KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para pelaku usaha menyambut baik kebijakan Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke level 5,75%. Ini menjadi angin segar bagi industri perhotelan, properti dan konstruksi.
Pemangkasan bunga acuan ini bisa menurunkan bunga kredit. "Biasanya pengaruhnya terasa pada dua sampai tiga bulan ke depan," kata Ariyo Tejo, Direktur PT Pudjiadi and Sons Tbk (PNSE) kepada KONTAN, Jumat (19/7).
Sebagai pelaku bisnis hotel, Ariyo menuturkan, bunga utang saat ini tidak boleh lebih dari 12% untuk mencegah persaingan yang tajam di industri perhotelan. "Dengan demikian, tentu harus mengajukan revisi bunga secepatnya ke kreditur," kata Ariyo.
Selain pemangkasan suku bunga acuan, pengembang properti mempertimbangkan faktor tingkat inflasi, perpajakan, gearing ratio. Juga kepastian hukum, keamanan, dan stabilitas pasar, yang memengaruhi bisnis.
PNSE mengakui efek positif penurunan bunga bank. Apalagi perusahaan ini tengah merenovasi hotel The Jayakarta Lombok dan The Jayakarta Flores yang terkena gempa bumi, serta The Jayakarta Anyer yang tersapu tsunami Selat Sunda.
Biaya renovasi hotel itu ditanggung oleh dua sumber. Sekitar Rp 16 miliar dari kas internal, sementara selebihnya berasal dari pinjaman Bank Mandiri. "Dengan capex sebesar Rp 16 miliar, kami fokus juga untuk merenovasi Hotel Jayakarta Bali, berupa perbaikan fasilitas kamar. Lalu, Hotel Jayakarta Jakarta dengan penambahan fasilitas parkir yang disewa Imperial Chef," beber Ariyo.
Direktur Utama PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) Stefanus Ridwan S menilai, pemangkasan suku bunga merupakan indikasi baik untuk memperbaiki perekonomian. Sebab biaya modal akan menjadi lebih murah. "Jika suku bunga simpanan bank ikut menurun, maka masyarakat terdorong untuk mengembangkan uangnya, tidak disimpan begitu saja. Bisa melalui bisnis atau investasi," ungkapnya.
Apalagi saat ini, Pakuwon Jati sedang menyiapkan pembangunan kawasan superblok seluas 3,6 hektare di Bekasi Barat. Stefanus berharap, proyek senilai
Rp 2 triliun ini mulai konstruksi akhir tahun 2019.
Perusahaan kontraktor pun senang dengan turunnya suku bunga acuan BI. "Beban bunga yang ditanggung oleh perusahaan akan turun," ujar Ki Syahgolang, Sekretaris Perusahaan PT Adhi Karya Tbk.
Tahun ini, ADHI memasang target kontrak baru senilai Rp 30 triliun. Sampai dengan semester I-2019, realisasi kontrak baru hanya Rp 5,4 triliun atau 18% dari target tahun 2019. "Tapi efek positif penurunan suku bunga acuan ini baru dirasakan tahun depan," kata Syahgolang.
Dwijanto, Direktur Indpenden PT Indonesia Pondasi Raya Tbk menimpali, optimistis sentimen suku bunga acuan akan meningkatkan kinerja perseroan. "Tentunya makin optimistis," ujar dia.