMR Punya Angin Segar: Aluminium Bullish dan Labanya Diproyeksi Melonjak

Prospek PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR) juga didukung smelter aluminium yang ditargetkan beroperasi pada akhir tahun 2025.

Intiland Development (DILD) Garap Proyek IKN, Begini Respon Pasar
| Selasa, 18 November 2025 | 15:31 WIB

Intiland Development (DILD) Garap Proyek IKN, Begini Respon Pasar

Masuknya DILD ke proyek IKN dianggap sebagai katalis yang kuat. IKN merupakan proyek dengan visibilitas tinggi dan menjadi prioritas pemerintah.

Astra Graphia (ASGR) Cetak Pertumbuhan Dua Digit
| Selasa, 18 November 2025 | 10:05 WIB

Astra Graphia (ASGR) Cetak Pertumbuhan Dua Digit

Dalam menjaga kelangsungan bisnis jangka panjang, perusahaan berfokus dalam penguatan fundamental bisnis yang disertai pemberian ruang eksplorasi

Indonesia Bisa Kecipratan Investasi dari Australia
| Selasa, 18 November 2025 | 09:50 WIB

Indonesia Bisa Kecipratan Investasi dari Australia

Hubungan dagang Indonesia–Australia selama ini didominasi oleh ekspor daging, gandum serta arus pelajar Indonesia ke Australia.

Hanya 4 Hari Saham CSIS Terbang Hampir 100%, Aksi Korporasi Anak Usaha Jadi Katalis
| Selasa, 18 November 2025 | 08:49 WIB

Hanya 4 Hari Saham CSIS Terbang Hampir 100%, Aksi Korporasi Anak Usaha Jadi Katalis

Secara teknikal, saham PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) masih berpotensi melanjutkan penguatan. 

Bisnis UMKM Belum Bisa Terangkat
| Selasa, 18 November 2025 | 08:15 WIB

Bisnis UMKM Belum Bisa Terangkat

Hal ini dipengaruhi oleh normalisasi daya beli masyarakat yang masih lesu, permintaan pasca Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan libur sekolah

Sejumlah Emiten Akan Private Placement, Simak Prospek Sahamnya
| Selasa, 18 November 2025 | 08:11 WIB

Sejumlah Emiten Akan Private Placement, Simak Prospek Sahamnya

Salah satu yang terbesar ialah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Emiten pelat merah ini berencana menggelar private placement Rp 23,67 triliun

Mitra Keluarga (MIKA) Terus Merawat Pertumbuhan Bisnis
| Selasa, 18 November 2025 | 08:00 WIB

Mitra Keluarga (MIKA) Terus Merawat Pertumbuhan Bisnis

Pertumbuhan kinerja didukung peningkatan volume pasien swasta serta permintaan layanan medis berintensitas lebih tinggi di sejumlah rumah sakit.

Summarecon Agung (SMRA) Menyuntik Modal ke Anak Usaha Sebesar Rp 231,83 Miliar
| Selasa, 18 November 2025 | 07:46 WIB

Summarecon Agung (SMRA) Menyuntik Modal ke Anak Usaha Sebesar Rp 231,83 Miliar

SMRA melakukan transaksi afiliasi berupa penambahan modal oleh perusahaan terkendali perseroan itu pada perusahaan terkendali lain.

Integrasi Merger Berlanjut, Laba EXCL Bisa Membaik di 2026
| Selasa, 18 November 2025 | 07:33 WIB

Integrasi Merger Berlanjut, Laba EXCL Bisa Membaik di 2026

EXCL berhasil meraup pendapatan sebesar Rp 30,54 triliun. Nilai ini melonjak 20,44% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp 25,36 triliun.​

INDEKS BERITA

Terpopuler