Peluang Rezeki dari Saham Penghuni Baru Indeks MSCI

Kamis, 13 Februari 2025 | 05:05 WIB
Peluang Rezeki dari Saham Penghuni Baru Indeks MSCI
[ILUSTRASI. FILE PHOTO: The MSCI logo is seen in this June 20, 2017 illustration photo. REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo]
Reporter: Pulina Nityakanti, Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Dikky Setiawan

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Morgan Stanley Capital International (MSCI) akhirnya resmi mengumumkan hasil rebalancing saham-saham yang masuk dan keluar dari indeks MSCI Global Standard dan MSCI Small Cap pada Selasa (11/2).

Sesuai perkiraan pasar sebelumnya, sejumlah saham emiten Bursa Efek Indonesia (BEI) didepak keluar dari indeks MSCI.

Berdasarkan keterangan MSCI Indonesia pada Rabu (12/2), saham-saham emiten di BEI yang keluar sebagai penghuni indeks MSCI Global Standard adalah PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Tapi, tidak ada satu pun saham asal BEI yang mampu masuk MSCI Global Standard Indexes. 

Meski didepak keluar indeks MSCI Global Standard, saham INKP dan MDKA hanya dirotasi ke indeks MSCI Small Cap atau saham dengan nilai kapitalisasi pasar kecil.

Namun, dewi fortuna belum berpihak pada saham UNVR. Saham emiten konsumer ini tak bisa lagi mejeng di papan saham MSCI, baik  MSCI Global Standard maupun Small Cap.

Baca Juga: INKP, MDKA, UNVR Tergusur dari MSCI Global Indeks, CLEO Masuk Small Cap

Di kategori Small Cap, MSCI hanya memilih tiga saham untuk menempati indeks tersebut. Selain INKP dan MDKA, satu pendatang baru di daftar MSCI Small Cap adalah saham PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO).

Di lain sisi, MSCI mendepak empat saham konstituen MSCI Small Cap asal BEI sebelumnya. Yakni ERAA, BJBR, MTDL dan WIKA.

Dari hasil kocok ulang itu, MSCI akan memberlakukan efektif konstituen barunya pada 3 Maret 2025. Sedangkan batas akhir penutupan rebalancing pada 28 Februari 2025.

Sebagai catatan, setiap tahun, MSCI melakukan rebalancing sebanyak empat kali, yakni pada bulan Februari, Mei, Agustus, dan November.

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan menyoroti, tiga saham yang tergusur di indeks MSCI menyiratkan kecenderungan investor global belum kembali melirik pasar Indonesia. 

"Saham yang keluar berpotensi lebih sulit mendapatkan inflow dari investor asing. Sebab, indeks MSCI jadi salah satu acuan asing," kata Ekky kepada KONTAN, kemarin.

Dampak ke IHSG

Junior Equity Analyst Pilarmas Investindo Sekuritas, Arinda Izzaty Hafiya menimpali, dihapusnya INKP, MDKA, dan UNVR dari MSCI Global Standard Index sesuai perkiraan analis.

"Dalam beberapa waktu terakhir kinerja saham-saham ini mengalami tekanan atau kapitalisasi pasarnya melemah," kata Arinda.

Berdasarkan data Bloomberg, market cap saham-saham emiten BEI yang keluar dari indeks MSCI memang terus melorot.

Contohnya saham UNVR. Mengutip Bloomberg, kemarin, market cap UNVR tersisa Rp 54,36 triliun, turun tajam dari Rp 71,91 triliun pada 30 Desember 2024. 

Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia, Budi Frensidy menilai, jika rebalancing sesuai ekspektasi, IHSG dan saham terkait bisa dapat sentimen positif ke depan. Sebab, akan ada investor asing masuk membeli saham tersebut. Sebaliknya begitu.

Direktur Kanaka Hita Solvera, Daniel Agustinus melihat, saham yang keluar MSCI  kemungkinan dipicu rata-rata transaksi harian tidak memenuhi syarat MSCI.

Baca Juga: Pasar Saham Terkoreksi, Pilih Bertahan atau Perlu Beralih ke Instrumen Non Saham?

Dus, Daniel mengingatkan agar investor mewaspadai potensi tekanan jual saham yang keluar indeks MSCI. Terutama, mendekati berlakunya rebalancing.

Praktisi Pasar Modal, Raden Bagus Bima mengamati, pasar merespons positif saham yang masuk ke indeks MSCI. Tercermin, harga saham CLEO  melesat 5,15% ke Rp 1.530 pada perdagangan kemarin. 

Untuk saham yang keluar indeks, Bima memperkirakan pada bulan Maret dan setelahnya akan mengalami pengurangan likuiditas dan volatilitas. Ini sejalan dengan berkurangnya faktor keterlibatan investor asing di saham itu.

Saran Bima, cermati saham-saham yang tergusur atau mengalami pengurangan bobot dari indeks MSCI. Koreksi harga bisa menjadi peluang  memulai koleksi.

"Kemungkinan saat rebalancing akhir bulan ini bisa dapat harga terbaik, dan memanfaatkan peluang rebound untuk jangka pendek," kata Bima.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Menyisir Dinamika dan Alternatif Penyempitan Ukuran Rumah Subsidi
| Senin, 07 Juli 2025 | 18:31 WIB

Menyisir Dinamika dan Alternatif Penyempitan Ukuran Rumah Subsidi

Hashim S. Djojohadikusuma menyebut wacana memperkecil ukuran rumah subsidi belum menjadi standar akhir alias masih dalam tahap pembahasan.

Direksi Saratoga Investama Sedaya Tambah Kepemilikan, SRTG Ada di Awal Fase Uptrend
| Senin, 07 Juli 2025 | 17:47 WIB

Direksi Saratoga Investama Sedaya Tambah Kepemilikan, SRTG Ada di Awal Fase Uptrend

Penurunan harga SRTG tampaknya sejalan dengan kinerja investasinya di sejumlah perusahaan yang pada kuartal I-2025 turun 11,2% QoQ.

Yield Turun, Ongkos Utang Pemerintah Makin Murah
| Senin, 07 Juli 2025 | 14:56 WIB

Yield Turun, Ongkos Utang Pemerintah Makin Murah

Lelang SBN perdana di semester kedua 2025 ramai peminat. Pada lelang 1 Juli 2025, total permintaan yang masuk mencapai Rp 121,68 triliun.​

Main Saham Kian Mudah dengan Aplikasi Investasi
| Senin, 07 Juli 2025 | 14:27 WIB

Main Saham Kian Mudah dengan Aplikasi Investasi

Jalan aplikasi investasi saham menjaring investor baru, lancar, seiring jumlah investor yang terus meningkat.        

Laju Kredit Masih Belum Bisa Melejit
| Senin, 07 Juli 2025 | 14:08 WIB

Laju Kredit Masih Belum Bisa Melejit

Ketidakpastian ekonomi telah menahan hasrat pelaku usaha untuk mengajukan kredit di bank.                  

Profit 25,09% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Susut Lagi (7 Juli 2025)
| Senin, 07 Juli 2025 | 08:50 WIB

Profit 25,09% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Susut Lagi (7 Juli 2025)

Harga emas batangan Antam 24 karat hari ini 7 Juli 2025) di Logammulia.com tertera Rp 1.901.000 per gram.

Aturan Panas Bumi Sedang Direvisi, Bakal Ada Kepastian PJBL Hingga Harga Jual Listrik
| Senin, 07 Juli 2025 | 08:06 WIB

Aturan Panas Bumi Sedang Direvisi, Bakal Ada Kepastian PJBL Hingga Harga Jual Listrik

Proses revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 2017 diharapkan bisa rampung pada September 2025.

JP Morgan Rajin Borong Saham GOTO di Awal Juli 2025, Harganya bisa Terus Rebound?
| Senin, 07 Juli 2025 | 07:24 WIB

JP Morgan Rajin Borong Saham GOTO di Awal Juli 2025, Harganya bisa Terus Rebound?

Selain JP Morgan, akumulasi saham GOTO di awal Juli 2025 juga dilakoni Credit Agricole Group dan State Street Corp..

Mengantisipasi Perubahan Penguasa Market Cap Bursa
| Senin, 07 Juli 2025 | 07:07 WIB

Mengantisipasi Perubahan Penguasa Market Cap Bursa

 Dominasi saham-saham perbankan di daftar 10 besar kapitalisasi pasar (market capitalization) mulai memudar.

IHSG Melemah pada Paruh Pertama 2025, di Semester II Ketidakpastian Masih Menghantui
| Senin, 07 Juli 2025 | 07:02 WIB

IHSG Melemah pada Paruh Pertama 2025, di Semester II Ketidakpastian Masih Menghantui

Perang dagang, tensi geopolitik, dan kondisi ekonomi domestik RI kurang mendukung pasar saham Indonesia. 

INDEKS BERITA

Terpopuler