Mudik ke Energi Hijau

Jumat, 13 Mei 2022 | 09:00 WIB
Mudik ke Energi Hijau
[]
Reporter: Harian Kontan | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Balas dendam itu ditunaikan sudah. Setelah dua tahun Lebaran gagal mudik karena pembatasan mobilitas selama pandemi, Lebaran tahun 2022 ini hasrat para pemudik terlampiaskan. 

Berbondong-bondonglah sekitar 85 juta orang melakukan perjalanan mudik. Efeknya pun berganda. Tempat-tempat wisata yang mati suri bangkit lagi, pengunjungnya meruah. Hotel yang melompong kembali bisa terisi kamar-kamarnya. Begitu juga bisnis kuliner, oleh-oleh, otomotif, rental kendaraan laku keras.

Jumlah uang kartal yang beredar melonjak pula selama musim Lebaran. Perusahaan sudah harus bayar penuh THR. Dan, Bank Indonesia pun menyiapkan uang kartal Rp 175,26 triliun atau naik 13,42%. Bank-bank juga menyiapkan banyak uang kontan di mesin ATM mereka.

Hanya eksesnya, banyak pula pengeluaran masyarakat untuk kebutuhan energi. Begitu banyak orang mudik dan pelesiran, sampai-sampai permintaan bahan bakar minyak (BBM) rata-rata naik 41%, dus, melonjak dari perkiraan semula naik 29%.

Supaya jangan sampai masyarakat sulit mendapatkan BBM, Pertamina kudu mengamankan stok dengan biaya US$ 5 miliar per hari.

BUMN migas itu harus kerja ekstrakeras menjalankan penugasan ini, karena tak bisa leluasa menaikkan harga BBM ke harga pasar sebagaimana pesaingnya. Bandingkan Shell Super beroktan 92 dijual Rp 16.630 per liter, sementara Pertamax ditahan di Rp 12.500 per liter.

Dan akibat besarnya perbedaan harga energi, banyak pemilik kendaraan yang biasanya beli Pertamax 'turun kelas' ikut menyerbu Pertalite. Walau harus antre panjang. 

Di tengah tren kenaikan harga energi ini, jelas, pemerintah harus segera membuat kebijakan yang tepat. Harga komoditas alam maupun hasil bumi melambung, antara lain akibat perang Rusia versus Ukraina, harga barang dan jasa pun menanjak.

Demi menjaga inflasi tak meroket dan membuyarkan harapan pemulihan ekonomi, pemerintah mesti menyiapkan bantalan sosial dan subsidi dalam jumlah besar. Subsidi energi yang dianggarkan Rp 134 triliun jelas tidak mencukupi, dan butuh tambahan puluhan triliun. Begitu juga dana bantuan sosial.

Situasi ini mengingatkan kita untuk segera beralih ke energi hijau. Meski tetap butuh subsidi, tapi lebih berkelanjutan dan terbarukan.

Komoditas CPO yang melimpah produknya pun perlu ditata lagi, agar kebutuhan pangan dan energi (biofuel) dalam negeri terpenuhi, aman stoknya, dan stabil harganya. Baru selebihnya untuk ekspor. 

Bagikan

Berita Terbaru

Imbal Hasil SBN Naik: Beban Utang APBN Meningkat, Bagaimana Dampaknya?
| Kamis, 25 Desember 2025 | 19:34 WIB

Imbal Hasil SBN Naik: Beban Utang APBN Meningkat, Bagaimana Dampaknya?

Kenaikan imbal hasil SBN menjadi salah satu tanda perubahan sentimen pasar terhadap risiko fiskal dan arah ekonomi domestik.

IHSG Paling Bapuk di Asia Tenggara Pekan Ini, Turun 0,83% Dalam 3 Hari
| Kamis, 25 Desember 2025 | 13:43 WIB

IHSG Paling Bapuk di Asia Tenggara Pekan Ini, Turun 0,83% Dalam 3 Hari

IHSG melemah 0,83% untuk periode 22-24 Desember 2025. IHSG ditutup pada level 8.537,91 di perdagangan terakhir, Rabu (24/12).

Saham Terafiliasi Grup Bakrie Terbang, Kini Tersisa Jebakan atau Masih Ada Peluang?
| Kamis, 25 Desember 2025 | 11:05 WIB

Saham Terafiliasi Grup Bakrie Terbang, Kini Tersisa Jebakan atau Masih Ada Peluang?

Potensi kenaikan harga saham terafiliasi Bakrie boleh jadi sudah terbatas lantaran sentimen-sentimen positif sudah priced in.

Imbal Hasil SRBI Naik di Akhir Tahun Meski BI Rate Stabil
| Kamis, 25 Desember 2025 | 10:08 WIB

Imbal Hasil SRBI Naik di Akhir Tahun Meski BI Rate Stabil

Imbal hasil instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang turun sejak awal tahun, berbalik naik dalam dua bulan terakhir tahun 2025.

Laba Diprediksi Tergerus, PTBA Terjepit Bea Keluar Batubara dan Downtrend Harga Saham
| Kamis, 25 Desember 2025 | 10:05 WIB

Laba Diprediksi Tergerus, PTBA Terjepit Bea Keluar Batubara dan Downtrend Harga Saham

Sebagai pelopor, PTBA berpeluang menikmati insentif royalti khusus untuk batubara yang dihilirisasi.

Prospek Batubara 2026 Menantang, Indonesia di Posisi Maju Kena Mundur Juga Kena
| Kamis, 25 Desember 2025 | 09:05 WIB

Prospek Batubara 2026 Menantang, Indonesia di Posisi Maju Kena Mundur Juga Kena

Harga batubara Australia, yang menjadi acuan global, diproyeksikan lanjut melemah 7% pada 2026, setelah anjlok 21% di 2025. 

Bisnis Blue Bird Diprediksi Masih Kuat di 2026, Tidak Digoyah Taksi Listrik Vietnam
| Kamis, 25 Desember 2025 | 08:10 WIB

Bisnis Blue Bird Diprediksi Masih Kuat di 2026, Tidak Digoyah Taksi Listrik Vietnam

Fitur Fixed Price di aplikasi MyBluebird mencatatkan pertumbuhan penggunaan tertinggi, menandakan preferensi konsumen terhadap kepastian harga.

Meski Cuaca Ekstrem Gerus Okupansi Nataru, Santika Hotels Tetap Pede Tatap 2026
| Kamis, 25 Desember 2025 | 07:10 WIB

Meski Cuaca Ekstrem Gerus Okupansi Nataru, Santika Hotels Tetap Pede Tatap 2026

Santika Hotels & Resorts menyiapkan rebranding logo agar lebih relevan dan dapat diterima oleh seluruh lapisan generasi.

Kebijakan Nikel 2026 Dongkrak Saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)
| Kamis, 25 Desember 2025 | 06:37 WIB

Kebijakan Nikel 2026 Dongkrak Saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)

Pemerintah rem produksi nikel ke 250 juta ton 2026 untuk atasi surplus 209 juta ton. NCKL proyeksi laba Rp 10,03 triliun, rekomendasi buy TP 1.500

KRAS Dapat Suntikan Rp 4,93 Triliun dari Danantara, Tanda Kebangkitan Baja Nasional?
| Kamis, 25 Desember 2025 | 06:00 WIB

KRAS Dapat Suntikan Rp 4,93 Triliun dari Danantara, Tanda Kebangkitan Baja Nasional?

Kenaikan harga saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) belakangan ini dinilai lebih bersifat spekulatif jangka pendek.

INDEKS BERITA

Terpopuler