Penerbangan dan Pebisnis Pariwisata di AS Meminta Ini Agar Bisnisnya Jalan Lagi

Jumat, 23 Oktober 2020 | 10:04 WIB
Penerbangan dan Pebisnis Pariwisata di AS Meminta Ini Agar Bisnisnya Jalan Lagi
[ILUSTRASI. Deretan pesawat Delta Air Lines dikandangkan di landas pacu bandara Atlanta, Georgia AS, akibat pemangkasan rute di masa pandemi. 21 Maret 2020. REUTERS/Elijah Nouvelage TPX IMAGES OF THE DAY]
Reporter: Thomas Hadiwinata | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON (Reuters). Institusi yang terkait dengan industri penerbangan dan pariwisata di Amerika Serikat (AS), Kamis (23/10) meminta pemerintah federal dan negara bagian, serta negara asing untuk mengubah kebijakan pembatasan. Mereka meminta keharusan karantina dan larangan perjalanan bagi penumpang maskapai yang berlaku saat ini, diganti dengan kewajiban bagi penumpang pesawat untuk melakukan uji Covid 19 keberangkatan dan setelah kedatangan.

Langkah itu akan meningkatkan trafik penumpang pesawat di AS untuk rute internasional, yang  menurut data industri penerbangan, telah anjlok hingga 78% dari tahun ke tahun. untuk periode tujuh hari terakhir,.

Kelompok yang meliputi Asosiasi Transportasi Udara Internasional, Maskapai untuk Amerika, Kamar Dagang AS, serikat maskapai penerbangan, dan Asosiasi Perjalanan AS, meminta Pemerintahan Donald Trump, gubernur di berbagai negara bagian, dan mitra internasional “menggunakan pendekatan berbasis risiko dan berorientasi data untuk memilih pengujian Covid-19, dan meniadakan karantina dan larangan perjalanan. Jadi, jaringan perjalanan dapat dibuka kembali dengan aman,” demikian pernyataan kelompok itu.

Baca Juga: GIAA terapkan stimulus PJP2U pada komponen tarif tiket pesawat

Grup tersebut menambahkan, karantina perjalanan sedang menghancurkan industri penerbangan dan pariwisata.

Saat ini, 18 negara bagian AS memiliki beberapa jenis karantina untuk pelancong yang tiba, kata kelompok itu. Hawaii pekan lalu mulai mengizinkan penumpang maskapai yang dites negatif Covid-19 untuk menghindari karantina wajib selama dua minggu pada saat kedatangan.

AS masih memberlakukan larangan masuk bagi hampir semua warga negara non-AS yang baru-baru ini berada di China, Inggris Raya, Irlandia, Brasil, Iran, dan negara-negara di wilayah yang disebut wilayah bebas perbatasan Schengen di Eropa.

Hampir seluruh negara di Eropa melarang pelancong dari AS. Sementara Inggris mengizinkan orang AS untuk berkunjung, asalkan melakukan karantina selama dua minggu pada saat kedatangan.

"Pembatasan berkelanjutan pada perjalanan internasional dan kebijakan negara bagian dan karantina internasional yang berbeda menghambat pemulihan ekonomi AS," tambah surat itu.

Pemerintahan Trump telah mengadakan diskusi tingkat tinggi dengan negara-negara termasuk Inggris, Jerman, Jepang, Kanada, dan Italia tentang kemungkinan pembentukan "gelembung penerbangan" yang memungkinkan perjalanan atau mengurangi karantina jika penumpang setuju untuk tes Covid-19 sebelum keberangkatan. dan pada saat kedatangan.

Baca Juga: Terdampak pandemi Covid-19, AP II lakukan penghematan hingga Rp 1,8 triliun

Yang sedang dibahas adalah apakah karantina masih diperlukan. Beberapa ahli kesehatan di pemerintahan Trump meminta karantina tetap ada, namun waktunya dipangkas menjadi satu minggu. Pembahasan juga menyoal jenis tes yang akan digunakan.

Peningkatan kasus baru infeksi virus corona di beberapa negara, seperti AS menjadi alasan pemerintah di banyak negara untuk menunda pencabutan berbagai kebijakan pembatasan gerak, seperti karantina.

Selanjutnya: Pebisnis Hotel dan Wisata Menanti Dana Hibah Rp 3,3 triliun dari Pemerintah

 

Bagikan

Berita Terbaru

Proyeksi IHSG Hari Ini (14/10) di Tengah Ketegangan AS‑China
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 04:45 WIB

Proyeksi IHSG Hari Ini (14/10) di Tengah Ketegangan AS‑China

IHSG masih tercatat menguat 1,07% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG menguat 16,20%.

Berbenah Menghadapi Gig Economy
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 04:40 WIB

Berbenah Menghadapi Gig Economy

Masih cukup waktu membenahi ekonomi domestik untuk menghadapi gig economy agar menjadi kekuatan ekonomi kelas menengah Indonesia.

GMF Aero Asia (GMFI) Pasang Target Konservatif
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 04:20 WIB

GMF Aero Asia (GMFI) Pasang Target Konservatif

Slot perawatan yang semula dijadwalkan pada awal bergeser ke semester II-2025, sehingga realisasi pendapatan baru terlihat pada paruh kedua.

Aset Asuransi Jiwa Tumbuh Meski Dibekap Tantangan
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 04:15 WIB

Aset Asuransi Jiwa Tumbuh Meski Dibekap Tantangan

Bila melihat data hingga Juli 2025, aset industri tercatat masih meningkat 2,20% menjadi Rp 601,7 triliun.

Prabowo Coret Proyek PIK 2 dari PSN, Tekanan Saham PANI Bisa Berlanjut
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 04:15 WIB

Prabowo Coret Proyek PIK 2 dari PSN, Tekanan Saham PANI Bisa Berlanjut

Saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) tertekan usai Presiden Prabowo Subianto mencabut proyek PIK 2 Tropical Coastland dari daftar PSN

B50 Bikin Melejit Harga Minyak Sawit
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 04:15 WIB

B50 Bikin Melejit Harga Minyak Sawit

Penerapan B50 pada semester kedua tahun depan berpotensi memanaskan harga CPO, yang akhirnya berdampak pada harga TBS di tingkat petani.

Harga Sudah Rendah, Saatnya Saham Bank Ditadah
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 04:10 WIB

Harga Sudah Rendah, Saatnya Saham Bank Ditadah

Harga saham-saham berkapitalisasi pasar besar sudah mencapai level terendah dalam tiga tahun terakhir

Penjualan Mobil Murah Kian Melambat
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 04:05 WIB

Penjualan Mobil Murah Kian Melambat

Mencatat penjualan wholesales mobil LCGC nasional merosot 47% year-on-year (yoy) menjadi 7.795 unit pada September 2025.

TLKM, WIFI dan DSSA Bersaing di Lelang Pita 1,4 GHz, Begini Rekomendasi Sahamnya
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 04:05 WIB

TLKM, WIFI dan DSSA Bersaing di Lelang Pita 1,4 GHz, Begini Rekomendasi Sahamnya

Lelang pita frekuensi 1,4 GHz telah berlangsung pada Senin (13/10). Ada tiga perusahaan telekomunikasi yang berhasil melenggang ke tahap akhir.

Mencari Emiten Defensif yang Paten
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 04:00 WIB

Mencari Emiten Defensif yang Paten

Dalam ketidakpastian global yang meningkat, investor cenderung memilih saham-saham dengan volatilitas rendah dan fundamental kuat.

INDEKS BERITA