Berita *Global

Minim Promo Menarik, Belanja Konsumen Ritel AS pada Cyber Monday Diprediksi Turun

Selasa, 30 November 2021 | 15:28 WIB
Minim Promo Menarik, Belanja Konsumen Ritel AS pada Cyber Monday Diprediksi  Turun

ILUSTRASI. Pekerja menyortir paket belanja di pusat distribusi Amazon di Staten Island, New York, AS. 25 November 25, 2020. REUTERS/Brendan McDermid

Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - BENGALUR. Cyber ​​Monday, ajang penjualan ritel online di Amerika Serikat (AS), kemungkinan melambat. Penawaran diskon yang menurut serta keterbatasan pilihan akibat gangguan rantai pasok global menghambat niat belanja. Namun data lainnya memperlihatkan konsumen ritel di AS dalam kondisi kesehatan yang baik.

Pengecer menggelar kegiatan promosi secara bertahap dalam beberapa minggu untuk menjaga margin di tengah lonjakan biaya akibat rantai pasok yang ketat. Peritel juga memperbaiki pengelolaan stok di tengah kekurangan produk yang meluas, menjelang musim belanja Natal.

Upaya-upaya itu menghambat pekan penjualan, yang biasanya merupakan masa belanja online terbesar tahunan. Data Adobe Analytics selama akhir pekan menunjukkan pengeluaran online di saat Black Friday turun untuk pertama kalinya.

Baca Juga: Level Inflasi Amerika Tertinggi Dalam 31 Tahun, Biden Akan Menemui Sejumlah CEO

"Penjualan online pada hari-hari belanja besar seperti Thanksgiving dan Black Friday menurun untuk pertama kalinya dalam sejarah. Ini menjadi pola untuk seluruh musim," kata Taylor Schreiner, direktur, Adobe Digital Insights.

Menurut Indeks Ekonomi Digital Adobe, belanja konsumen ritel AS untuk Cyber ​​Monday melampaui US$ 7 miliar pada Senin jam 9 malam waktu Pantai Timur AS.

Adobe memperkirakan konsumen untuk menghabiskan antara US$ 10,4 miliar hingga $ 11,1 miliar, dan memperkirakan pelanggan dapat menghabiskan US$ 2,5 miliar antara jam 7 malam. hingga 11 malam waktu Pasifik. 

Perkiraan awal menunjukkan pengeluaran konsumen berkisar antara US$ 10,2 miliar dan US$ 11,3 miliar. Itu berarti rata-rata pertumbuhan mendatar di titik tengah, jika dibandingkan dengan realisasi belanja senilai US$ 10,8 miliar di tahun lalu. Nilai belanja Cyber Monday tahun lalu membukukan lompatan hampir 15% dari hasil di tahun 2019.

Kehebohan di media sosial seputar Cyber ​​Monday juga surut.

"Cyber ​​Monday terus menjadi sangat relevan, terutama di dunia digital. Namun kehebohannya di tahun ini merupakan yang paling rendah selama tahun-tahun terakhir," kata Rob Garf, manajer umum ritel di Salesforce.

Tingkat diskon di Amerika Serikat dalam minggu menjelang Cyber ​​Monday rata-rata 8% lebih rendah daripada angka di tahun lalu, menurut Salesforce.

Musim liburan di AS bergulir tepat ketika virus corona varian omicron memicu ketidakpastian atas pembukaan kembali ekonomi. Namun, para ahli mengatakan terlalu dini untuk memprediksi dampak omicron terhadap belanja konsumen.

Baca Juga: Penjualan Ritel di Jepang selama Oktober Terbantu Penjualan Bahan Bakar

Pada Black Friday, sehari setelah Thanksgiving, pembeli AS menghabiskan sekitar US$ 8,9 miliar untuk belanja online, turun dari US$ 9 miliar di tahun sebelumnya, menurut data Adobe.

Data yang dirilis secara terpisah oleh MasterCard SpendingPulse pada Senin (29/11), menghitung keseluruhan penjualan ritel AS di seluruh metode pembayaran. Menurut data itu, pembeli AS menghabiskan 14% lebih banyak untuk barang dagangan, tidak termasuk mobil selama 26 hingga 28 November, dibandingkan dengan liburan akhir pekan yang sama tahun sebelumnya. Perkiraan termasuk pembelian yang dilakukan di toko.

Pengeluaran pembeli online meningkat 5% selama periode tiga hari dibandingkan tahun sebelumnya, dan sebesar 28,7% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019, menurut MasterCard SpendingPulse.

Terbaru