Pengadilan London Minta Binance Lacak dan Identifikasi Peretas Akun Penggunanya

Sabtu, 14 Agustus 2021 | 15:09 WIB
Pengadilan London Minta Binance Lacak dan Identifikasi Peretas Akun Penggunanya
[ILUSTRASI. Ilustrasi logo Binance dan grafik, 28 Juni 2021. REUTERS/Dado Ruvic]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - LONDON. Pengadilan Tinggi London memerintahkan Binance, salah satu bursa mata uang kripto terbesar di dunia, untuk mengidentifikasi peretas dan membekukan akun mereka. Permintaan itu muncul setelah seorang pengguna di salah satu bursa uang kripto terbesar di dunia itu, menyatakan telah menjadi korban peretasan senilai US$ 2,6 juta (sekitar Rp 37,3 miliar).

Dalam vonis yang diumumkan minggu ini, hakim pengadilan tinggi London mengabulkan permintaan Fetch.ai ke Binance untuk mengambil langkah-langkah mengidentifikasi para peretas dan melacak serta menyita aset.

Meskipun nilai peretasan relatif kecil, ini merupakan kasus hukum pertama yang melibatkan Binance. Kasus ini juga menguji kemampuan sistem pengadilan Inggris untuk mengadili praktik penipuan pada platform cryptocurrency.

Baca Juga: Begini prospek kripto klub bola yang terangkat oleh kepindahan Lionel Messi

“Kami dapat mengonfirmasi bahwa kami membantu Fetch.ai dalam pemulihan aset,” kata juru bicara Binance.

“Binance secara rutin membekukan akun yang diidentifikasi melakukan aktivitas yang mencurigakan, Ini sejalan dengan kebijakan keamanan dan komitmen kami untuk memastikan bahwa pengguna mendapat perlindungan saat menggunakan platform kami."

Binance, yang memiliki struktur perusahaan yang tidak jelas, mendapat sorotan sejalan dengan peningkatan kewaspadaan regulator terhadap cryptocurrency di banyak negara. Peningkatan pengawasan itu bermuara pada kekhawatiran bahwa bursa uang kripto digunakan untuk aksi pencucian uang, atau ajang penipuan.

Binance mengatakan berkomitmen untuk mematuhi aturan lokal di mana pun ia beroperasi. Perusahaan itu juga memperkuat tim kepatuhan dan dewan penasihat internasionalnya. 

“Kita perlu menghilangkan mitos bahwa cryptoassets bersifat anonim. Kenyataannya, dengan aturan dan aplikasi yang tepat mereka dapat dilacak, dilacak, dan dipulihkan,” Syedur Rahman, seorang mitra di Rahman Ravelli, yang mewakili Fetch.ai.

Fetch.ai, yang didirikan di Inggris dan Singapura, mengembangkan proyek kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk basis data blockchain. Perusahaan itu menyebut ada penipu yang meretas akun cryptocurrency-nya di bursa Binance pada 6 Juni.

Baca Juga: Pecah rekor! Peretas berhasil curi aset kripto hingga US$ 600 juta di PolyNetwork

Karena tidak bisa memindahkan aset, yang disebabkan oleh pembatasan akun, peretas diduga menjual aset yang mereka begal ke pihak ketiga, dengan harga yang lebih murah dalam waktu kurang dari satu jam.

Menurut Rahman, Binance telah memberi tahu Fetch.ai tentang aktivitas yang tidak biasa di akunnya. Bursa itu juga telah membekukan sejumlah uang dan mengindikasikan akan mematuhi perintah.

Namun, penggugat harus membuktikan bahwa mereka adalah korban penipuan sebelum mendapat perintah pemulihan.

“Kami telah bekerja sama dengan Binance dan penegak lokal untuk mendapatkan detail tentang peretas,” kata Fetch.ai dalam pernyataan tertulis melalui email.

Selanjutnya: Rumus Perhitungannya Rumit, Kompensasi dari Telsa untuk Musk di 2020 Masih Nihil

 

Bagikan

Berita Terbaru

Menguak Penyebab Kenaikan Impor Bahan Baku dan Barang Modal RI Saat PMI Terkontraksi
| Minggu, 06 Juli 2025 | 09:00 WIB

Menguak Penyebab Kenaikan Impor Bahan Baku dan Barang Modal RI Saat PMI Terkontraksi

Kenaikan impor bahan baku dan barang modal saat manufaktur lesu juga ditengarai efek praktik dumping yang dilakukan China.

Safe Haven Masih Menjadi Primadona di Semester II-2025, Emas Tetap Jadi Andalan Utama
| Minggu, 06 Juli 2025 | 08:00 WIB

Safe Haven Masih Menjadi Primadona di Semester II-2025, Emas Tetap Jadi Andalan Utama

Ketidakpastian arah suku bunga acuan The Fed dan geopolitik yang masih memanas kurang mendukung aset berisiko seperti saham.

Dilema Harga Eceran Tertinggi Beras dan Daya Beli Masyarakat
| Minggu, 06 Juli 2025 | 07:15 WIB

Dilema Harga Eceran Tertinggi Beras dan Daya Beli Masyarakat

Harga beras medium dan premium saat ini jauh di atas HET. Masih perlu harga eceran tertinggi?        

Kejayaan Jati dan Bisnis Furnitur yang Terancam Babak Belur
| Minggu, 06 Juli 2025 | 05:39 WIB

Kejayaan Jati dan Bisnis Furnitur yang Terancam Babak Belur

Ancaman tarif resiprokal ke Amerika Serikat, hingga banjir produk furnitur impor, menjadi tantangan industri.

Melaba dari Usaha Minuman Matcha
| Minggu, 06 Juli 2025 | 05:34 WIB

Melaba dari Usaha Minuman Matcha

Belakangan, olahan matcha digemari masyarakat. Peluang ini ditangkap pelaku usaha yang menuai omzet hingga ratusan juta

PR Perlindungan Investor
| Minggu, 06 Juli 2025 | 05:31 WIB

PR Perlindungan Investor

Nyoman terkejut karena dia merasa cuma mengorder 9 lot, namun mengapa bisa berubah menjadi 16.541 lot?

IHSG Turun 0,47% Sepekan, Intip Saham-Saham Top Gainers dan Top Losers Bursa
| Minggu, 06 Juli 2025 | 04:00 WIB

IHSG Turun 0,47% Sepekan, Intip Saham-Saham Top Gainers dan Top Losers Bursa

IHSG ditutup melemah ke 6.865,19 pada perdagangan terakhir, 4 Juli 2025 setelah melemah 0,47% dalam sepekan mulai 30 Juni 2025.

Akuisisi Tahap Pertama KRYA Terlaksana, Investor Asal Hongkong Lanjut Due Dilligence
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 18:00 WIB

Akuisisi Tahap Pertama KRYA Terlaksana, Investor Asal Hongkong Lanjut Due Dilligence

Akuisisi PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) oleh sejumlah perusahaan yang bergerak di bisnis kendaraan listrik mulai terlaksana.

Sentimen Harga Emas dan Infrastruktur Pabrik Bawa Kinerja BRMS Melonjak
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 17:17 WIB

Sentimen Harga Emas dan Infrastruktur Pabrik Bawa Kinerja BRMS Melonjak

Kinerja emiten tambang PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) diprediksi semakin cemerlang hingga 2027 mendatang.

Sejumlah Emiten Diuntungkan Melalui Deregulasi Kebijakan Impor
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 17:01 WIB

Sejumlah Emiten Diuntungkan Melalui Deregulasi Kebijakan Impor

Kebijakan deregulasi impor memberi ruang memperlancar rantai pasok bahan baku, komponen produksi, hingga barang konsumsi tertentu.

INDEKS BERITA

Terpopuler