Pagar Laut

Jumat, 24 Januari 2025 | 06:10 WIB
Pagar Laut
[ILUSTRASI. TAJUK - Djumyati Partawidjaja]
Djumyati Partawidjaja | Redaktur Pelaksana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai negara kepulauan yang dikelilingi laut, pemerintah negeri ini sudah sepantasnya berpikir dengan lebih serius segala urusan yang ada di laut. Pada awal-awal masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo, pernah ada wacana untuk mewujudkan tol laut. Sayangnya program tol laut ini tidak banyak bergaung, bahkan semakin ditinggalkan setelah ada begitu banyak pembangunan tol di daratan. 

Sejak itu perhatian untuk laut pun seperti terbawa arus dalam, menghilang entah ke mana. Laut kita pun jadi seperti wild wild west, tempat bebas dari aturan hukum dan orang-orang kuat yang berkuasa. Padahal kalau melihat undang-undang atau aturan yang mengatur laut dan pesisir kita, sebenarnya sudah ada cukup banyak. Jangan tanya apakah, aturan-aturan itu sudah sinkron dan memadai untuk bisa mengatur laut dan pesisir kita.

Baru-baru ini kita semua dihebohkan dengan kasus pagar laut yang ada di Tangerang dan sejumlah daerah lain. Bisa kita lihat semua, bagaimana ajaibnya perdebatan yang terjadi beberapa hari belakangan. 

Misalnya, untuk pagar laut di Tangerang yang terbentang sepanjang 30 km di 6 kecamatan dan 16 desa. Awalnya tidak ada satu orang pun yang mengakui membangun, apalagi memilikinya. Belakangan Agung Sedayu Group mengakui anak usannya memiliki HGB di sana, tapi mereka hanya punya HGB kawasan yang masuk dalam lingkup 3 desa. Jadi sepertinya ada pihak-pihak lain yang terlibat dan memiliki kawasan ini yang belum kelihatan jelas.

Kasus ini memang masih belum jelas benar duduk perkaranya. Tapi saya berharap semua orang yang masih mau waras, terus mendorong pengusutan kasus ini hingga tuntas. Semoga kita masih mau terus mencari tahu siapa saja yang ada di balik penerbitan HGB di laut ini. 

Dan tentunya tidak hanya berhenti di kasus Tangerang. Pagar laut di Tangerang ini bukan kasus 1 bulan-2 bulan ke belakang, tapi kasusnya bisa naik menjadi perhatian banyak orang karena viral di sosial media. 

Saya bertanya-tanya, bagaimana dengan nasib laut, pesisir, dan pulau-pulau yang ada di pelosok-pelosok sana? Jangan-jangan kasusnya lebih kusut dan kisruh. Karena dengan otonomi daerah, pemerintah daerah pun tentu punya kekuasaan terhadap area-area tersebut. Pertanyaannya, seberapa besar kekuasaan pemerintah daerah untuk "menjual" pulau, laut dan pesisir yang ada di bawah kekuasaannya? 

Dan tentu saja untuk menyapu semuanya, kita butuh "sapu" yang bersih.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Ada Perombakan Indeks Kehati, Bagaimana Dampaknya Terhadap Saham ESG?
| Minggu, 01 Juni 2025 | 06:19 WIB

Ada Perombakan Indeks Kehati, Bagaimana Dampaknya Terhadap Saham ESG?

Perubahan saham pilihan Indeks Sri-Kehati, ESGS-Kehati, dan ESGQ-Kehati bisa jadi momentum mengejar untung jangka pendek

Upaya Perbankan Menjaring Para Pensiunan
| Minggu, 01 Juni 2025 | 04:14 WIB

Upaya Perbankan Menjaring Para Pensiunan

Untuk mendukung kebutuhan finansial, bank menyediakan layanan tabungan pensiunan yang disesuaikan dengan usia.   

Jembatan Pembeli dengan Produsen Manufaktur
| Minggu, 01 Juni 2025 | 04:14 WIB

Jembatan Pembeli dengan Produsen Manufaktur

Pelaku di industri manufaktur bisa semakin menggeliat dengan bantuan platform yang bisa carikan pasar. Yuk, simak layanannya.

 Tanpa Modal Jumbo, Bisa Beli Obligasi di Pasar Sekunder
| Minggu, 01 Juni 2025 | 04:13 WIB

Tanpa Modal Jumbo, Bisa Beli Obligasi di Pasar Sekunder

Investor ritel bisa ikut beli obligasi di pasar sekunder dengan modal Rp 1 jutaan. Simak caranya!    

Stimulus Tidak Cukup
| Minggu, 01 Juni 2025 | 04:13 WIB

Stimulus Tidak Cukup

​ Daya beli masyarakat masih lunglai. Padahal, konsumsi masyarakat merupakan lokomotif utama pertumbuhan ekonomi negara kita.

Bahagia dan Tetap Mengeduk Cuan di Usia Pensiun
| Minggu, 01 Juni 2025 | 04:13 WIB

Bahagia dan Tetap Mengeduk Cuan di Usia Pensiun

Memasuki masa pensiun, bukan berarti seseorang tak bisa lagi mengeduk cuan. Dengan perencanaan matang, ada banyak usaha yang bisa dilakukan.

Tak Lagi Mulai Dari Nol, SPBU Swasta Merangsek Pasar
| Minggu, 01 Juni 2025 | 04:13 WIB

Tak Lagi Mulai Dari Nol, SPBU Swasta Merangsek Pasar

Bisnis SPBU semakin ramai. Persaingan SPBU pelat merah dan swasta kian kentara terutama di kota besar. Sejauh mana pelua

Menekan Emisi Demi Efisiensi Produksi si Penyubur Tanaman
| Minggu, 01 Juni 2025 | 04:13 WIB

Menekan Emisi Demi Efisiensi Produksi si Penyubur Tanaman

Meski jadi industri vital untuk keperluan pangan, namun industri pupuk punya dampak kelam ke emisi karbon. Bagaimana menurunkan karbon tersebut?

 
Memanfaatkan Bunga Tinggi Tabungan Dompet Digital
| Sabtu, 31 Mei 2025 | 09:00 WIB

Memanfaatkan Bunga Tinggi Tabungan Dompet Digital

Tabungan bukan lagi soal jangka panjang semata, bahkan dana harian pun kini bisa produktif.         

Pergerakan Bursa Saham Asia Disetir Kebijakan Ekonomi Amerika
| Sabtu, 31 Mei 2025 | 08:57 WIB

Pergerakan Bursa Saham Asia Disetir Kebijakan Ekonomi Amerika

Pada Jumat (30/5), indeks Nikkei 225 (Jepang) menguat 2,03% ke 37.964,88 dan indeks Hang Seng (Hong Kong) terkoreksi 0,92% ke posisi 23.289,78.​

INDEKS BERITA

Terpopuler