Perbaiki Hubungan Dengan Mitra Arab Teluk, Biden Kirim Para Delegasi Bintang ke UEA


KONTAN.CO.ID - ABU DHABI. Presiden Joe Biden mengirim delegasi utama Amerika Serikat (AS) ke Uni Emirat Arab (UEA) pada Hari Senin (16/5) untuk menyampaikan belasungkawa setelah kematian penguasanya. Lawatan itu sekaligus menjadi upaya nyata AS untuk memperbaiki hubungan yang berantakan dengan para sekutu di Kawasan Teluk Arab.

Sejak akhir pekan, para pemimpin dunia telah datang ke UEA untuk menyambut pemimpin baru Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan (MbZ). Kunjungan mereka juga untuk memberikan penghormatan atas kematian Presiden Khalifa bin Zayed.

Sementara delegasi AS yang dipimpin oleh Wakil Presiden Kamala Harris, mencakup hampir semua pembantu keamanan nasional utama Biden. Mereka mulai Sekretaris Negara dan Pertahanan AS, Kepala Central Intelligence Agency (CIA) hingga para pejabat tinggi Gedung Putih.

Ini Artikel Spesial

Segera berlangganan sekarang untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap.

ATAU

Baca Juga: Tantang Unilever, Reliance Perkuat Lini Barang Konsumsi Lewat Akuisisi Lusinan Merek

Harris akan menekankan niat untuk memperdalam hubungan di berbagai bidang. Selain keamanan, sasaran bidang yang lain seperti iklim, ruang angkasa, energi hingga perdagangan.

Susunan delegasi mencerminkan keinginan Washington untuk menunjukkan komitmennya terhadap Kawasan Arab Teluk. Demikian kata para pejabat senior AS.

"Senioritas dan ukuran delegasi AS adalah sinyal yang sangat jelas dan akan berarti bagi Sheikh Mohammed dan kepemimpinan UEA," kata seorang sumber yang akrab dengan pemikiran Emirat. Dia meminta anonim.

Baca Juga: Permintaan Listrik Lesu, Produksi Batubara China Turun dari Rekor Tertingginya

Timur Tengah belum menjadi prioritas bagi pemerintahan Biden yang fokus utamanya adalah mengatasi tantangan China. Namun sejak Februari 2022, agenda kebijakan luar negeri AS didominasi oleh konflik Ukraina.

Keinginan Washington untuk meningkatkan hubungan dengan monarki-monarki Arab Teluk telah didorong oleh urgensi baru setelah invasi Rusia ke Ukraina. Konflik tersebut menyoroti relevansi para produsen minyak Teluk di tengah usaha Eropa mengurangi ketergantungan energinya terhadap Rusia.

Negara-negara Arab Teluk sejauh ini menolak untuk memihak dalam konflik Ukraina. Negara kelas berat OPEC yakni Arab Saudi dan UEA, juga menolak seruan untuk menaikkan produksi guna membantu menjinakkan harga minyak mentah yang telah memperburuk inflasi di seluruh dunia.

UEA frustasi

 

Omer Taspinar, pakar kebijakan di lembaga pemikir Brookings Institution juga melihat ada upaya untuk mengembalikan keadaan setelah UEA frustrasi terhadap Amerika Serikat karena tidak adanya kunjungan tingkat tinggi setelah serangan Houthi. "(Kunjungan para delegasi utama AS kali ini) adalah serangan pesona utama di pihak pemerintahan Biden untuk memperbaiki hubungan," katanya.

UEA sudah sangat frustrasi dengan apa yang mereka lihat sebagai kurangnya dukungan kuat AS setelah serangan rudal pada Bulan Januari 2022 oleh Houthi yang bersekutu dengan Iran di Abu Dhabi. Dalam pengakuan publik yang jarang terjadi pada Bulan Maret 2022, utusan UEA ke Washington mengatakan hubungan kedua negara berada di bawah tekanan.

Baca Juga: Lusinan Kota Lakukan Lockdown, Ekonomi China Lumpuh Sepanjang April

Reuters telah melaporkan bahwa Biden membuat marah Sheikh Mohammed dengan tidak menelepon dengan cepat setelah serangan Houthi. Pemimpin UEA juga kecewa karena Biden tidak menanggapi dengan lebih tegas peristiwa itu dan tidak mengembalikan sebutan teroris untuk Houthi. 

Negara-negara Arab Teluk telah kesal dengan anggapan penurunan komitmen AS terhadap keamanan mereka dalam menghadapi program rudal Iran dan jaringan proksi regional. Pada saat yang sama UEA terlibat dengan Teheran untuk menahan ketegangan. 

Abu Dhabi dan Riyadh juga frustrasi dengan kondisi penjualan senjata AS. Pada Bulan Desember 2022, UEA mengatakan akan menangguhkan pembicaraan tentang pembelian jet tempur F-35 buatan AS karena kondisi yang terkait dengan penjualan.

Baca Juga: Pertahankan Kebijakan Jangka Menengah, POBC Diharap Lakukan Pelonggaran Tambahan

Pada pertemuan dengan Sheikh Mohammed di Maroko pada Bulan Maret 2022, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken meyakinkan tentang komitmen Washington terhadap wilayah tersebut.

UEA mengatakan Amerika Serikat tetap menjadi mitra strategis bahkan saat memperdalam hubungan dengan China dan Rusia. "Ada kemajuan, (tetapi juga) lebih banyak yang harus dilakukan. UEA menginginkan hubungan yang lebih dekat dan lebih jelas dengan AS," kata sumber UEA.

Editor: Anastasia Lilin Yuliantina