Pebisnis Hotel, Properti, Konstruksi Senang Suku Bunga Turun

Sabtu, 20 Juli 2019 | 05:45 WIB
Pebisnis Hotel, Properti, Konstruksi  Senang Suku Bunga Turun
[]
Reporter: Amalia Fitri, Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para pelaku usaha menyambut baik kebijakan Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke level 5,75%. Ini menjadi angin segar bagi industri perhotelan, properti dan konstruksi.

Pemangkasan bunga acuan ini bisa menurunkan bunga kredit. "Biasanya pengaruhnya terasa pada dua sampai tiga bulan ke depan," kata Ariyo Tejo, Direktur PT Pudjiadi and Sons Tbk (PNSE) kepada KONTAN, Jumat (19/7).

Sebagai pelaku bisnis hotel, Ariyo menuturkan, bunga utang saat ini tidak boleh lebih dari 12% untuk mencegah persaingan yang tajam di industri perhotelan. "Dengan demikian, tentu harus mengajukan revisi bunga secepatnya ke kreditur," kata Ariyo.

Selain pemangkasan suku bunga acuan, pengembang properti mempertimbangkan faktor tingkat inflasi, perpajakan, gearing ratio. Juga kepastian hukum, keamanan, dan stabilitas pasar, yang memengaruhi bisnis.

PNSE mengakui efek positif penurunan bunga bank. Apalagi perusahaan ini tengah merenovasi hotel The Jayakarta Lombok dan The Jayakarta Flores yang terkena gempa bumi, serta The Jayakarta Anyer yang tersapu tsunami Selat Sunda.

Biaya renovasi hotel itu ditanggung oleh dua sumber. Sekitar Rp 16 miliar dari kas internal, sementara selebihnya berasal dari pinjaman Bank Mandiri. "Dengan capex sebesar Rp 16 miliar, kami fokus juga untuk merenovasi Hotel Jayakarta Bali, berupa perbaikan fasilitas kamar. Lalu, Hotel Jayakarta Jakarta dengan penambahan fasilitas parkir yang disewa Imperial Chef," beber Ariyo.

Direktur Utama PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) Stefanus Ridwan S menilai, pemangkasan suku bunga merupakan indikasi baik untuk memperbaiki perekonomian. Sebab biaya modal akan menjadi lebih murah. "Jika suku bunga simpanan bank ikut menurun, maka masyarakat terdorong untuk mengembangkan uangnya, tidak disimpan begitu saja. Bisa melalui bisnis atau investasi," ungkapnya.

Apalagi saat ini, Pakuwon  Jati sedang menyiapkan pembangunan  kawasan superblok seluas 3,6 hektare di Bekasi Barat. Stefanus berharap, proyek senilai 
Rp 2 triliun ini mulai konstruksi akhir tahun 2019.

Perusahaan kontraktor pun senang dengan turunnya suku bunga acuan BI. "Beban bunga yang ditanggung oleh perusahaan akan turun," ujar Ki Syahgolang, Sekretaris Perusahaan PT Adhi Karya Tbk.

Tahun ini, ADHI memasang target kontrak baru senilai Rp 30 triliun. Sampai  dengan semester I-2019, realisasi kontrak baru hanya Rp 5,4 triliun atau 18% dari target tahun 2019. "Tapi efek positif penurunan suku bunga acuan ini baru dirasakan tahun depan," kata Syahgolang.

Dwijanto, Direktur Indpenden PT Indonesia Pondasi Raya Tbk menimpali, optimistis sentimen suku bunga acuan akan meningkatkan kinerja perseroan. "Tentunya makin optimistis," ujar dia.

Bagikan

Berita Terbaru

Otoritas Pajak Mengkaji Ulang Skema Tarif Efektif Rata-Rata PPh 21
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 10:53 WIB

Otoritas Pajak Mengkaji Ulang Skema Tarif Efektif Rata-Rata PPh 21

DJP mengevaluasi skema tarif efektif rata-rata dalam perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang seringkali memicu kelebihan bayar gaji karyawan. 

APBD yang Mengendap dan Inersia Fiskal Daerah
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 10:19 WIB

APBD yang Mengendap dan Inersia Fiskal Daerah

Ketika keberanian membelanjakan anggaran tidak tumbuh, maka desentralisasi hanya menjadi ritual administratif tanpa semangat pembangunan.​

Investasi Minim Naker
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 10:01 WIB

Investasi Minim Naker

Pemerintah perlu menata ulang arah insentif investasi agar tidak hanya mengejar nilai, tetapi juga manfaat sosialnya.

Menakar Efek Program MBG Ke Emiten Produsen Susu, Ada ULTJ, DMND, dan CMRY
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 09:49 WIB

Menakar Efek Program MBG Ke Emiten Produsen Susu, Ada ULTJ, DMND, dan CMRY

Kebutuhan susu diperkirakan naik efek program MBG, dari sebelumnya sekitar 4,7 juta ton naik menjadi lebih dari 8 juta ton.

Dampak Rencana MSCI Masih Mengiringi Gerak Bursa, Berikut Proyeksi IHSG Hari Ini
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 09:01 WIB

Dampak Rencana MSCI Masih Mengiringi Gerak Bursa, Berikut Proyeksi IHSG Hari Ini

MSCI juga akan menerapkan pembulatan baru mulai Mei 2026, dengan aturan berbeda tergantung besarnya free float.

Produksi dan Kapasitas Panas Bumi Serta Kontrak Jangka Panjang Jadi Andalan PGEO
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 08:43 WIB

Produksi dan Kapasitas Panas Bumi Serta Kontrak Jangka Panjang Jadi Andalan PGEO

Tertekan karena faktor non-operasional, termasuk selisih kurs dan biaya bunga dari ekspansi pembangkit. Secara operasional masih solid.

Saham AMMS ARA Lagi, Negosiasi Akuisisi Oleh Investor Kakap di COIN Masih Berlangsung
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 08:43 WIB

Saham AMMS ARA Lagi, Negosiasi Akuisisi Oleh Investor Kakap di COIN Masih Berlangsung

Indikator teknikal menunjukkan, saham PT Agung Menjangan Mas Tbk (AMMS) masih berpeluang melanjutkan kenaikan.

Pendapatan dan Laba AKRA di Kuartal IV-2025 bisa Lebih Baik, Ditopang Penjualan Lahan
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 08:15 WIB

Pendapatan dan Laba AKRA di Kuartal IV-2025 bisa Lebih Baik, Ditopang Penjualan Lahan

Persoalan pasokan BBM di SPBU BP-AKR tidak berdampak signifikan lantaran kontribusinya yang mini ke PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).

Sido Muncul Menadah Berkah dari Masuk Angin
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 08:14 WIB

Sido Muncul Menadah Berkah dari Masuk Angin

Kinerja PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) diproyeksi membaik pada semester II 2025

Harga Emas Dunia Terkoreksi, Investor Saham Disarankan Wait and See
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 07:55 WIB

Harga Emas Dunia Terkoreksi, Investor Saham Disarankan Wait and See

Potensi kenaikan harga emas hingga pengujung tahun 2025 diprediksi tidak akan terlalu signifikan lagi.

INDEKS BERITA

Terpopuler