OPEC Proyeksikan Permintaan Minyak di 2022 Naik Seperti Masa Sebelum Pandemi

Kamis, 15 Juli 2021 | 23:30 WIB
OPEC Proyeksikan Permintaan Minyak di 2022 Naik Seperti Masa Sebelum Pandemi
[ILUSTRASI. Pompa minyak dan logo OPEC termuat dalam ilustrasi yang dibuat pada 14 April 2020. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - LONDON. Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), Kamis (15/7), memperkirakan permintaan minyak dunia di tahun 2022 akan meningkat hingga kembali ke tingkat yang sama sebelum pandemi. Kenaikan permintaan minyak global itu dipicu pertumbuhan di Amerika Serikat (AS), China dan India.

Dalam laporan bulanan terbarunya, OPEC mengatakan bahwa permintaan di tahun depan akan naik sebesar 3,4% menjadi 99,86 juta barel per hari (bph). Angka itu kembali meningkat di paruh kedua 2022 menjadi rata-rata lebih dari 100 juta bph.

“Ada ekspektasi yang solid atas pertumbuhan ekonomi global pada 2022,” kata OPEC. “Ini termasuk peningkatan peredaman wabah Covid-19, terutama di negara-negara berkembang dan berkembang, yang diperkirakan akan memacu permintaan minyak untuk mencapai tingkat pra-pandemi pada 2022.”

Laporan tersebut mencerminkan keyakinan OPEC bahwa permintaan terhadap minyak akan pulih dengan kuat, hingga negara-negara anggotanya bisa memangkas berbagai pembatasan yang diberlakukan pada tahun 2020. Beberapa analis mengatakan permintaan minyak dunia mungkin telah mencapai puncaknya pada tahun 2019.

Baca Juga: Harga CPO masih tumbuh positif, harga saham emiten sawit malah lesu

Dalam laporan tersebut, OPEC juga mempertahankan prediksinya bahwa permintaan akan tumbuh sebesar 5,95 juta barel per hari atau 6,6% pada tahun 2021.

OPEC memperkirakan permintaan minyak di China dan India akan melebihi tingkat pra-pandemi tahun depan. AS diproyeksi akan memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan permintaan 2022, meskipun penggunaan minyak AS akan tetap di bawah level 2019.

Pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan melambat menjadi 4,1% tahun depan dari 5,5% pada 2021, masih didukung oleh stimulus pemerintah dan dengan prospek "terutama tergantung pada perkembangan terkait COVID-19", kata OPEC.

Minyak diperdagangkan di bawah US$ 74 per barel setelah penerbitan laporan OPEC. Harga minyak mentah telah naik lebih dari 40% sepanjang tahun ini, sejalan dengan pemotongan pasokan oleh OPEC dan sekutunya, atau yang populer disebut OPEC+.

Laporan tersebut menunjukkan di tahun 2022, OPEC dan para pesaingnya, termasuk produsen minyak serpih di AS, mampu mencetak peningkatan output.

OPEC+ setuju pada bulan April untuk secara bertahap mengurangi pengurangan produksi dari Mei hingga Juli. Laporan Kamis menunjukkan produksi OPEC pada Juni naik 590.000 barel per hari menjadi 26,03 juta barel per hari.

OPEC+ belum memutuskan rencana untuk sisa tahun 2021, setelah pembicaraan tentang pasokan terhenti akibat perselisihan di antara Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Reuters melaporkan kedua negara telah mencapai kompromi pada Rabu (14/7).

Baca Juga: Ekspor pada Juni 2021 melesat dan tertinggi sejak Agustus 2011

Laporan tersebut menyiratkan defisit pasokan akan membesar di kuartal keempat tahun 2021. Proyeksi itu berdasarkan asumsi OPEC+ tidak menyetujui peningkatan lebih lanjut dan Iran, Libya serta Venezuela, yang dibebaskan dari aksi pemotongan OPEC+, tetap memproduksi sesuai realisasi di bulan Juni.

Laporan tersebut memperkirakan kenaikan pasokan 2,1 juta barel per hari dari saingan OPEC pada 2022 karena harga yang lebih tinggi memacu investasi. OPEC melihat produksi minyak serpih AS naik 500.000 barel per hari pada 2022, setelah mengalami kontraksi di tahun ini.

Peningkatan output itu akan membatasi pertumbuhan permintaan minyak mentah OPEC tahun depan. Tetapi OPEC masih melihat dunia membutuhkan 28,7 juta barel per hari dari anggotanya, naik 1,1 juta barel per hari dari 2021. Proyeksi itu, secara teori, memungkinkan produksi OPEC yang lebih tinggi.

Selanjutnya: Ruang Gerak Binance Kian Sempit, Bisnisnya di Italia Dihadang Regulator

 

Bagikan

Berita Terbaru

Siantar Top (STTP) Bidik Pertumbuhan Dobel Digit
| Rabu, 31 Desember 2025 | 04:20 WIB

Siantar Top (STTP) Bidik Pertumbuhan Dobel Digit

STTP akan memfokuskan pengembangan dengan dua pendekatan utama, yakni memperluas distribusi ke negara yang belum terjangkau 

Izin Dipermudah, Persaingan Bisnis Gadai Makin Sengit di Tahun Depan
| Rabu, 31 Desember 2025 | 04:15 WIB

Izin Dipermudah, Persaingan Bisnis Gadai Makin Sengit di Tahun Depan

Pasar gadai di dalam negeri masih menawarkan daya tarik tinggi bagi pemain yang ingin menjajal bisnis ini.

Pelaku Industri Masih di Posisi Wait and See
| Rabu, 31 Desember 2025 | 04:10 WIB

Pelaku Industri Masih di Posisi Wait and See

IKI untuk industri yang berorientasi ekspor maupun pasar domestik kompak melambat pada akhir tahun ini.

Prospek RMK Energy (RMKE) Cerah Meski Harga Batubara Terpuruk
| Selasa, 30 Desember 2025 | 15:00 WIB

Prospek RMK Energy (RMKE) Cerah Meski Harga Batubara Terpuruk

Menurut analis, model bisnis RMKE memiliki keunggulan, terutama dari sisi efektifitas biaya, keselamatan, kepatuhan regulasi, dan biaya.

MLBI Jaga Kinerja di Momen Penting Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
| Selasa, 30 Desember 2025 | 13:00 WIB

MLBI Jaga Kinerja di Momen Penting Natal 2025 dan Tahun Baru 2026

Manajemen MLBI memastikan, merek-merek mereka berada dalam posisi yang kuat dan tersedia untuk memenuhi permintaan konsumen.

Prospek Minyak Dunia 2026 Masih Tertekan, Surplus Pasokan Jadi Tema Utama
| Selasa, 30 Desember 2025 | 11:00 WIB

Prospek Minyak Dunia 2026 Masih Tertekan, Surplus Pasokan Jadi Tema Utama

Goldman Sachs dalam risetnya menilai pasar minyak global masih akan berada dalam kondisi kelebihan pasokan pada 2026.

Richer Versus Faster Richer : Perhitungan Kalkulus di Balik Investasi
| Selasa, 30 Desember 2025 | 09:22 WIB

Richer Versus Faster Richer : Perhitungan Kalkulus di Balik Investasi

Di masa lalu, kekayaan ratusan miliar dolar Amerika Serikat (AS) terdengar mustahil. Hari ini, angka-angka itu menjadi berita rutin. 

Menavigasi Jalan Terjal Ekonomi Global 2026
| Selasa, 30 Desember 2025 | 07:12 WIB

Menavigasi Jalan Terjal Ekonomi Global 2026

Di sejumlah negara dengan pendekatan populis yang kuat, peran pemerintah melalui jalur fiskal begitu kuat, mengalahkan peran ekonomi swasta.

Bayar Tagihan Ekologis
| Selasa, 30 Desember 2025 | 07:02 WIB

Bayar Tagihan Ekologis

Penerapan kebijakan keberlanjutan di sektor perkebunan dan pertambangan tak cukup bersifat sukarela (voluntary compliance).

Mengejar Investasi untuk Mencapai Target Lifting
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:06 WIB

Mengejar Investasi untuk Mencapai Target Lifting

ESDM mencatat, realisasi lifting minyak hingga akhir November 2025 berada di kisaran 610.000 bph, naik dari capaian 2024 yang sekitar 580.000 bph.

INDEKS BERITA