Penerbitan Surat Utang Korporasi Mencapai Rp 25 Triliun

Jumat, 26 April 2019 | 07:14 WIB
Penerbitan Surat Utang Korporasi Mencapai Rp 25 Triliun
[]
Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam tiga bulan pertama tahun 2019, jumlah penerbitan surat utang korporasi mencapai Rp 25,6 triliun.

Data Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyebut, dari jumlah itu, penerbitan obligasi korporasi masih mayoritas yakni mencapai Rp 22,5 triliun. Adapun sisinya adalah medium term notes (MTN) Rp 3,1 triliun.

Direktur Utama Pefindo Salyadi Saputra mengatakan, ada 19 perusahaan yang menerbitkan obligasi korporasi, sedangkan tujuh perusahaan lainnya memilih menawarkan surat utang berbentuk MTN.

Walau nampak ramai, Salyadi melihat penerbitan surat utang korporasi baru akan menggeliat pada semester II-tahun ini 2019. "Memang kuartal I-2019 masih kecil jumlah penerbitan surat utang, tetapi akan membaik di semester I," kata dia yakin, kemarin.

Optimisme ini muncul karena kebutuhan ekspansi dan refinancing perusahaan tahun ini cukup besar. Dari tahun ke tahun jumlah outstanding surat utang korporasi juga terus bertambah.

Pada periode yang sama, mandat penerbitan surat utang yang diterima Pefindo mencapai Rp 41 triliun. Lagi-lagi, masih didominasi oleh penerbitan obligasi yang mencapai Rp 34 triliun. Sedangkan MTN hanya sebesar Rp 7 triliun.

Salyadi memproyeksikan jumlah penerbitan surat utang korporasi di tahun ini bisa menyamai atau melebihi jumlah penerbitan di tahun lalu yang sebesar Rp 105,3 triliun untuk obligasi dan Rp 23,5 triliun untuk MTN.

"Di tahun ini, trennya berbalik dari tahun lalu, jika di tahun lalu penerbitan ramai di awal tahun dan menyusut di akhir tahun, di awal tahun ini penerbitan masih lesu dan akan membaik jelang akhir tahun," jelas Salyadi.

Penerbitan surat utang korporasi akan membaik karena didukung tingkat suku bunga yang cenderung bergerak flat. "Saya optimistis suku bunga Bank Indonesia (BI) cenderung tak berubah tahun ini meski potensi suku bunga turun tetap ada. Dengan sentimen positif pasar surat utang akan membuat harga obligasi acuan naik dan yield bergerak turun," ujarnya. Dampaknya, kata dia, kondisi itu akan menambah daya tarik menerbitkan surat utang korporasi.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Xerox Holdings Bakal Akuisisi Lexmark Senilai US$ 1,5 Miliar
| Senin, 23 Desember 2024 | 19:48 WIB

Xerox Holdings Bakal Akuisisi Lexmark Senilai US$ 1,5 Miliar

Lexmark perusahaan yang berbasis di Lexington, Kentucky dibentuk sebagai bentuk spin off dari IBM pada bulan Maret 1991.

Valuasi IPO CBDK Dinilai Menarik, Begini Analisisnya
| Senin, 23 Desember 2024 | 15:51 WIB

Valuasi IPO CBDK Dinilai Menarik, Begini Analisisnya

CBDK meminta harga IPO 19x-26x P/E sepanjang tahun 2025, lebih tinggi dibandingkan perusahaan sejenis di sektornya yang hanya 6x-9x P/E.

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir
| Senin, 23 Desember 2024 | 14:21 WIB

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir

Mirae Asset minta waktu hingga 16 Januari 2025 untuk memberikan tanggapan karena proposal penggugat harus dirapatkan melibatkan seluruh direksi.

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang
| Senin, 23 Desember 2024 | 13:58 WIB

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang

Saham-saham dengan kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) besar tak melulu jadi pilihan tepat untuk investasi jangka panjang.

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga
| Senin, 23 Desember 2024 | 09:00 WIB

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga

PALM mencetak laba bersih Rp 464,63 miliar di Januari-September 2024, dibandingkan periode sebelumnya rugi bersih sebesar Rp 1,94 triliun.

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:52 WIB

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik

Sejumlah sektor usaha dinilai masih prospektif dan berpotensi sebagai motor penggerak ekonomi Indonesia ke depan, setidaknya dalam jangka menengah

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:47 WIB

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025

Tantangan pemerintah Indonesia untuk memacu perekonomian semakin berat pada tahun depan, termasuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:36 WIB

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan

Bila mendapatkan insentif pajak, maka PPnBM untuk kendaraan hybrid akan dibanderol sebesar 3% hingga 4%.

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:35 WIB

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli

Miten yang bergerak di bisnis barang konsumsi dibayangi sentimen kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%.

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:25 WIB

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun

Sudah tidak banyak lagi ruang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menguat di sisa tahun ini. 

INDEKS BERITA

Terpopuler