Nilai Tukar Stabil, Champion Pacific Indonesia (IGAR) Optimistis Kinerja Membaik
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Champion Pacific Indonesia Tbk lebih optimistis pada tahun ini. Pertimbangannya adalah volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) hingga semester I 2019 tidak setajam tahun lalu.
Di saat yang sama, risiko terlambatnya pembayaran oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan juga mengecil. "Dengan fluktuasi kurs tidak setajam tahun lalu begitu pula pembayaran obat BPJS, tampaknya semester I ini kami optimistis bisa growth positif," ungkap Antonius Muhartoyo, Presiden Direktur PT Champion Pacific Indonesia Tbk kepada KONTAN, Senin (1/7).
Hanya saja Champion Pacific belum bersedia membocorkan realisasi kinerja semester I 2019. Sebagai gambaran saja, pada periode yang sama tahun lalu mereka membukukan pertumbuhan penjualan penjualan bersih 7,71% year on year (yoy) menjadi Rp 400,59 miliar. Namun laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atawa laba bersihnya turun 18,36% yoy menjadi Rp 22,55 miliar.
Penurunan kinerja bottom line berlanjut hingga kuartal I 2019. Laba bersih Champion Pacific menyusut 5,17% yoy menjadi Rp 11,56 miliar. Padahal sama seperti semester I 2018, penjualannya juga masih ketimbang periode yang sama tahun lalu.
Kembali mengingatkan, tahun lalu beredar kabar jika BPJS Kesehatan terlambat membayar klaim sejumlah rumah sakit. Kondisi tersebut tak urung memberikan efek domino terhadap industri farmasi. Tak terkecuali Champion Pacific yang menjajakan mayoritas kemasan fleksibel atau flexible packaging kepada produsen obat.
Sementara volatilitas kurs rupiah terhadap dollar AS mempengaruhi biaya produksi kemasan. Asal tahu, Champion Pacific atau yang tercatat dengan kode saham IGAR di Bursa Efek Indonesia (BEI), memproduksi kemasan berbahan baku foil atau kertas timah dan kertas. Harga belinya dalam dollar AS.
Kembali mengintip laporan keuangan terakhir yang dipublikasikan yakni kuartal I 2019, beban pokok penjualan naik 2,99% yoy menjadi Rp 173,16 miliar. Hitungan kenaikannya lebih tinggi ketimbang kenaikan penjualan bersih yakni 1,79% yoy.
Efisiensi produksi
Dalam laporan tahunan 2018, manajemen IGAR menyebutkan dua strategi bisnis pada tahun ini. Selain menaikkan harga kemasan obat non generik, mereka akan meningkatkan efisiensi produksi dengan cara menambah fasilitas mesin.
Champion Pacific akan meningkatkan kinerja mesin dengan memperbaiki sistem overhaul. Sementara demi menjawab peluang bisnis, perusahaan tersebut mengincar segmen pasar kemasan non farmasi.
Champion Pacific telah menyediakan anggaran Rp 34 miliar. Duit tersebut untuk meremajakan mesin lawas dan membeli mesin baru yang mampu mencetak 10 varian warna. Mereka berharap kehadiran mesin-mesin tersebut bisa mendatangkan margin bisnis yang lebih baik. "Kami beli mesin baru dan melengkapi mesin lama dengan alat-alat sensor untuk efisiensi," kata Antonius.
Selain mengejar penghematan biaya, Champion Pacific berharap volume produksi kemasan tahun 2019 terungkit. Sejalan itu, target volume penjualan tumbuh 5%-8% yoy sedangkan target kenaikan nilai penjualan 9% yoy.
Pada tahun 2018, Champion Pacific membukukan penjualan bersih senilai Rp 777,32 miliar atau tumbuh 2,02% yoy. Kemasan farmasi menyumbang Rp 681,32 miliar. Jadi, target pertumbuhan penjualan bersih tahun ini setara dengan Rp 847,28 miliar.