Pasar Akan Cermati Perminitaan US Treasury dalam Lelang Pekan Ini

Selasa, 23 Maret 2021 | 18:29 WIB
Pasar Akan Cermati Perminitaan US Treasury dalam Lelang Pekan Ini
[ILUSTRASI. FILE PHOTO: Ilustrasi uang dollar Amerika Serikat yang dibuat pada 7 November 2016. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - CHICAGO. Permintaan surat utang pemerintah Amerika Serikat (US treasury) akan diuji dalam pelelangan senilai US$ 183 miliar, pekan ini. Perhatian pasar bakal tertuju ke obligasi berjangka tujuh tahun, yang gagal terserap dalam pelelangan bulan lalu.

Kementerian Keuangan AS meningkatkan penerbitan surat utang secara dramatis pada tahun lalu, untuk membiayai program stimulus yang bertujuan memerangi kejatuhan ekonomi di masa pandemi virus korona. Nilai penerbitan US treasury pada 2021 diperkirakan naik menjadi US$ 4 triliun, menurut ING.

Peningkatan pasokan, berikut janji Federal Reserve (Fed) untuk mempertahankan kebijakan moneter yang longgar kendati ekonomi mulai tumbuh dan inflasi meningkat, berujung pada peningkatan imbal hasil Treasury.

Baca Juga: Kunjungi China, diplomat top Rusia serukan untuk mengurangi penggunaan dollar AS

Investor juga akan mencermati pertemuan kongres dengan Ketua Fed Jerome Powell. Dalam pertemuan yang dijadwalkan berlangsung Selasa waktu AS itu, diperkirakan akan dipenuhi dengan pertanyaan tentang potensi risiko dari kebijakan super-mudah Fed, termasuk program pembelian obligasi.

Pekan lalu, imbal hasil Treasury berjangka 10 tahun mencapai 1,754%, yang merupakan angka tertinggi selama 14 bulan terakhir. Obligasi tersebut pada awal pekan ini diperdagangkan di kisaran 1,68%.

Dalam lelang yang berlangsung Selasa (23/3), Kementerian Keuangan menawarkan obligasi bertenor dua tahun senilai US$ 60 miliar. Lalu dalam lelang pada Rabu dan Kamis, yang ditawarkan, masing-masing secara berurutan adalah US treasury dengan tenor lima tahun senilai US$ 61 miliar, dan US treasury berjangka tujuh tahun senilai US$ 62 miliar.

Baca Juga: Ekonom Bank Mandiri beberkan sejumlah risiko pada nilai tukar rupiah tahun ini

"Saya pikir ada alasan bagus untuk optimistis terhadap lelang minggu ini," kata John Canavan, analis utama di Oxford Economics.

Dia mengatakan, lelang obligasi berjangka tujuh tahun senilai US$ 62 miliar pada 25 Februari, yang menghasilkan rasio permintaan terendah sepanjang sejarah untuk tenor tersebut, telah menjadi patokan terendah. Ia merujuk ke lelang-lelang treasury berikutnya, yang mencatat hasil cukup baik.

Lelang obligasi berjangka 20 tahun senilai US$ 24 miliar, minggu lalu, menuai penawaran yang melimpah, dengan rasio bid-to-cover, ukuran permintaan, 2,51 banding 1. Sebagai pembanding, lelang di bulan Februari menghasilkan rasio 2,15 banding 1, terendah sejak obligasi bertenor tersebut diluncurkan kembali pada Mei 2020.

Canavan juga mengutip data Investment Company Institute, yang memperlihatkan kenaikan yang diharapkan dalam permintaan luar negeri dan peningkatan arus masuk dana ke dana obligasi pemerintah kena pajak. Aliran masuk yang berkelanjutan mungkin didukung oleh pembayar pajak yang menginvestasikan uang tunai stimulus.

“Permintaan dana investasi dan permintaan luar negeri, yang merupakan dua pendorong utama lelang sebagian besar telah mengimbangi peningkatan ukuran lelang selama setahun terakhir,” katanya. "Bahkan jika permintaan dana investasi mulai stabil, itu hanya berarti bahwa meskipun (rasio bid-to-cover) tidak akan ekstrim, mereka akan tetap kuat."

Baca Juga: Fitch kukuhkan peringkat utang Indonesia pada BBB/Outlook Stabil (Investment Grade)

Zachary Griffiths, ahli strategi makro di Wells Fargo, menilai lelang surat berharga 10 tahun dan obligasi 20 dan 30 tahun di bulan ini cukup berhasil, karena harga perdagangan setelah pelelangan yang lebih rendah.

"Lelang ini telah menjadi peristiwa likuiditas dan orang-orang memanfaatkannya. Tetapi Anda masih melihat beberapa kesulitan dalam perdagangan setelahnya, yang menunjukkan bahwa permintaan yang mendasarinya tidak sekuat itu," katanya.

Dia menambahkan, meskipun imbal hasil obligasi bertenor lima tahun dan tujuh tahun lebih menarik daripada sebulan yang lalu, lelang tersebut mungkin sedikit lebih tertantang daripada lelang wesel dua tahun, yang mungkin akan berjalan dengan baik.

Selanjutnya: Pajak Digital Mengintai Para Kreator Konten di Dunia Maya

 

Bagikan

Berita Terbaru

Partisipasi Investor Milenial dan Gen Z di Pasar Saham Makin Semarak
| Minggu, 14 Desember 2025 | 10:04 WIB

Partisipasi Investor Milenial dan Gen Z di Pasar Saham Makin Semarak

Reli IHSG yang beberapa kali menembus rekor tertinggi, tak lepas dari meningkatnya aktivitas investor ritel, termasuk dari kelompok usia muda

Jantra Grupo (KAQI) Genjot Ekspansi Usai Raih Dana IPO
| Minggu, 14 Desember 2025 | 09:59 WIB

Jantra Grupo (KAQI) Genjot Ekspansi Usai Raih Dana IPO

Sebagian besar dana IPO terserap untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk pembangunan infrastruktur fisik. 

BEI Siapkan Pemberlakuan Periode Non Cancellation
| Minggu, 14 Desember 2025 | 09:43 WIB

BEI Siapkan Pemberlakuan Periode Non Cancellation

Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menerapkan periode non-cancellation pada sesi pra-pembukaan dan pra-penutupan mulai 15 Desember 2025

Berkah Kenaikan Trafik Data Telekomunikasi
| Minggu, 14 Desember 2025 | 09:39 WIB

Berkah Kenaikan Trafik Data Telekomunikasi

Meskipun trafik data naik, emiten sektor telekomunikasih masih dibayangi persaingan harga yang ketat

IHSG Pekan Ini Tembus Rekor Baru, Waspada Sentimen Global
| Minggu, 14 Desember 2025 | 06:00 WIB

IHSG Pekan Ini Tembus Rekor Baru, Waspada Sentimen Global

IHSG mengakumulasi kenaikan 0,32% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG menguat 22,33%.

Animo Investor Saham
| Minggu, 14 Desember 2025 | 05:50 WIB

Animo Investor Saham

​Kenaikan IHSG terdorong oleh peningkatan investor pasar modal di dalam negeri yang semakin melek berinvestasi saham.

Keandalan Menara MTEL Diuji Bencana Sumatera
| Minggu, 14 Desember 2025 | 05:35 WIB

Keandalan Menara MTEL Diuji Bencana Sumatera

Banjir dan longsor membuat layanan telekomunikasi di sejumlah wilayah Sumatera lumpuh. Dalam situasi ini, keandalan peru

Memutar Roda Bisnis yang Terhuyung di Pulau Andalas
| Minggu, 14 Desember 2025 | 05:10 WIB

Memutar Roda Bisnis yang Terhuyung di Pulau Andalas

Banjir dan longsor yang melanda Sumatera akhir November bukan hanya merenggut ratusan nyawa, tapi bikin meriang perdagangan.

 
Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:11 WIB

Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak

BI menargetkan volume transaksi QRIS tahun 2025 mencapai 15,37 miliar atau melonjak 146,4% secara tahunan dengan nilai Rp 1.486,8 triliun 

CIMB Niaga Syariah Jajaki Konsolidasi dengan BUS
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:07 WIB

CIMB Niaga Syariah Jajaki Konsolidasi dengan BUS

Bank CIMB Niaga berpotensi memiliki bank syariah beraset jumbo. Pasalnya, bank melakukan penjajakan untuk konsolidasi dengan bank syariah​

INDEKS BERITA

Terpopuler