Mengintip Strategi Para Investor Jawara Mengejar Cuan Saham

Senin, 01 April 2019 | 06:59 WIB
Mengintip Strategi Para Investor Jawara Mengejar Cuan Saham
[]
Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - Berinvestasi di pasar modal bukan masalah keberuntungan semata. Tapi Anda harus memiliki strategi dan hitungan pas untuk menjadi investor yang menuai cuan berlipat. Para investor kawakan berbagi dengan KONTAN bagaimana pengalaman mereka.

Salah satu investor kawakan yang telah makan asam garam adalah Sukarto Bujung. Saat ini ia memang investor yang berorientasi jangka panjang. Tapi ketika pertama kali mengenal saham, Sukarto seorang trader jangka pendek.

Dia mulai mengenal investasi saham pada 1996. Kala itu Sukarto menggunakan fasilitas margin trading yang memungkinkan bertransaksi saham hingga 10 kali lipat dari modal yang dimiliki. Saat Indonesia dilanda krisis moneter 1998, Sukarto merugi Rp 1,5 miliar.

Namun, dia tak hilang semangat. Ia kembali bermain saham tapi memilih berinvestasi jangka panjang.

Dari situ, saham yang Sukarto pegang memberi keuntungan bagus. Tapi ia bilang tak membeli saham blue chip. Ini karena saham tersebut jarang memberi keuntungan besar.

Sukarto tak terlalu mempedulikan pergerakan saham harian, karena lebih mementingkan fundamental emiten. "Bagi saya harga naik atau turun 5% sampai 20% itu hal biasa, anggap saja bagian dari fluktuasi pasar," kata sarjana akuntansi ini. Sukarto bahkan menyebut dirinya anti cut loss.

Ilmu sejak zaman kuliah membuat dia piawai menganalisis laporan keuangan perusahaan. Sebelum membeli saham, Sukarto selalu mengenali perusahaan yang hendak dibeli dan reputasi pemegang saham. Selain itu, ia juga suka dengan saham yang rajin membagi dividen.

Untuk para calon investor dan investor pemula, ia menyarankan untuk membeli saham dengan uang yang tidak dipakai. "Cek juga yang punya siapa, laporan keuangannya masuk akal atau tidak, utangnya wajar atau tidak, neracanya dibandingkan dengan labanya," saran Sukarto.

Investor kawakan lain Lo Kheng Hong juga menyarankan hal serupa. Pria yang memiliki julukan Warren Buffett Indonesia menganjurkan agar para calon investor memperhatikan manajemen yang mengelola. "Apakah dikelola orang yang jujur, profesional dan berintegritas. Bukan hanya laporan keuangan," kata dia.

Perhatikan juga usaha dan peluang masa depan emiten. Jangan lupa, cari perusahaan yang labanya besar. Sediakan waktu untuk mengenal profit margin atau return on equity (ROE). Lo juga merekomendasikan untuk memilih perusahaan yang terus bertumbuh dalam jangka panjang. "Cermati valuasi dari Price Earning Ratio (PER) maupun Price to Book Value (PBV) dan bandingkan dengan kompetitornya," papar dia.

Kalau dua investor sebelumnya adalah investor lama, satu lagi ada pemodal generasi milenial bernama John Wen. Ia mulai berinvestasi saham saat baru menginjak 20 tahun pada 2012.

John mengaku berinvestasi saham secara otodidak. Ia banyak membaca buku tentang Warren Buffett, buku investasi, akuntansi dan keuangan. Dia juga rajin menganalisis laporan keuangan.

Pria berusia 27 tahun ini juga ogah membeli saham saat harga naik. "Saya diajari untuk beli saham saat harga naik. Ini kurang logis, sebab statistika dan peluang adalah dua hal yang berbeda," ujar dia. John memilih membeli saham-saham non unggulan yang salah harga.

Misal, ia memberanikan diri membeli saham TPIA di kisaran harga Rp 4.000 dan menjualnya setahun kemudian di harga Rp 20.000. "Saya mencari saham dengan PER dan PBV rendah, serta pertumbuhan penjualan dan laba bersihnya cukup bagus," kisah John. Saat ini modal John telah tumbuh sekitar 60% per tahun.

Berikut tip memilih saham pemenang dari John. Pertama, cari perusahaan yang produknya mudah dimengerti dan tidak butuh banyak modal.

Kedua, cari perusahaan yang mampu mencetak return on equity tinggi serta utang rendah. Biasanya perusahaan seperti ini juga memiliki profit margin lebih tinggi dibanding kompetitor.

Ketiga cari perusahaan yang memiliki good corporate governance (GCG), tidak menyalahgunakan uang perusahaan dan dijalankan oleh orang-orang yang punya kapasitas.

Keempat, cari perusahaan dengan PER di bawah 5 kali dan PBV di bawah 0,8 kali, serta net asset value yang di atas nilai pasar ekuitas.

Bagikan

Berita Terbaru

Catur Sentosa (CSAP) Bikin Anak Usaha Baru
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:48 WIB

Catur Sentosa (CSAP) Bikin Anak Usaha Baru

Emiten pengelola gerai Mitra10, PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) mendirikan entitas usaha baru, yakni PT Kairos Indah Sejahtera (KIS)..

Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) Akan Stock Split di Rasio 1:2
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:43 WIB

Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) Akan Stock Split di Rasio 1:2

Melalui aksi stock split, nilai nominal saham SAMF akan berubah dari Rp 100 menjadi Rp 50 per saham setelah stock split.​

Emiten Rumah Sakit Siap Ekspansi Pada 2025
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:39 WIB

Emiten Rumah Sakit Siap Ekspansi Pada 2025

Sederet emiten rumah sakit merencanakan berbagai aksi korporasi strategis pada tahun 2025. Mulai dari penerbitan obligasi hingga ekspansi.

Pergerakan Tak Wajar Saham-Saham Baru
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:38 WIB

Pergerakan Tak Wajar Saham-Saham Baru

Sejumlah saham yang baru mencatatkan sahamnya di BEI (IPO) masuk UMA dan sempat digembok bursa/suspensi 

Emiten Kecipratan Berkah Program Tiga Juta Rumah
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:33 WIB

Emiten Kecipratan Berkah Program Tiga Juta Rumah

Sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal terlibat langsung dalam program 3 juta rumah yang dicanangkan pemerintah. 

Efek Donald Trump Mengendalikan Pasar Keuangan
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:18 WIB

Efek Donald Trump Mengendalikan Pasar Keuangan

Kebijakan Trump diproyeksi bakal berdampak ke ekonomi global. Terutama negara-negara yang menjadi target Trump. 

Perang Dagang Membayangi Prospek Pasar Valuta Asing
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:07 WIB

Perang Dagang Membayangi Prospek Pasar Valuta Asing

Tren pelemahan mata uang utama diperkirakan berlanjut karena kebijakan penerapan tarif masih tetap membayangi pasar.

Mendadak IHSG Menanjak dan Jadi Salah Satu Yang Terbaik
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:05 WIB

Mendadak IHSG Menanjak dan Jadi Salah Satu Yang Terbaik

Derasnya arus net sell selama dua hari terakhir menjadi sinyal waspada bagi para investor di bursa saham. 

Masa Suram Saham Gudang Garam
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:05 WIB

Masa Suram Saham Gudang Garam

Mencermati prospek kinerja dan harga saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) tahun ini yang masih terus melemah 

Melampaui Ekspektasi, ACES Mengantongi Penjualan Rp 8,5 Triliun di 2024
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:02 WIB

Melampaui Ekspektasi, ACES Mengantongi Penjualan Rp 8,5 Triliun di 2024

ACES membukukan penjualan Rp 911 miliar pada Desember 2024, naik 26,5% secara bulanan dan naik 12,1% secara tahunan 

INDEKS BERITA

Terpopuler