Belakangan ini, kosakata “new normal” ataupun kenormalan baru setiap hari menyambangi telinga kita. Dampak pagebluk Covid-19 yang maha-dahsyat telah membuat pemerintah dan juga publik ramai-ramai mengkampanyekan tatanan hidup kenormalan baru.
Secara pribadi, saya belum mengetahui rumusan pengertian kenormalan baru yang lebih konseptual dan komprehensif. Yang acapkali terdengar adalah interpretasi praktis dari kata tersebut, yakni selalu: (1) mengenakan masker, (2) mencuci tangan dan (3) menjaga jarak alias physical distancing.
