Regulator Telekomunikasi AS Catat Kaspersky dan Dua Perusahaan China di Daftar Hitam

Sabtu, 26 Maret 2022 | 10:58 WIB
Regulator Telekomunikasi AS Catat Kaspersky dan Dua Perusahaan China di Daftar Hitam
[ILUSTRASI. Ilustrasi Euegne Kaspersky, pendiri Kaspersky Lab.]
Reporter: Thomas Hadiwinata | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Komisi Komunikasi Federal (FCC) pada Jumat (25/3) menambahkan AO Kaspersky Lab asal Rusia, China Telecom (Americas) dan China Mobile International USA ke dalam daftar penyedia peralatan dan layanan komunikasi yang dianggap ancaman terhadap keamanan nasional AS.

Regulator di Amerika Serikat (AS) itu, tahun lalu menempatkan lima perusahaan China termasuk Huawei Technologies Co dan ZTE Corp sebagai kelompok pertama dalam daftar, yang diamanatkan berdasarkan undang-undang 2019. Kaspersky merupakan perusahaan asal Rusia pertama yang masuk dalam daftar hitam versi FCC.

Komisaris FCC Brendan Carr mengatakan penambahan nama dalam daftar hitam itu "akan membantu mengamankan jaringan kami dari ancaman yang ditimbulkan oleh entitas yang didukung negara China dan Rusia yang berusaha terlibat dalam spionase. Jika perluasan daftar tidak dilakukan, akan menimbulkan bahaya  bagi kepentingan Amerika."

Baca Juga: AS Dorong PBB Memperbaharui dan Memperkuat Sanksi Terhadap Korea Utara

Pejabat AS telah lama mengatakan bahwa pengoperasian piranti lunak Kaspersky dapat membuka jaringan Amerika untuk aktivitas berbahaya dari Moskow. Produk antivirus unggulan Kaspersky pun telah dilarang digunakan dalam jaringan pemerintah federal AS pada tahun 2017. Kaspersky yang berbasis di Moskow secara konsisten menyangkal menjadi alat pemerintah Rusia.

Dalam pengumumannya, FCC tidak mengaitkan penempatan Kaspersky dalam daftar hitam dengan invasi Rusia ke Ukraina. FCC juga tidak merujuk ke peringatan Presiden AS Joe Biden baru-baru ini tentang potensi serangan siber oleh Rusia sebagai tanggapan atas sanksi AS dan dukungan terhadap Ukraina.

Melalui pernyataan tertulis, Kaspersky mengatakan kecewa dengan keputusan FCC, dan menyebut alasan itu "dibuat atas dasar politik." Langkah itu “tidak berdasar dan merupakan respons terhadap iklim geopolitik daripada evaluasi komprehensif atas integritas produk dan layanan Kaspersky,” demikian pernyataan perusahaan itu.

Kedutaan Besar China di Washington mengatakan pada hari Jumat bahwa FCC "menyalahgunakan kekuasaan negara dan dengan jahat kembali menyerang operator telekomunikasi asal China tanpa dasar yang faktual. AS harus segera menghentikan penindasan yang tidak masuk akal terhadap perusahaan China.

"China akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk secara tegas melindungi hak dan kepentingan sah perusahaan China," tambahnya. Perusahaan-perusahaan China tidak segera berkomentar.

Pada bulan Oktober, FCC mencabut otorisasi AS untuk China Telecom (AS), dengan mengatakan perusahaan itu "dapat dieksploitasi, dipengaruhi dan dikendalikan oleh pemerintah China."  FCC mengutip keputusan sebelumnya untuk menolak atau mencabut lisensi perusahaan telekomunikasi China untuk beroperasi di AS dalam keputusannya untuk menambahkan mereka ke daftar ancaman.

FCC juga mencabut otorisasi AS atas China Unicom dan Pacific Networks serta anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki, ComNet. Pada 2019, FCC menolak tawaran China Mobile untuk menyediakan layanan telekomunikasi AS, dengan alasan risiko keamanan nasional.

Baca Juga: Rusia Peringatkan Barat: Penagihan Rubel Untuk Ekspor Gas Tinggal Beberapa Hari Lagi

Perusahaan asal AS tidak dapat membeli atau melakukan kegiatan pemeliharaan produk, dengan memanfaatkan dana layanan universal (USF) yang dikelola FCC senilai US$ 8 miliar, jika penyedia produk atau jasa itu masuk ke dalam daftar hitam. 

USF merupakan dana yang disediakan pemerintah federal AS untuk mendukung telekomunikasi di daerah pedesaan, konsumen berpenghasilan rendah, dan fasilitas seperti sekolah, perpustakaan, dan rumah sakit. FCC tahun lalu juga menyebut Hytera Communications, Hangzhou Hikvision Digital Technology dan Dahua Technology sebagai ancaman bagi keamanan AS.

Ketua FCC Jessica Rosenworcel mengatakan badan tersebut bekerja sama dengan badan keamanan nasional AS untuk memperbarui daftar dan akan menambahkan perusahaan tambahan jika diperlukan.

Bagikan

Berita Terbaru

Pasar Masih Menggiurkan, Bisnis Gadai Semakin Cuan
| Kamis, 06 Februari 2025 | 05:10 WIB

Pasar Masih Menggiurkan, Bisnis Gadai Semakin Cuan

Untuk meningkatkan keuntungan, peningkatan penetrasi pasar menjadi salah satu strategi industri gadai tahun ini.

Di Balik Kemunculan DeepSeek
| Kamis, 06 Februari 2025 | 05:07 WIB

Di Balik Kemunculan DeepSeek

Pemerintah dapat berguru pada AS atau China yang telah berpengalaman mengembangkan pembangunan berbasis teknologi. 

Eastparc Hotel (EAST) Bidik Pendapatan Rp 110 Miliar
| Kamis, 06 Februari 2025 | 05:05 WIB

Eastparc Hotel (EAST) Bidik Pendapatan Rp 110 Miliar

Tahun ini EAST  menargetkan okupansi hotel di kisaran 85% hingga 95%, dan untuk menggapai target ini pihaknya  melebarkan target pasar.

Laba Bersih XL Axiata (EXCL) Tumbuh 44,72% Pada 2024
| Kamis, 06 Februari 2025 | 05:05 WIB

Laba Bersih XL Axiata (EXCL) Tumbuh 44,72% Pada 2024

Laba bersih PT XL Axiata Tbk (EXCL) di sepanjang 2024 melejit 44,72% secara tahunan menjadi Rp 1,81 triliun dari Rp 1,25 triliun di 2023. ​

Ini Proyek Terdampak Bantuan USAID ke Indonesia yang Disetop
| Kamis, 06 Februari 2025 | 05:00 WIB

Ini Proyek Terdampak Bantuan USAID ke Indonesia yang Disetop

Proyek tersebut mencakup demokratis, antikorupsi, penanganan perubahan iklim dan lingkungan, pertumbuhan ekonomi, pendidikan, serta kesehatan. 

Marketing Sales Ciputra Development (CTRA) Naik 8% di Sepanjang 2024
| Kamis, 06 Februari 2025 | 04:30 WIB

Marketing Sales Ciputra Development (CTRA) Naik 8% di Sepanjang 2024

PT Ciputra Development Tbk (CTRA) mengantongi marketing sales Rp 11,02 triliun di 2024, naik 8% dibanding tahun 2023 sebesar Rp 10,2 triliun. ​

Sektor Penopang Ekonomi Tumbuh Melambat
| Kamis, 06 Februari 2025 | 04:25 WIB

Sektor Penopang Ekonomi Tumbuh Melambat

Tingkat pertumbuhan konsumsi rumahtangga cuma 4,94%, di bawah pertumbuhan ekonomi. Angka ini lebih rendah dari 2022 di 4,94%. 

Nusantara Infrastructure (META) Mengawal Tol JORR Elevated
| Kamis, 06 Februari 2025 | 04:25 WIB

Nusantara Infrastructure (META) Mengawal Tol JORR Elevated

META saat ini fokus mengembangkan proyek Jalan Tol JORR Elevated Cikunir-Ulujami senilai Rp 21 triliun.

Ada Penghematan Anggaran Negara, Order Kendaraan dari Pemerintah bisa Tersendat
| Kamis, 06 Februari 2025 | 03:21 WIB

Ada Penghematan Anggaran Negara, Order Kendaraan dari Pemerintah bisa Tersendat

Untuk mengantisipasi penghematan anggaran negara, pabrikan mobil dan karoseri terus memperkuat segmen pasar swasta.

INA dikabarkan Masuk Daftar Prospectivev Buyers Saham Road King Expressway (RKE)
| Rabu, 05 Februari 2025 | 15:44 WIB

INA dikabarkan Masuk Daftar Prospectivev Buyers Saham Road King Expressway (RKE)

​CVC tengah berupaya menjajakan 25% kepemilikannya atas RKE International (Road King Expressway International Holdings) sejak akhir 2024.

INDEKS BERITA

Terpopuler