Meski Industri Otomotif Dalam Negeri Kokoh, Gelombang PHK Nissan Global Patut Diawasi

Sabtu, 03 Agustus 2019 | 07:07 WIB
Meski Industri Otomotif Dalam Negeri Kokoh, Gelombang PHK Nissan Global Patut Diawasi
[]
Reporter: Agung Hidayat, Eldo Christoffel Rafael, Muhammad Julian | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri otomotif dalam negeri masih kokoh di tengah kelesuan industri global. Salah satunya adanya gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) produsen mobil Jepang dalam hal ini Nissan.

Perusahaan ini memangkas jumlah karyawannya hingga lebih dari 12.500 pegawai di seluruh dunia. Nissan menghentikan atau mengurangi kapasitas di lini produksi sampai di delapan lokasi. Bahkan, Nissan juga menghentikan atau mengurangi kapasitas pabrik di enam lokasi.

Nah, pelaku industri otomotif lokal, seperti PT Toyota Astra Motor (TAM), melihat bahwa kondisi ini memang tak hanya dialami oleh industri otomotif. "Secara global memang goyang, karena adanya perang dagang (AS-China). Negara-negara lain tentu melakukan langkah penyelamatan ekonomi," kata Executive General Manager PT TAM, Fransiscus Soerjopranoto kepada KONTAN, Jumat (2/8).

Ia menilai, setiap negara memiliki ketahanan ekonomi masing-masing. Apabila dilihat dari segi makro maupun mikro, otomotif Indonesia saat ini sudah cukup stabil. Malahan, potensi konsumsi kendaraan ke depan bakal semakin menanjak. Apalagi, Indonesia memiliki sumber daya alam yang dapat menjadi kekuatan agar terus diadakannya lokalisasi pabrikan otomotif.

Nah, lokalisasi diharapkan dapat menghimpun Industri Kecil dan Menengah (IKM) agar ada transfer teknologi dan pemanfaatan mereka dalam bidang otomotif secara lebih masif.

Asal tahu saja, pada periode Januari-Juli 2019, wholesales Toyota di Indonesia mencapai 183.600 unit.

Masih menarik

Donny Setiawan, Direktur Pemasaran PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengaku tak merasa khawatir dengan kabar tutupnya beberapa fasilitas produksi di tingkat global. Hal itu terjadi akibat dampak persaingan usaha. "Soalnya, setiap merek mempunyai karakteristik dan daya saing, ini yang menentukan daya saing," katanya ke KONTAN.

Persaingan usaha itu pula yang menyebabkan ada satu perusahaan yang harus mengurangi aktivitas bisnisnya, di samping ada pula yang tetap melakukan ekspansi.

Tapi bagi Suzuki, pasar Indonesia masih sangat menarik. Itulah kenapa, beberapa tahun yang lalu, Suzuki membangun pabrik perakitan di Cikarang dengan dana investasi hingga US$ 1 miliar.

Public Relation and Digital Manager PT Sokonindo Automobile, Arviane D.B. menyampaikan, di pasar otomotif Indonesia, awal tahun ini kinerja memang terasa menurun. Tapi salah satu penyebabnya mungkin tahun politik yang membuat orang banyak melakukan penahanan pembelian karena menunggu kondisi stabil dan tenang.

"Saya kira di semester dua ini, pasar otomotif bisa kembali bergairah dan mencapai target yang ditetapkan Gaikindo," terangnya. Pada semester I-2019, penjualan (wholesale) Suzuki mencapai 1.859 unit.

Bagikan

Berita Terbaru

Merdeka Battery Material (MBMA) Suntik Modal Anak Usaha US$ 51 juta
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:30 WIB

Merdeka Battery Material (MBMA) Suntik Modal Anak Usaha US$ 51 juta

PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mengumumkan transaksi pemberian pinjaman ke anak usaha terkendali yakni PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM).​

Pengendali Tambah Porsi Kepemilikan 66,5 Juta Saham di SILO
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:14 WIB

Pengendali Tambah Porsi Kepemilikan 66,5 Juta Saham di SILO

Pengendali PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), Sight Investment Company Pte Ltd selaku menambah porsi kepemilikan sahamnya di SILO. 

Sucor Sekuritas Siap Bawa Tiga Perusahaan Melantai di BEI
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:10 WIB

Sucor Sekuritas Siap Bawa Tiga Perusahaan Melantai di BEI

Sucor Sekuritas akan membawa tiga perusahaan jumbo untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) di tahun 2026.

Ada Libur Natal dan Tahun Baru, Penjualan AMRT Bisa Menderu
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:04 WIB

Ada Libur Natal dan Tahun Baru, Penjualan AMRT Bisa Menderu

Salah satu emiten ritel yang diproyeksi bakal kecipratan rezeki dari momen Natal dan tahun baru 2025 adalah PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT).

Emiten MIND ID Siap Genjot Kinerja Pada 2026
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:58 WIB

Emiten MIND ID Siap Genjot Kinerja Pada 2026

Emiten pertambangan anggota holding MIND ID membidik pertumbuhan kinerja keuangan dan produksi pada 2026​.

Angkat Hans Patuwo Jadi CEO Baru, Kinerja GOTO Bisa Melaju
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:49 WIB

Angkat Hans Patuwo Jadi CEO Baru, Kinerja GOTO Bisa Melaju

Hans Patuwo akhirnya resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama dan Group Chief Executive Officer (CEO)  PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).

Superbank (SUPA) Listing di BEI, Emiten Grup Emtek Semakin Seksi
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:42 WIB

Superbank (SUPA) Listing di BEI, Emiten Grup Emtek Semakin Seksi

Berbagai aksi korporasi dilakukan Grup Emtek di sepanjang tahun 2025. Terbaru, PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) resmi listing di BEI. ​

Laju Ekonomi 5,4% Belum Mampu Serap Tenaga Kerja
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:30 WIB

Laju Ekonomi 5,4% Belum Mampu Serap Tenaga Kerja

Tingginya target pertumbuhan ekonomi Indonesia, belum sepenuhnya bisa menyelesaikan persoalan tenaga kerja

Paradoks Akhir Tahun: Pemerintah Tebar Diskon, Alam Bunyikan Alarm Bahaya
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:00 WIB

Paradoks Akhir Tahun: Pemerintah Tebar Diskon, Alam Bunyikan Alarm Bahaya

Jika warga Jakarta batal ke luar kota, perputaran uang akan terkunci sehingga pemerataan ekonomi antardaerah tertahan.

Ruang Pemangkasan Bunga Acuan Lebih Sempit
| Kamis, 18 Desember 2025 | 08:43 WIB

Ruang Pemangkasan Bunga Acuan Lebih Sempit

Bank Indonesia (BI) menutup tahun 2025 dengan mempertahankan suku bunga acuan alias BI rate di level 4,75%

INDEKS BERITA

Terpopuler