Merugi Pasca Sajikan Kembali Laporan Keuangan, Ini Strategi Garuda (GIAA) Biar Untung

Sabtu, 27 Juli 2019 | 09:56 WIB
Merugi Pasca Sajikan Kembali Laporan Keuangan, Ini Strategi Garuda (GIAA) Biar Untung
[]
Reporter: Harry Muthahhari | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menyajikan kembali (restatement) laporan keuangan 2018 dan laporan keuangan kuartal I-2019.

Langkah Garuda Indonesia (GIAA) ini merupakan respons atas keputusan Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Dalam laporan keuangan terbaru, Garuda Indonesia (GIAA) menderita kerugian bersih 2018 senilai US$ 175,02 juta atau Rp 2,45 triliun (kurs Rp 14.000 per dollar AS).

Sebelum restatement, Garuda Indonesia (GIAA) meraih laba US$ 5,01 juta.

Bukan hanya itu, pendapatan lain-lain Garuda terkoreksi 86% menjadi US$ 38,8 juta. Sebelumnya, Garuda Indonesia meraup pendapatan lain-lain senilai US$ 278,8 juta.

Pos pendapatan lain-lain menukik setelah BPK meminta Garuda membatalkan kerjasama dengan PT Mahata Aero Teknologi. Anak usaha Garuda Indonesia, Citilink Indonesia, telah menulis surat kepada Mahata terkait pembatalan kontrak penyedia layanan Wi-Fi.

Sebelumnya, dua komisaris Garuda Indonesia menolak laporan keuangan tahun 2018 karena menilai perjanjian kerjasama Garuda Indonesia dengan Mahata berpotensi mendatangkan kerugian US$ 244,95 juta.

Di sisi lain, Kemkeu dan OJK menemukan pelanggaran dalam laporan keuangan 2018. Alhasil, Garuda Indonesia didenda Rp 1,25 miliar.

Baca Juga: OJK Jatuhkan Sanksi ke Garuda Indonesia (GIAA), Kepercayaan Investor Ikut Jatuh

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Garuda Indonesia Tbk Fuad Rizal memastikan, dengan mengabaikan transaksi Mahata, manajemen tetap yakin kinerja operasional Garuda Indonesia yang positif di kuartal I 2019 terus berlanjut hingga akhir tahun nanti.

"Strateginya melalui efisiensi komponen biaya sewa pesawat dan menurunkan utilitas pesawat agar konsumsi avtur turun," kata dia, kemarin.

Garuda Indonesia menerapkan efisiensi komponen biaya pesawat melalui strategi perpanjangan masa sewa yang jatuh tempo tahun ini.

Baca Juga: Disanksi oleh OJK dan Kemkeu, ini tanggapan dari Garuda Indonesia (GIAA)

Kini, ada 10–15 pesawat yang masa sewanya diperpanjang sehingga bisa berdampak pada komposisi liabilitas.

Memang, Garuda sedang berupaya memperbesar komposisi liabilitas jangka panjang. "Satu pesawat yang diperpanjang masa sewanya bisa menekan biaya sekitar 25%–30%," jelas Fuad.

Agar kinerja keuangan biru, manajemen Garuda juga menerapkan strategi menekan konsumsi avtur.

Sejak Januari 2019, harga avtur naik hingga 20%. Namun di kuartal I-2019, konsumsi avtur menurun 5% ketimbang periode yang sama tahun lalu.

"Hal itu karena kami mengoptimalkan produksi, tidak menggenjot utilitas," jelas dia.

Sejalan dengan itu, Garuda Indonesia mencatatkan pertumbuhan positif di kuartal I-2019 dengan meraih laba bersih US$ 19,73 juta.

Di kuartal I-2018, Garuda masih rugi US$ 64,27 juta. "Kami optimistis tren kinerja ke depan terus tumbuh positif," Fuad berharap.

Baca Juga: Garuda Indonesia Kena Denda Otoritas Australia

Kinerja positif Garuda Indonesia di kuartal I-2019 ditopang lini pendapatan layanan penerbangan berjadwal senilai US$ 924,93 juta.

Jumlah itu tumbuh 11,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 828.49 juta.

Garuda juga mencatatkan pertumbuhan pendapatan usaha lainnya sebesar 27,5% menjadi US$171,8 juta. Dus, GIAA optimistis bisa membukukan laba bersih US$ 70 juta pada tahun 2019.

Analis Mirae Asset Sekuritas Lee Young Jun memproyeksikan fundamental GIAA pada tahun ini positif.

Segmen Garuda Indonesia tidak banyak terpengaruh isu kenaikan harga tiket," sebut dia.

Untuk kuartal II-2019, kinerja Garuda Indonesia tidak akan lebih baik ketimbang kuartal I-2019.

Meski begitu, Lee menilai, Garuda Indonesia mampu menekan konsumsi avtur.

"Di kuartal III 2019 ada katalis peningkatan kuota haji, sedangkan pada kuartal IV bakal ada musim liburan Natal dan Tahun Baru, ungkap dia.

Baca Juga: Asik, Beli Paket Umrah Bisa Lewat Tokopedia dan Traveloka

Bagikan

Berita Terbaru

Bidik Proyek MBG, Produsen Susu Asal Malaysia Siap Bertarung dengan Pemain Lokal
| Rabu, 26 November 2025 | 17:36 WIB

Bidik Proyek MBG, Produsen Susu Asal Malaysia Siap Bertarung dengan Pemain Lokal

Farm Fresh Bhd. bakal mendirikan pertanian seluas 230 ha di Bandung dan sedang mencari kemitraan untuk membangun distribusi lokal.

Kinerja BBTN Sesuai Target, Laba Bersih Mencapai Rp 2,50 Triliun per Oktober 2025
| Rabu, 26 November 2025 | 15:45 WIB

Kinerja BBTN Sesuai Target, Laba Bersih Mencapai Rp 2,50 Triliun per Oktober 2025

Laba bersih BTN naik 13,72% jadi Rp 2,50 triliun per Oktober 2025, didukung kredit dan DPK. Analis proyeksikan laba Rp 3,30 triliun di 2025.

Sempat Dikoleksi Asing, Saham SMGR Mulai Terkoreksi di Tengah Pemulihan Kinerja
| Rabu, 26 November 2025 | 08:59 WIB

Sempat Dikoleksi Asing, Saham SMGR Mulai Terkoreksi di Tengah Pemulihan Kinerja

SMGR sudah pulih, terutama pada kuartal III-2025 terlihat dari pencapaian laba bersih setelah pada kuartal II-2025 perusahaan masih merugi.

KRIS dan Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Bikin Prospek Emiten Rumah Sakit Makin Solid
| Rabu, 26 November 2025 | 08:53 WIB

KRIS dan Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Bikin Prospek Emiten Rumah Sakit Makin Solid

Simak analisis prospek saham rumah sakit HEAL, SILO, dan MIKA) tahun 2026 yang berpotensi disulut kenaikan iuran BPJS dan implementasi KRIS.

Setelah Cetak Rekor & Koreksi, Arah IHSG Menanti Data Penting dari Indonesia dan AS
| Rabu, 26 November 2025 | 08:45 WIB

Setelah Cetak Rekor & Koreksi, Arah IHSG Menanti Data Penting dari Indonesia dan AS

Pelaku pasar juga menunggu rilis sejumlah data makroekonomi penting seperti indeks harga produsen, penjualan ritel dan produksi industri AS.

Tunggu Lima Tahun, Eks Pegawai Jadi Konsultan Pajak
| Rabu, 26 November 2025 | 08:22 WIB

Tunggu Lima Tahun, Eks Pegawai Jadi Konsultan Pajak

Dirjen Pajak Bimo Wijayanto mengungkapkan rencananya untuk memperketat syarat bagi mantan pegawai pajak untuk menjadi konsultan pajak

Bea Cukai Bakal Pangkas Kuota Kawasan Berikat
| Rabu, 26 November 2025 | 08:17 WIB

Bea Cukai Bakal Pangkas Kuota Kawasan Berikat

Ditjen Bea dan Cukai bakal memangkas kuota hasil produksi kawasan berikat yang didistribusikan ke pasar domestik

Akhir November, Belanja Masyarakat Naik
| Rabu, 26 November 2025 | 08:10 WIB

Akhir November, Belanja Masyarakat Naik

Mandiri Spending Index (MSI) per 16 November 2025, yang naik 1,5% dibanding minggu sebelumnya ke level 312,8

PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) Kejar Target Home Passed Via Akuisisi LINK
| Rabu, 26 November 2025 | 07:53 WIB

PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) Kejar Target Home Passed Via Akuisisi LINK

Keberhasilan Akuisisi LINK dan peluncuran FWA IRA jadi kunci pertumbuhan bisnis PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI).

Wajib Pajak Masih Nakal, Kebocoran Menganga
| Rabu, 26 November 2025 | 07:51 WIB

Wajib Pajak Masih Nakal, Kebocoran Menganga

Ditjen Pajak menemukan dugaan praktik underinvoicing yang dilakukan 463 wajib pajak                 

INDEKS BERITA

Terpopuler