Oleh Ekuslie Goestiandi
- Pengamat Manajemen dan Kepemimpinan
Minggu, 28 Juni 2020 | 08:00 WIB
Sumber: Tabloid Kontan
| Editor: Hendrika
Belakangan ini, kosakata “new normal” ataupun kenormalan baru setiap hari menyambangi telinga kita. Dampak pagebluk Covid-19 yang maha-dahsyat telah membuat pemerintah dan juga publik ramai-ramai mengkampanyekan tatanan hidup kenormalan baru.
Secara pribadi, saya belum mengetahui rumusan pengertian kenormalan baru yang lebih konseptual dan komprehensif. Yang acapkali terdengar adalah interpretasi praktis dari kata tersebut, yakni selalu: (1) mengenakan masker, (2) mencuci tangan dan (3) menjaga jarak alias physical distancing.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.