Penjualan Baterai ke Tesla Naik, Penurunan Laba LGES Tidak Serendah Perkiraan

Rabu, 27 April 2022 | 09:02 WIB
Penjualan Baterai ke Tesla Naik, Penurunan Laba LGES Tidak Serendah Perkiraan
[ILUSTRASI. Ilustrasi LG Energy Solution, 4 Desember 2021. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - SEOUL. LG Energy Solution Ltd (LGES) pada Rabu mengumumkan penurunan laba kuartalan sebesar 24%. Penurunan lebih kecil daripada perkiraan karena penjualan baterai silinder ke Tesla Inc mampu mengimbangi tekanan produksi akibat kekurangan chip.

Laba operasional perusahaan Korea Selatan itu untuk periode Januari-Maret senilai 259 miliar won, turun dibandingkan pencapaian di periode sama tahun sebelumnya, yaitu 341 miliar won tahun. Rata-rata proyeksi laba dari 16 analis adalah 141 miliar won, demikian ditunjukkan data Refinitiv SmartEstimate. 

Pendapatan naik 2,1% menjadi 4,3 triliun won. LGES mengatakan pertumbuhan pendapatan dibatasi oleh "kenaikan biaya bahan baku, kekurangan semikonduktor global yang sedang berlangsung dan gangguan rantai pasokan yang disebabkan oleh konflik militer antara Rusia dan Ukraina dan penguncian COVID secara berkala."

Raksasa baterai itu mengatakan mampu mempertahankan laba operasi yang stabil dengan penjualan sel baterai silinder yang solid. LGES memasok baterai mobil listrik ke sejumlah pabrikan dunia, seperti GM, Volkswagen dan Lucid.

Baca Juga: Rebound di China, Kapasitas Penerbangan Dunia Pekan Ini Tertinggi selama 2022

LGES bulan lalu mengumumkan rencana investasi 1,7 triliun won untuk membangun pabrik baterai di Arizona pada tahun 2024. Pabrik itu akan memenuhi permintaan dari perusahaan rintisan terkemuka dan pelanggan Amerika Utara lainnya. 

LGES mengatakan telah memperbarui anggaran belanja modal tahun ini menjadi 7 triliun won, naik lebih dari 10% dari 6,3 triliun won yang diumumkan sebelumnya pada Februari.

LGES mengatakan pihaknya berencana untuk meningkatkan kapasitas produksi tahunannya menjadi sekitar 520 gigawtt jam (GWh) baterai pada tahun 2025, cukup untuk memberi daya pada sekitar 7,3 juta kendaraan listrik. Ia mengharapkan untuk mengamankan kapasitas tahunan sekitar 200 GWh pada akhir tahun ini.

LGES merupakan perusahaan hasil spin off dari LG Chem Ltd, dan diperdagangkan di bursa pertama kali pada Januari tahun ini. Pada perdagangan 8.23 WIB pagi ini, saham LGES melemah 3,1% berbanding indeks patokan di bursa Korea, KOSPI, yang jatuh 1,8%. Analis mengatakan bahwa periode penguncian yang berakhir pada hari Rabu menyebabkan investor institusi menjual saham LGES mereka.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Koreksi Hampir 6%, Brent ke US$ 100,36 dan WTI Sentuh US$ 96,32

Saham LGES turun sekitar 16% sejak penawaran umum perdana karena gangguan rantai pasokan terus berlanjut karena penguncian akibat COVID di China dan konflik di Ukraina.

Pekan lalu, hasil kuartal pertama Tesla melonjak melewati perkiraan Wall Street karena perusahaan mengirimkan unit rekor dengan harga lebih tinggi, dan Chief Executive Elon Musk mengatakan pihaknya memiliki peluang yang masuk akal untuk mencapai pertumbuhan pengiriman kendaraan 60% tahun ini.

Tetapi para analis mengatakan hasil kuartal kedua LGES dapat terpukul dari penutupan Tesla dari pabriknya di Shanghai karena protokol COVID-19.

Tesla mengatakan telah kehilangan sekitar satu bulan volume pembangunan dari pabriknya di Shanghai dan bahwa produksi telah dilanjutkan pada tingkat terbatas, yang akan berdampak pada total volume pembangunan dan pengiriman pada kuartal kedua.

Bagikan

Berita Terbaru

Mantan Bos & Pemilik GOTO Diperiksa Kejagung atas Kasus Korupsi di Kemendikbudristek
| Selasa, 15 Juli 2025 | 03:35 WIB

Mantan Bos & Pemilik GOTO Diperiksa Kejagung atas Kasus Korupsi di Kemendikbudristek

Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Harli Siregar menyatakan pemeriksaan saksi untuk memperkuat pembuktian dan melengkapi pemberkasan.

Cari Alternatif Pendanaan, Bank Menawarkan Surat Utang
| Selasa, 15 Juli 2025 | 03:22 WIB

Cari Alternatif Pendanaan, Bank Menawarkan Surat Utang

Penerbitan obligasi ini merupakan bagian dari strategi pendanaan jangka menengah panjang Bank Mandiri Taspen untuk mendukung ekspansi pembiayaan  

Emiten Ritel Mengharap Berkah saat Daya Beli Melemah
| Selasa, 15 Juli 2025 | 03:19 WIB

Emiten Ritel Mengharap Berkah saat Daya Beli Melemah

Kinerja emiten sektor ritel di kuartal kedua dan ketiga 2025 berpeluang kenaikan permintaan belanja masyarakat yang lebih tinggi di Juni dan Juli

Pasar Besar, Pemodal Asing Masih Mengincar Bank Dalam Negeri
| Selasa, 15 Juli 2025 | 03:19 WIB

Pasar Besar, Pemodal Asing Masih Mengincar Bank Dalam Negeri

Pembagian dividen menjadi salah satu daya tarik tapi ada juga bank yang belum balik modal setelah berinvestasi di saham bank lokal

Meracik Formula Pajak yang Tepat untuk UMKM
| Selasa, 15 Juli 2025 | 03:18 WIB

Meracik Formula Pajak yang Tepat untuk UMKM

Bagi UMKM yang baru berdiri, pemerintah dapat mengenakan pajak yang lebih rendah dengan skema pelaporan yang lebih sederhana.

Bank Syariah Yakin Efek Pemindahan Dana Muhamadiyah Tak Signifikan
| Selasa, 15 Juli 2025 | 03:17 WIB

Bank Syariah Yakin Efek Pemindahan Dana Muhamadiyah Tak Signifikan

PT Bank BCA Syariah Pranata mengungkapkan penempatan dana Muhammadiyah kecil dan masih di bawah Rp 50 miliar.

IHSG Menanti Arah Kebijakan Suku Bunga Bank Indonesia
| Selasa, 15 Juli 2025 | 03:17 WIB

IHSG Menanti Arah Kebijakan Suku Bunga Bank Indonesia

Katalis utama pergerakan IHSG masih dari penantian pengumuman BI rate yang diperkirakan tetap dipertahankan

Risiko Lebih Tinggi, Asuransi Mobil Listrik Bakal Lebih Mahal
| Selasa, 15 Juli 2025 | 03:16 WIB

Risiko Lebih Tinggi, Asuransi Mobil Listrik Bakal Lebih Mahal

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah menyusun rancangan Surat Edaran OJK (SEOJK) tentang Tarif Premi Asuransi Harta Benda dan Kendaraan Bermotor. 

Posisi Utang Luar Negeri Indonesia per Mei 2025 Tumbuh Lebih Rendah
| Selasa, 15 Juli 2025 | 03:16 WIB

Posisi Utang Luar Negeri Indonesia per Mei 2025 Tumbuh Lebih Rendah

BI mencatat posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia mencapai US$ 435,6 miliar pada Mei 2025, naik 6,8% secara tahunan.

Saham-Saham Prajogo Pangestu Menyokong IHSG saat Saham Bank Jeblok
| Selasa, 15 Juli 2025 | 03:15 WIB

Saham-Saham Prajogo Pangestu Menyokong IHSG saat Saham Bank Jeblok

Meski IHSG menguat, ada lebih banyak saham yang harganya melemah. Sebanyak 418 saham melemah, 188 saham yang harganya naik, dan 198 saham flat.

INDEKS BERITA

Terpopuler