Para Pemimpin Uni Eropa Masih Berjuang Mencari Solusi Cepat Mengatasi Krisis Energi

Sabtu, 26 Maret 2022 | 11:26 WIB
Para Pemimpin Uni Eropa Masih Berjuang Mencari Solusi Cepat Mengatasi Krisis Energi
[ILUSTRASI. Menara pendingin dan fasilitas reaktor di pembangkit listrik di Cattenom, Prancis, 14 Februari 2022. REUTERS/Pascal Rossignol]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - BRUSSEL. Para pemimpin di negara-negara anggota Uni Eropa (UE) pada Jumat (25/3) gagal menyepakati solusi jangka pendek untuk krisis pasar energi yang menjadi semakin buruk akibat invasi Rusia ke Ukraina. UE hanya menawarkan langkah kompromi bagi Spanyol, yang lumpuh selama 12 hari akibat aksi mogok pengemudi truk, yang dipicu kenaikan harga bahan bakar.

Hari kedua konferensi tingkat tinggi (KTT) UE diwarnai perdebatan sengit antara kubu negara-negara di belahan selatan Eropa dengan Jerman dan Belanda. Pembahasan berlangsung berlarut-larut hingga malam hari.  Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez sempat berjalan keluar, meninggalkan pertemuan. Pertemuan berakhir dengan kompromi dan masih menyisakan banyak masalah yang belum terselesaikan.

Perang di Ukraina telah mendorong harga energi ke titik tertingginya. Ini yang menjadi alasan negara-negara Eropa untuk berusaha mengurangi penggunaan gas dari Rusia hingga dua pertiga di tahun ini, dan mencari gas di tempat lain serta meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan.

Negara-negara di kawasan Laut Mediterania menuntut adanya pembatasan harga gas bagi rumah tangga, untuk melindungi masyarakat kelas bawah. Namun gagasan itu mendapat tantangan, yang menilai langkah tersebut berarti memanfaatkan uang publik untuk menyubsidi  pembangkit bahan bakar fosil.

Baca Juga: Regulator Telekomunikasi AS Catat Kaspersky dan Dua Perusahaan China di Daftar Hitam

Para pemimpin menuntut Komisi Eropa untuk segera mengevaluasi opsi jangka pendek yang tersedia, mulai batas harga hingga potongan pajak, yang dapat membantu mengurangi harga gas dan listrik.

Perdana Menteri Italia Mario Draghi mengatakan pada konferensi pers setelah KTT bahwa eksekutif UE akan membahas opsi dengan perusahaan minyak dan listrik besar. "Kami berharap ada beberapa proposal pada Mei," katanya.

Spanyol dan Portugal mendapatkan izin untuk menerapkan langkah-langkah sementara untuk mengekang harga listrik mereka.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan "perlakuan khusus" ini diberikan mengingat sebagian besar wilayah di semenanjung Iberia terpisah dari jaringan listrik UE. Komite eksekutif UE masih akan menilai usulan rencana jangka pendek yang disampaikan negara anggota UE lainnya.

Baca Juga: Swiss Sudah Tidak Aman Lagi bagi Aset Miliarder Rusia

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang menghadiri hari pertama KTT pada Jumat, menyatakan komitmen negaranya untuk meningkatkan pasokan gas alam ke Uni Eropa. AS mengambil langkah itu untuk mengurangi ketergantungan UE pada pasokan energi dari Rusia.

Rusia memasok 40% gas yang dibutuhkan UE untuk pemanas dan pembangkit listrik. Lebih dari seperempat minyak yang diimpor UE juga berasal dari Rusia. 

Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo, yang mendukung dorongan negara-negara Eropa selatan untuk intervensi pasar, mengatakan pemerintah di seluruh Uni Eropa menghadapi tekanan publik yang meningkat.

"Hari ini tentang masalah sehari-hari rakyat dan itu adalah tagihan listrik dan gas rakyat," katanya. "Kami sedang berperang dan dalam perang Anda perlu mengambil tindakan luar biasa."

Ada kesepakatan di antara 27 negara anggota tentang rencana pembelian bersama gas untuk menjinakkan harga.

Komisi Eropa telah mengatakan siap untuk memimpin negosiasi tentang pengumpulan permintaan dan pencarian gas sebelum musim dingin mendatang, mengikuti model serupa di mana blok tersebut membeli vaksin COVID-19 atas nama negara-negara anggota.

"Kami telah melihat beberapa negara pergi ke negara lain untuk menegosiasikan kontrak mereka sendiri. Itu, dan saya katakan kepada rekan-rekan ini, bukan cara terbaik karena kami mendorong harga naik," kata Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Namun, UE tetap terbagi atas apakah akan melarang impor minyak dan gas Rusia di samping sejumlah sanksi yang telah dijatuhkannya ke Moskow sejak invasi sebulan lalu.

Baca Juga: Rusia Peringatkan Barat: Penagihan Rubel Untuk Ekspor Gas Tinggal Beberapa Hari Lagi

Moskow menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi militer khusus" untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" Ukraina. Kyiv dan Barat mengatakan Putin melancarkan perang tanpa alasan.

Ketergantungan Eropa pada energi dari Rusia berarti pertanyaan tentang embargo, seperti yang telah diberlakukan Amerika Serikat, berisiko secara ekonomi, dan tidak ada keputusan yang diambil pada hari Jumat.

Jerman, Hungaria dan Austria termasuk di antara yang paling segan untuk memberlakukan larangan minyak dan gas Rusia. Tidak ada pernyataan sikap tentang permintaan Rusia bahwa negara-negara "tidak ramah" harus menggunakan rubel untuk membayar minyak dan gasnya. Draghi mengatakan para pemimpin sepakat bahwa permintaan Rusia untuk ekspor gas seperti itu akan merupakan pelanggaran kontrak.

Permintaan Kremlin menimbulkan dilema bagi negara-negara yang bergantung pada energi Rusia karena, dengan menyetujuinya, mereka akan menopang rubel dan menyalurkan mata uang keras ke Moskow - tetapi penolakan dapat berarti pasokan energi mereka mengering.

Bagikan

Berita Terbaru

Pemerintah Siap Guyur Stimulus Rp 16,23 Triliun untuk Dorong Ekonomi
| Senin, 15 September 2025 | 15:48 WIB

Pemerintah Siap Guyur Stimulus Rp 16,23 Triliun untuk Dorong Ekonomi

Ada delapan program akselerasi yang disiapkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk insentif PPh pasal 21 DTP

PPN DTP Dongkrak Penjualan Perumahan, Daya Beli Masih Jadi Tantangan
| Senin, 15 September 2025 | 14:00 WIB

PPN DTP Dongkrak Penjualan Perumahan, Daya Beli Masih Jadi Tantangan

Pengusaha berharap pemerintah tak hanya andalkan PPN DTP, tetapi perlu dilengkapi dengan kebijakan lain yang lebih langsung menyentuh masyarakat.

Dorong Pertumbuhan UMKM, OJK Terbitkan Beleid Mempermudah Kredit ke UMKM
| Senin, 15 September 2025 | 12:24 WIB

Dorong Pertumbuhan UMKM, OJK Terbitkan Beleid Mempermudah Kredit ke UMKM

OJK menerbitkan POJK no 19 tahun 2025 tentang Kemudahan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Di Tengah Euforia Akuisisi Tambang Emas PSAB, Kinerja Keuangan UNTR Masih Menantang
| Senin, 15 September 2025 | 10:38 WIB

Di Tengah Euforia Akuisisi Tambang Emas PSAB, Kinerja Keuangan UNTR Masih Menantang

Setelah transaksi akuisisi Tambang Emas Doup milik PSAB rampung, maka UNTR akan mengelola dua tambang emas.​

Harga Saham BBCA Mulai Rebound Usai Dilanda Aksi Jual Besar-besaran Investor Asing
| Senin, 15 September 2025 | 08:22 WIB

Harga Saham BBCA Mulai Rebound Usai Dilanda Aksi Jual Besar-besaran Investor Asing

Valuasi harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) saat ini sudah lebih rendah dibanding rata-rata historisnya.

Saham FITT Terbang Duluan, Belakangan Baru Diumumkan Pengendali Anyar Bakal Datang
| Senin, 15 September 2025 | 07:44 WIB

Saham FITT Terbang Duluan, Belakangan Baru Diumumkan Pengendali Anyar Bakal Datang

Saat ini PT Hotel Fitra International Tbk (FITT) hanya memiliki satu aset properti yang sudah beroperasi di Majalengka.

Aplikasi Digital Bank Syariah Bukan Lagi Tren, Sudah Jadi Kebutuhan
| Senin, 15 September 2025 | 07:39 WIB

Aplikasi Digital Bank Syariah Bukan Lagi Tren, Sudah Jadi Kebutuhan

Bank syariah terus menggenjot pengembangan aplikasi digital untuk memperluas basis nasabah ritel.     

Hemat Waktu dan Biaya dalam Rekrutmen dengan Aplikasi Berbasis AI
| Senin, 15 September 2025 | 07:28 WIB

Hemat Waktu dan Biaya dalam Rekrutmen dengan Aplikasi Berbasis AI

Dunia rekrutmen serta penilaian SDM membutuhkan bantuan teknologi AI. Tentu, ini menciptakan peluang bisnis aplikasi berbasis AI yang menarik.

Menyulap Limbah Jadi Gas Bersih untuk Energi
| Senin, 15 September 2025 | 07:19 WIB

Menyulap Limbah Jadi Gas Bersih untuk Energi

Pemerintah siap mengembangkan BioCNG berbasis limbah sebagai sumber energi terbarukan. Caranya?     

Penawaran SR023 Berakhir Hari Ini (15/9), Masih Ada Kuota Tersisa
| Senin, 15 September 2025 | 06:30 WIB

Penawaran SR023 Berakhir Hari Ini (15/9), Masih Ada Kuota Tersisa

Batas akhir penawaran SR023 15 September 2025 dengan kupon 5,80% vs saham, mana yang lebih menguntungkan?

INDEKS BERITA

Terpopuler